Wall Street Jatuh di Tengah Ketakutan Perang Dagang AS dan China

Kamis, 15 Maret 2018 - 08:09 WIB
Wall Street Jatuh di...
Wall Street Jatuh di Tengah Ketakutan Perang Dagang AS dan China
A A A
NEW YORK - Bursa saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street mengalami kejatuhan pada akhir perdagangan Rabu, waktu setempat setelah Presiden Donald Trump berusaha memaksa penerapan tarif impor tinggi kepada China. Situasi ini memunculkan ketakutan bakal terjadinya perang dagang yang dapat meningkatkan pengeluaran serta terimbas kepada penjualan perusahaan-perusahaan Negeri Paman Sam -julukan AS-.

Kebijakan Trump ini diyakini bakal menekan China serta memangkaa surplus perdagangan dengan Amerika Serikat sebesar USD100 miliar, seperti disampaikan oleh Gedung Putih. Sementara sumber Reuters mengutarakan, Trump berencana memungut hingga USD60 miliar dari impor China lewat beberapa sektor yang menjadi sasaran seperti teknologi, telekomunikasi hingga pakaian.

Kepala Investasi Jaringan Keuangan Commonwealth Brad McMillan mengatakan, ketika musim laporan perusahaan sudah berakhir sehingga dari sudut pandang ekonomi. Efek potensial perubahan tarif berdampak melalui pasar. Tercatat Trump telah menerapkan secara resmi tarif impor bagi komoditas baja dan alumunium, serta ditambah panel surya hingga mesin cuci yang memicu aksi pembalasan dari para mitra dagang AS.

Boeing Co, yang menurut para pelaku pasar sangat rentan terhadap aksi pembalasan, mengalami kejatuhan 2,5% untuk memimpin pelemahan saham di Dow Jones. Tercatat Dow Jones Industrial Average menyusut 248,91 poin atau 1% untuk berakhir di level 24.758,12 sedangkan indeks S & P 500 kehilangan 15,83 poin yang setara 0,57% menjadi 2.749,48. Penurunan juga menimpa komposit Nasdaq yang berkurang 14,20 poin atau 0,19% di posisi 7,496.81.

Sentimen negatif lainnya datang dari data penjualan ritel AS yang menunjukkan kejatuhan selama satu bulan di bulan Februari. Di sisi lain saham sektor keuangan melemah 1,2%. Volume perdagangan pada bursa saham AS Rabu kemarin waktu setempat mencapai sebesar 6,53 miliar saham atau lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 7,14 miliar selama 20 sesi perdagangan.
(akr)
Berita Terkait
Wall Street Terdongkrak...
Wall Street Terdongkrak Diterpa Optimisme Pengembangan Vaksin Corona
Wall Street Berbalik...
Wall Street Berbalik Jatuh di Tengah Ancaman Trump Tutup Facebook dan Twitter
Wall Street Bangkit...
Wall Street Bangkit Ditopang Dua Raksasa Teknologi
Ditopang Saham-saham...
Ditopang Saham-saham Bank, Wall Street Dibuka Naik
Wall Street Turun Tajam...
Wall Street Turun Tajam Dihantam Aksi Jual Saham Teknologi
Wall Street Mixed Saat...
Wall Street Mixed Saat Dow dan S&P 500 Jatuh Dibayangi Kasus Baru Covid-19
Berita Terkini
Utang AS di Kuartal...
Utang AS di Kuartal II 2025 Diprediksi Bakal Nambah Rp8.590 Triliun
4 menit yang lalu
Bukan Cuma BUMN, Aset...
Bukan Cuma BUMN, Aset Negara Seperti GBK Akan Diambil Alih Danantara
1 jam yang lalu
Kejar Pertumbuhan Ekonomi...
Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8% Butuh Konektivitas Andal
9 jam yang lalu
Dampak Perang Dagang,...
Dampak Perang Dagang, DPR Dorong Impor Gas Penuhi Kebutuhan Industri
10 jam yang lalu
3 Fakta Menarik Singapore...
3 Fakta Menarik Singapore Airlines, Beri Bonus Fantastis 8 Kali Gaji dalam Setahun
12 jam yang lalu
Benahi Truk ODOL, Aptrindo:...
Benahi Truk ODOL, Aptrindo: Jangan Sampai Omon-omon, Harus Ada Roadmap Jelas
12 jam yang lalu
Infografis
Rendang dan Gulai Masuk...
Rendang dan Gulai Masuk Daftar Rebusan Terenak di Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved