Wall Street Jatuh di Tengah Ketakutan Perang Dagang AS dan China
A
A
A
NEW YORK - Bursa saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street mengalami kejatuhan pada akhir perdagangan Rabu, waktu setempat setelah Presiden Donald Trump berusaha memaksa penerapan tarif impor tinggi kepada China. Situasi ini memunculkan ketakutan bakal terjadinya perang dagang yang dapat meningkatkan pengeluaran serta terimbas kepada penjualan perusahaan-perusahaan Negeri Paman Sam -julukan AS-.
Kebijakan Trump ini diyakini bakal menekan China serta memangkaa surplus perdagangan dengan Amerika Serikat sebesar USD100 miliar, seperti disampaikan oleh Gedung Putih. Sementara sumber Reuters mengutarakan, Trump berencana memungut hingga USD60 miliar dari impor China lewat beberapa sektor yang menjadi sasaran seperti teknologi, telekomunikasi hingga pakaian.
Kepala Investasi Jaringan Keuangan Commonwealth Brad McMillan mengatakan, ketika musim laporan perusahaan sudah berakhir sehingga dari sudut pandang ekonomi. Efek potensial perubahan tarif berdampak melalui pasar. Tercatat Trump telah menerapkan secara resmi tarif impor bagi komoditas baja dan alumunium, serta ditambah panel surya hingga mesin cuci yang memicu aksi pembalasan dari para mitra dagang AS.
Boeing Co, yang menurut para pelaku pasar sangat rentan terhadap aksi pembalasan, mengalami kejatuhan 2,5% untuk memimpin pelemahan saham di Dow Jones. Tercatat Dow Jones Industrial Average menyusut 248,91 poin atau 1% untuk berakhir di level 24.758,12 sedangkan indeks S & P 500 kehilangan 15,83 poin yang setara 0,57% menjadi 2.749,48. Penurunan juga menimpa komposit Nasdaq yang berkurang 14,20 poin atau 0,19% di posisi 7,496.81.
Sentimen negatif lainnya datang dari data penjualan ritel AS yang menunjukkan kejatuhan selama satu bulan di bulan Februari. Di sisi lain saham sektor keuangan melemah 1,2%. Volume perdagangan pada bursa saham AS Rabu kemarin waktu setempat mencapai sebesar 6,53 miliar saham atau lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 7,14 miliar selama 20 sesi perdagangan.
Kebijakan Trump ini diyakini bakal menekan China serta memangkaa surplus perdagangan dengan Amerika Serikat sebesar USD100 miliar, seperti disampaikan oleh Gedung Putih. Sementara sumber Reuters mengutarakan, Trump berencana memungut hingga USD60 miliar dari impor China lewat beberapa sektor yang menjadi sasaran seperti teknologi, telekomunikasi hingga pakaian.
Kepala Investasi Jaringan Keuangan Commonwealth Brad McMillan mengatakan, ketika musim laporan perusahaan sudah berakhir sehingga dari sudut pandang ekonomi. Efek potensial perubahan tarif berdampak melalui pasar. Tercatat Trump telah menerapkan secara resmi tarif impor bagi komoditas baja dan alumunium, serta ditambah panel surya hingga mesin cuci yang memicu aksi pembalasan dari para mitra dagang AS.
Boeing Co, yang menurut para pelaku pasar sangat rentan terhadap aksi pembalasan, mengalami kejatuhan 2,5% untuk memimpin pelemahan saham di Dow Jones. Tercatat Dow Jones Industrial Average menyusut 248,91 poin atau 1% untuk berakhir di level 24.758,12 sedangkan indeks S & P 500 kehilangan 15,83 poin yang setara 0,57% menjadi 2.749,48. Penurunan juga menimpa komposit Nasdaq yang berkurang 14,20 poin atau 0,19% di posisi 7,496.81.
Sentimen negatif lainnya datang dari data penjualan ritel AS yang menunjukkan kejatuhan selama satu bulan di bulan Februari. Di sisi lain saham sektor keuangan melemah 1,2%. Volume perdagangan pada bursa saham AS Rabu kemarin waktu setempat mencapai sebesar 6,53 miliar saham atau lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 7,14 miliar selama 20 sesi perdagangan.
(akr)