Jokowi Puji Produktivitas Jagung Lamongan
A
A
A
LAMONGAN - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pujian terhadap produktivitas jagung di Lamongan yang dapat mencapai 10,6 ton per hektare. Pujian ini dilontarkan saat memberikan sertifikat kepada 5.750 warga di lima kabupaten yang terpusat di Lamongan.
“Di Lamongan ini rupanya tanahnya bagus dan mampu menghasilkan jagung yang luar biasa. Rata-rata produktivitas jagung di Lamongan bisa mencapai 10,6 ton per hektare. Padahal di tempat lain hanya antara 6 hingga 7 ton per hektare saja," ujar Jokowi saat memberikan sambutan di Alun-alun Lamongan, Kamis (8/3/2018).
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo yang berkesempatan memberikan sambutan juga melontarkan pujian kepada Bupati Lamongan Fadeli. Bahkan, politisi Demokrat itu sempat menyebut, bila Bupati Fadeli sebagai Bupati Jagung.
“Kami apresiasi Pak Bupati Lamongan yang mampu menaikkan rata-rata produktivitas dari sebelumnya 6.5 ton perhektare menjadi 8,9 ton perhektare. Bahkan di kawasan percontohan rata-rata produktivitasnya mencapai dari 10,6 ton perhektare,“ tukasnya.
Dalam upaya mencapai target menerbitkan 7 juta sertifikat tahun ini, Jokowi juga melontarkan sindiran terkait telah diterimanya sertifikat oleh warga. “Saya minta sertifikatnya diangkat tinggi-tinggi, biar kelihatan. Bahwa 5.750 sertifikat sudah benar-benar diserahkan kepada rakyat. Supaya tidak seremonial, hanya kepada 12 orang saja,“ ujarnya.
Tidak cukup di situ, Presiden Jokowi kemudian menceritakan ikhwal kengototannya agar semua bidang tanah di Indonesia sudah bersertifikat pada 2025. Alasannya, supaya sengketa lahan yang selama ini menjadi sumber konflik di daerah-daerah, tidak terjadi lagi.
Sebab, kerap kali, perselisihan lahan membuat permusuhan dalam keluarga. “Tahun lalu Pak Menteri (Sofyan Djalil) saya targetkan bisa merampungkan 5 juta sertifikat. Jika tidak tercapai, pilihannya cuma dua, dicopot atau diganti,“ katanya.
Atas dasar itulah, Presiden Jokowi mewanti-wanti, agar sertifikat yang sudah diterima, dijaga dan dimanfaatkan dengan bijak. Bahkan, disimpan yang rapi dalam wadah plastik agar tidak cepat rusak. Kemudian di foto copy agar jika hilang, mudah pengurusannya.
Bahkan, masih kata Jokowi, sertifikat yang sudah diterimakan, dapat digunakan sebagai agunan untuk pinjaman. Namun, pinjaman itu jangan sampai digunakan untuk kegiatan konsumtif seperti membeli mobil atau sepeda motor. “Ada baiknya, saya menyarankan agar digunakan untuk modal usaha. Kemudian hasil keuntungan dari usaha itu baru untuk membeli kebutuhan,” katanya lagi.
Sedangkan, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil menyatakan, bila sebanyak 5.750 sertifikat yang dibagikan itu untuk lima kabupaten. Yakni Lamongan sebanyak 1.500, Gresik 1.500, Bojonegoro 1.500, Tuban 750 dan Sidoarjo 500. “Kami menargetkan di tahun 2023, seluruh tanah di Jawa Timur sudah bersertifikat,” pungkasnya.
“Di Lamongan ini rupanya tanahnya bagus dan mampu menghasilkan jagung yang luar biasa. Rata-rata produktivitas jagung di Lamongan bisa mencapai 10,6 ton per hektare. Padahal di tempat lain hanya antara 6 hingga 7 ton per hektare saja," ujar Jokowi saat memberikan sambutan di Alun-alun Lamongan, Kamis (8/3/2018).
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo yang berkesempatan memberikan sambutan juga melontarkan pujian kepada Bupati Lamongan Fadeli. Bahkan, politisi Demokrat itu sempat menyebut, bila Bupati Fadeli sebagai Bupati Jagung.
“Kami apresiasi Pak Bupati Lamongan yang mampu menaikkan rata-rata produktivitas dari sebelumnya 6.5 ton perhektare menjadi 8,9 ton perhektare. Bahkan di kawasan percontohan rata-rata produktivitasnya mencapai dari 10,6 ton perhektare,“ tukasnya.
Dalam upaya mencapai target menerbitkan 7 juta sertifikat tahun ini, Jokowi juga melontarkan sindiran terkait telah diterimanya sertifikat oleh warga. “Saya minta sertifikatnya diangkat tinggi-tinggi, biar kelihatan. Bahwa 5.750 sertifikat sudah benar-benar diserahkan kepada rakyat. Supaya tidak seremonial, hanya kepada 12 orang saja,“ ujarnya.
Tidak cukup di situ, Presiden Jokowi kemudian menceritakan ikhwal kengototannya agar semua bidang tanah di Indonesia sudah bersertifikat pada 2025. Alasannya, supaya sengketa lahan yang selama ini menjadi sumber konflik di daerah-daerah, tidak terjadi lagi.
Sebab, kerap kali, perselisihan lahan membuat permusuhan dalam keluarga. “Tahun lalu Pak Menteri (Sofyan Djalil) saya targetkan bisa merampungkan 5 juta sertifikat. Jika tidak tercapai, pilihannya cuma dua, dicopot atau diganti,“ katanya.
Atas dasar itulah, Presiden Jokowi mewanti-wanti, agar sertifikat yang sudah diterima, dijaga dan dimanfaatkan dengan bijak. Bahkan, disimpan yang rapi dalam wadah plastik agar tidak cepat rusak. Kemudian di foto copy agar jika hilang, mudah pengurusannya.
Bahkan, masih kata Jokowi, sertifikat yang sudah diterimakan, dapat digunakan sebagai agunan untuk pinjaman. Namun, pinjaman itu jangan sampai digunakan untuk kegiatan konsumtif seperti membeli mobil atau sepeda motor. “Ada baiknya, saya menyarankan agar digunakan untuk modal usaha. Kemudian hasil keuntungan dari usaha itu baru untuk membeli kebutuhan,” katanya lagi.
Sedangkan, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil menyatakan, bila sebanyak 5.750 sertifikat yang dibagikan itu untuk lima kabupaten. Yakni Lamongan sebanyak 1.500, Gresik 1.500, Bojonegoro 1.500, Tuban 750 dan Sidoarjo 500. “Kami menargetkan di tahun 2023, seluruh tanah di Jawa Timur sudah bersertifikat,” pungkasnya.
(akr)