Olahan Kelapa Kepri Akan Tembus Pasar Ekspor Eropa dan Amerika
A
A
A
SERI KUALA LOBAM - Olahan kelapa butir dari wilayah Kabupaten Bintan, Kota Batam, maupun Karimun, Lingga, Anambas dan Natuna siap menembus pasar ekspor ke Eropa, maupun Amerika. General Manager PT Bintan Inti Industrial Estate (BIIE) Lobam Surya Cahyadi mengatakan, perusahaan asal Jerman akan menanamkan investasinya di Kawasan Industri Bintan (KIB) Lobam dengan nama perusahannya Bionesia.
Kelapa butir sebagai bahan produksi, diterangkan bersumber dari produk petani di Bintan, Karimun, Batam dan sekitarnya. "Pengolahan kelapa yang berorientasi ekspor ini berbasis organik. Dengan bahan baku berupa kelapa butir yang dibeli dari petani ini akan meningkatkan nilai per butir kelapa. Dan perekonomian petanipun meningkat," ujar Surya, di KIB Lobam, Kamis (8/3/2018).
Berbagai olahan dari industri berbasis kelapa ini di antaranya santan kental, santal encer, kelapa parut kering, juga nata de coco, maupun virgin coconut oil (VCO), yang merupakan produk-produk olahan dari kelapa dengan teknologi modern. "Akan menyerap tenaga kerja ratusan. Karena bidang-bidang pekerjaannya banyak, mulai dari produksi, maintenance peralatan, bagian pendukung, hingga bagian shipping," tambahnya.
Investor lain yang juga melirik KIB Lobam, katanya di bidang peternakan itik. Peternakan ini dikelola secara modern, dengan bioteknologi, maupun rekayasa genetika. Sehingga ramah lingkungan dan menggunakan sistem teknologi berkelanjutan.
Selain kedua bidang tersebut, investor asal Singapura juga berniat menanamkan modalnya di bidang offshore/galangan kapal. Nama perusahaannya Bintan Offsore Marine Center (BOMC). BOMC merupakan merger empat perusahaan yang berada di bawah Gallant Venture. Surya mengutarakan, mereka akan melakukan perluasan industri galangan kapal di Lobam.
Sambung dia menjelaskan, BOMC akan dibangun di kawasan industri Bintan, Lobam dengan tahap awal memerlukan lahan sekitar 30 hektare. Total lahan yang dibutuhkan sampai dengan tahap akhir sekitar 70 hektare lahan, di pinggir laut dengan cakupan air 800 meter.
Perusahaan galangan ini terang dua tidak membuat kapal atau pabrikasi melainkan industri reparasi kapal, menyediakan logistik proyek untuk industri sumber daya pertambangan, minyak dan gas, kelautan, dan penerbangan.
Humas PT BIIE Lobam, Basuni mengatakan, pemerintah sangat mendukung hadirnya BOMC di Lobam. Bahkan, baru-baru ini pihaknya sudah membicarakannya dengan Kadin dan Kementerian Koordinator Ekonomi di Batam. “Pemda juga mendukung ke arah itu,” katanya. Menurutnya, ini menjadi peluang yang besar bagi Bintan, sebab akan berdampak luas pada penyerapan tenaga kerja lokal.
Kelapa butir sebagai bahan produksi, diterangkan bersumber dari produk petani di Bintan, Karimun, Batam dan sekitarnya. "Pengolahan kelapa yang berorientasi ekspor ini berbasis organik. Dengan bahan baku berupa kelapa butir yang dibeli dari petani ini akan meningkatkan nilai per butir kelapa. Dan perekonomian petanipun meningkat," ujar Surya, di KIB Lobam, Kamis (8/3/2018).
Berbagai olahan dari industri berbasis kelapa ini di antaranya santan kental, santal encer, kelapa parut kering, juga nata de coco, maupun virgin coconut oil (VCO), yang merupakan produk-produk olahan dari kelapa dengan teknologi modern. "Akan menyerap tenaga kerja ratusan. Karena bidang-bidang pekerjaannya banyak, mulai dari produksi, maintenance peralatan, bagian pendukung, hingga bagian shipping," tambahnya.
Investor lain yang juga melirik KIB Lobam, katanya di bidang peternakan itik. Peternakan ini dikelola secara modern, dengan bioteknologi, maupun rekayasa genetika. Sehingga ramah lingkungan dan menggunakan sistem teknologi berkelanjutan.
Selain kedua bidang tersebut, investor asal Singapura juga berniat menanamkan modalnya di bidang offshore/galangan kapal. Nama perusahaannya Bintan Offsore Marine Center (BOMC). BOMC merupakan merger empat perusahaan yang berada di bawah Gallant Venture. Surya mengutarakan, mereka akan melakukan perluasan industri galangan kapal di Lobam.
Sambung dia menjelaskan, BOMC akan dibangun di kawasan industri Bintan, Lobam dengan tahap awal memerlukan lahan sekitar 30 hektare. Total lahan yang dibutuhkan sampai dengan tahap akhir sekitar 70 hektare lahan, di pinggir laut dengan cakupan air 800 meter.
Perusahaan galangan ini terang dua tidak membuat kapal atau pabrikasi melainkan industri reparasi kapal, menyediakan logistik proyek untuk industri sumber daya pertambangan, minyak dan gas, kelautan, dan penerbangan.
Humas PT BIIE Lobam, Basuni mengatakan, pemerintah sangat mendukung hadirnya BOMC di Lobam. Bahkan, baru-baru ini pihaknya sudah membicarakannya dengan Kadin dan Kementerian Koordinator Ekonomi di Batam. “Pemda juga mendukung ke arah itu,” katanya. Menurutnya, ini menjadi peluang yang besar bagi Bintan, sebab akan berdampak luas pada penyerapan tenaga kerja lokal.
(akr)