BI: Nilai Tukar Rupiah Belum Sesuai Fundamental
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) mulai menunjukkan penguatan, setelah pekan kemarin mengalami pelemahan cukup dalam. Pada pembukaan perdagangan hari ini, rupiah menguat ke level Rp17.739 per USD dari sebelumnya di level Rp17.757 per USD pada penutupan perdagangan kemarin.
(Baca Juga: Rupiah Dibuka Terus Mendaki Saat USD Berjuang Lawan Yen
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Dody Zulverdi mengatakan, meskipun saat ini menguat namun dia menganggap bahwa pergerakan rupiah masih belum sesuai dengan fundamental. Menurutnya, nilai tukar mata uang Garuda masih bisa lebih perkasa seperti sebelumnya.
"Yang jelas level sekarang menurut kami bukan sesuai fundamental. Ini di atas fundamental. Jadi seharusnya bisa lebih kuat. Meskipun seksarang sudah sedikit menguat," katanya di Gedung BI, Jakarta, Rabu (14/3/2018).
Sayangnya, Dody enggan menyebutkan berapa sejatinya posisi rupiah yang sesuai dengan fundamental. Menurutnya, pada Januari 2018 nilai tukar rupiah masih sesuai dengan fundamental. Namun, angkanya tetap dinamis tergantung dengan situasi neraca perdagangan dan inflasi.
"Level sebelum tekanan atau Januari mungkin masih sesuai dengan fundamental. Tapi itu angka dinamis tergantung situasi neraca perdagangan dan inflas," imbuh dia
Ia menambahkan, fluktuasi nilai tukar rupiah masih akan terjadi dalam beberapa waktu mendatang atua hingga pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed pada 21 Maret 2018. Sebab, pasar masih akan wait and see mengenai hasil pertemuan tersebut, meskipun pasar keuangan sejatinya sudah "memprice-in" ekspektasi dari hasil pertemuan tersebut.
"Mudah-mudahan walaupun ruang volatility masih ada sampai partemuan tadi, tapi sudah sangat dekat dengan pertemuan biasanya akan mereda. Refleksi perkembangan nilai tukar dua hari terakhir mudah-mudahan mengonfirmasi ekspektasi ini bahwa keputusan The Fed sudah di price in oleh pasar keuangan global," tandasnya.
(Baca Juga: Rupiah Dibuka Terus Mendaki Saat USD Berjuang Lawan Yen
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Dody Zulverdi mengatakan, meskipun saat ini menguat namun dia menganggap bahwa pergerakan rupiah masih belum sesuai dengan fundamental. Menurutnya, nilai tukar mata uang Garuda masih bisa lebih perkasa seperti sebelumnya.
"Yang jelas level sekarang menurut kami bukan sesuai fundamental. Ini di atas fundamental. Jadi seharusnya bisa lebih kuat. Meskipun seksarang sudah sedikit menguat," katanya di Gedung BI, Jakarta, Rabu (14/3/2018).
Sayangnya, Dody enggan menyebutkan berapa sejatinya posisi rupiah yang sesuai dengan fundamental. Menurutnya, pada Januari 2018 nilai tukar rupiah masih sesuai dengan fundamental. Namun, angkanya tetap dinamis tergantung dengan situasi neraca perdagangan dan inflasi.
"Level sebelum tekanan atau Januari mungkin masih sesuai dengan fundamental. Tapi itu angka dinamis tergantung situasi neraca perdagangan dan inflas," imbuh dia
Ia menambahkan, fluktuasi nilai tukar rupiah masih akan terjadi dalam beberapa waktu mendatang atua hingga pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed pada 21 Maret 2018. Sebab, pasar masih akan wait and see mengenai hasil pertemuan tersebut, meskipun pasar keuangan sejatinya sudah "memprice-in" ekspektasi dari hasil pertemuan tersebut.
"Mudah-mudahan walaupun ruang volatility masih ada sampai partemuan tadi, tapi sudah sangat dekat dengan pertemuan biasanya akan mereda. Refleksi perkembangan nilai tukar dua hari terakhir mudah-mudahan mengonfirmasi ekspektasi ini bahwa keputusan The Fed sudah di price in oleh pasar keuangan global," tandasnya.
(akr)