Kimia Farma Akuisisi 60% Saham Perusahaan Farmasi Asal Arab Saudi
A
A
A
JAKARTA - PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) melaksanakan penandatanganan shareholder agreement dengan perusahaan farmasi asal Arab Saudi, Marei Bin Mahfouz (MBM) Group dalam rangka mengakuisisi 60% saham anak usaha perusahaan tersebut, yakni Dawaa Medical Limited Company (Dawaa). Kesepakatan ini langkah perseroan untuk mengembangkan bisnisnya di wilayah Timur Tengah.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Kimia Farma Honesti Basyir dan Chief Executive Officer MBM, He Lord DR. Mahfouz Bin Marei Bin Mahfouz CBE, FRSA, GCMLJ. Kimia Farma mengakuisisi saham Dawaa melalui penyertaan modal atau investasi sebesar SAR38 juta (Arab Saudi Riyal) dengan skema pemesanan saham baru (share subscription). Dengan demikian, perseroan kini menjadi pemegang saham mayoritas melalui kepemilikan saham sebesar 60%.
"Kimia Farma mengakuisisi saham Dawaa dengan penyertaan modal investasi 38 juta riyal melalui penerbitan saham baru. Jadi, Kimia Farma menjadi pemegang saham mayoritas," jelas Dirut Kimia Farma Honesti Basyir di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (5/3/2018).
Dengan kepemilikan saham 60%, Dawaa kini berubah nama menjadi Kimia Farma Dawaa dan perusahaan joint venture ini menjadi entitas anak baru di Kimia Farma Group. Aksi korporasi ini sekaligus menandai beroperasinya Kimia Farma Dawaa secara efektif di bulan ini.
Menurutnya, perseroan saat ini memang tengah mengembangkan bisnis ke luar negeri, khususnya Timur Tengah dan Afrika Utara (Middle East and North Africa/MENA). Ini sebagai strategi pengembangan bisnis dan pasar dalam meningkatkan benefit bagi para stakeholder.
“Sudah saatnya Kimia Farma memperbesar pasar untuk skala global. Sebagai BUMN Farmasi, Kimia Farma tidak hanya hadir untuk masyarakat di negeri sendiri. Akan tetapi juga hadir di luar negeri," imbuh dia.
Selain itu, ekspansi bisnis ini sekaligus untuk mendukung program pemerintah dalam melayani kebutuhan pelayanan kesehatan jamaah haji dan umrah Indonesia yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Serta melayani Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Arab Saudi.
Kimia Farma memilih Arab Saudi sebagai pintu masuk penetrasi pasar ke wilayah timur tengah karena prospek bisnis kesehatan di Arab Saudi cukup menjanjikan dengan estimasi nilai pasar farmasi sebesar USD20 miliar di tahun 2020. "Arab Saudi dipilih sebagai pintu masuk penetrasi pasar ke middle east, karena sangat menjanjikan dengan estimasi nilai pasar farmasi USD20 miliar di 2020," tandasnya.
Sebagai informasi, untuk menjalankan kegiatan perdagangan (wholesale) farmasi, kosmetik, alat medis dan pengelolaan apotek (ritel), Dawaa didukung oleh jaringan apotek sebanyak 31 gerai, yang terdiri atas 10 gerai di Mekkah dan 21 gerai di Jeddah. Disamping itu, terdapat 2 Distributor Center di Mekah dan Jeddah.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Kimia Farma Honesti Basyir dan Chief Executive Officer MBM, He Lord DR. Mahfouz Bin Marei Bin Mahfouz CBE, FRSA, GCMLJ. Kimia Farma mengakuisisi saham Dawaa melalui penyertaan modal atau investasi sebesar SAR38 juta (Arab Saudi Riyal) dengan skema pemesanan saham baru (share subscription). Dengan demikian, perseroan kini menjadi pemegang saham mayoritas melalui kepemilikan saham sebesar 60%.
"Kimia Farma mengakuisisi saham Dawaa dengan penyertaan modal investasi 38 juta riyal melalui penerbitan saham baru. Jadi, Kimia Farma menjadi pemegang saham mayoritas," jelas Dirut Kimia Farma Honesti Basyir di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (5/3/2018).
Dengan kepemilikan saham 60%, Dawaa kini berubah nama menjadi Kimia Farma Dawaa dan perusahaan joint venture ini menjadi entitas anak baru di Kimia Farma Group. Aksi korporasi ini sekaligus menandai beroperasinya Kimia Farma Dawaa secara efektif di bulan ini.
Menurutnya, perseroan saat ini memang tengah mengembangkan bisnis ke luar negeri, khususnya Timur Tengah dan Afrika Utara (Middle East and North Africa/MENA). Ini sebagai strategi pengembangan bisnis dan pasar dalam meningkatkan benefit bagi para stakeholder.
“Sudah saatnya Kimia Farma memperbesar pasar untuk skala global. Sebagai BUMN Farmasi, Kimia Farma tidak hanya hadir untuk masyarakat di negeri sendiri. Akan tetapi juga hadir di luar negeri," imbuh dia.
Selain itu, ekspansi bisnis ini sekaligus untuk mendukung program pemerintah dalam melayani kebutuhan pelayanan kesehatan jamaah haji dan umrah Indonesia yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Serta melayani Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Arab Saudi.
Kimia Farma memilih Arab Saudi sebagai pintu masuk penetrasi pasar ke wilayah timur tengah karena prospek bisnis kesehatan di Arab Saudi cukup menjanjikan dengan estimasi nilai pasar farmasi sebesar USD20 miliar di tahun 2020. "Arab Saudi dipilih sebagai pintu masuk penetrasi pasar ke middle east, karena sangat menjanjikan dengan estimasi nilai pasar farmasi USD20 miliar di 2020," tandasnya.
Sebagai informasi, untuk menjalankan kegiatan perdagangan (wholesale) farmasi, kosmetik, alat medis dan pengelolaan apotek (ritel), Dawaa didukung oleh jaringan apotek sebanyak 31 gerai, yang terdiri atas 10 gerai di Mekkah dan 21 gerai di Jeddah. Disamping itu, terdapat 2 Distributor Center di Mekah dan Jeddah.
(akr)