Kemenpar Bidik Hangzhou dan Shanghai untuk Gaet Wisman China

Sabtu, 10 Maret 2018 - 21:18 WIB
Kemenpar Bidik Hangzhou...
Kemenpar Bidik Hangzhou dan Shanghai untuk Gaet Wisman China
A A A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia terus berikhtiar menggaet wisatawan asal China ke Indonesia. Sebagai negara dengan kekuatan ekonomi kedua di dunia, turis asal China menjadi bidikan banyak negara. Untuk itu, Kementerian Pariwisata melakukan rangkaian sales mission ke dua kota metropolitan Negeri Tirai Bambu.

Kedua kota itu adalah Hangzhou dan Shanghai. Sales mission di Hangzhou akan digelar pada Sabtu, 17 Maret dan Shanghai pada dua hari berikutnya. Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Regional I Kemenpar, Vinsensius Jemadu mengatakan, pasar turis China harus dimaintenance.

"China adalah pasar yang sangat besar dan potensial bagi Indonesia. Bukan hanya Indonesia, China juga banyak dibidik negara-negara lain. Untuk itu, kami terus melakukan pendekatan kepada mereka," katanya, Sabtu (10/3/2018).

Di Shanghai, sales mission memiliki beragam agenda. Salah satunya, kegiatan Incentive Travel & Conventions Meeting (IT & CM) 2018. Kegiatan ini akan dilakukan pada 20-22 Maret. Vinsensius menambahkan, untuk itu pihaknya terus melakukan branding pariwisata Indonesia secara intensif, karena Indonesia juga harus bersaing dengan negara-negara lain.

"Sales mission ini back to back dengan IT dan CM. Kami harus gencar melakukan promosi. China itu sudah ditetapkan sebagai pasar utama tahun ini. Makanya, semua peluang harus dimasuki. Selain kota besar, kami juga terus menggarap kota-kota penyangga dengan lebih intensif," lanjut Vinsensius.

Dalam sales mission dan IT-CM, akan dipaparkan update terakhir 10 Destinasi Prioritas atau Bali Baru. Termasuk mengenalkan lebih lanjut soal pelaksanaan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Tujuannya meraih nilai transaksi dari turis yang datang. Karena itu, program ini dipaket dengan beragam wisata baru.

"Jadi selain jumlah wisatawan yang datang, kami juga membidik nominal transaksinya. Bagaimana pun juga pariwisata ini soal bisnis," katanya lagi.

Untuk menggapai hal itu, Kemenpar melibatkan tujuh industri pariwisata. Menggunakan format business meeting, mereka diberi kebebasan mengenalkan berbagai produk terbarunya. Tujuh industri itu juga langsung berinteraksi dengan potential buyers di tiap kota.

Selain bisnis, aspek budaya juga ditampilkan, dan hadiah sebagai gimmick untuk menarik lebih banyak turis. Termasuk layanan informasi dan presentasi Indonesia Tourism Update untuk menciptakan brand awareness. "Kami sangat optimistis bisa mengoptimalkan mission sales sekaligus IT-CM ini. Sebab, kami bersinergi dengan berbagai stakeholder," tegas Vinsensius.

Konsep pariwisata bertajuk Indonesia Incorporate. Jadi, selain swasta, Kemenpar juga berkolaborasi dengan KJRI Shanghai hingga Garuda Indonesia, untuk menggaet lebih banyak wisatawan asal China. Pasalnya, selama ini arus masuk wisatawan China ke Indonesia terus meningkat. Sepanjang 2017, jumlah wisatawan China yang datang mencapai 1,972 juta. Angka tersebut tumbuh 35,75% dari tahun sebelumnya.

Bali menjadi destinasi favorit dengan jumlah kunjungan 1,366 juta wisatawan. Pada tahun lalu, total 130 juta warga China yang melakukan perjalanan ke berbagai negara. Wisatawan China menghabiskan bujet yang sangat besar. Jumlahnya mencapai RMB115,29 miliar atau sekitar Rp242,109 triliun.

Arus finansial pun menjadi berkah bagi 10 negara. Yaitu Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Vietnam, hingga Kamboja. Juga Maladewa, Rusia, Korea Utara, dan Afrika Selatan. Vinsensius menerangkan, demi memenuhi target kunjungan secara global, kunjungan wisatawan China harus dioptimalkan.

"Tahun lalu jumlah wisatawan China hampir 2 juta. Itu sudah cukup bagus. Tahun ini target naik signifikan. Target kami untuk turis China sangat besar tahun ini, yaitu 3 juta wisatawan. Sebab, kami harus memenuhi target global 17 juta wisman di 2018 ini. Untuk menjaga momentum, maka sales selling rutin dilakukan. Ada banyak agenda yang kami lakukan di China nanti," terangnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkapkan, sales mission dan IT-CM memiliki fungsi strategis. Dengan berinteraksi langsung, isu-isu miring yang acapkali muncul bisa langsung diluruskan.

"Kerja bersama ini harus dilakukan dan lebih dintensifkan. Sebab, beberapa elemen punya kepentingan yang sama. Pasar turis China harus dioptimalkan, apalagi banyak negara yang bersaing masuk ke sana. Nantinya semua informasi terakhir terkait destinasi akan disampaikan secara gamblang. Tujuannya biar tidak bias," pungkasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5538 seconds (0.1#10.140)