Terinspirasi Jajanan Pasar, Danone Rilis Beragam Varian Produk
A
A
A
JAKARTA - Danone Indonesia merilis beragam varian produk untuk menyasar pasar baru. Salah satunya yakni produk teh Caaya, rangkaian teh Indonesia dalam kemasan yang terdiri dari tiga varian rasa. Tiga varian tersebut adalah Revive Me Jasmine, Soothe Me Vanilla Pandan, dan Power Me Toasted Rice.
Communiation Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin mengatakan, varian pertama, Revive Me Jasmine menonjolkan rasa teh melati yang kuat sebagai teh asli Indonesia. Varian kedua, Soothe Me Vanilla Pandan merupakan perpaduan rasa vanila dan pandan, sebagai rasa yang tergolong familiar dengan lidah masyarakat Indonesia.
"Ini terinspirasi dari banyaknya jajanan pasar yang menggunakan rasa dua bahan dasar tersebut," ujarnya di Jakarta Kamis (15/3/2018).
Terkait dengan hasil riset produk penelitian yang dilakukan organisasi media nonprofit ORB Media bersama dengan State University of New York yang beberapa kali dilakukan tentang kandungan mikroplastik di dalam air, Arif menegaskan, produk Danone aman dikonsumsi. Sebab, sudah melalui proses yang panjang sehingga tidak memberikan dampak negatif bagi tubuh.
"Tidak ada dampak apa-apa. Karena dari sumber mata air harus melalui proses lagi," tegasnya.
Sebelum meneliti tentang kandungan mikroplastik dalam produk minuman, ORB melakukan studi yang mengungkapkan bahwa mikroplastik ditemukan di jaringan air ledeng dan sumur di negara-negara seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Bahaya sumber pangan manusia yang terpapar mikroplastik (plastik berukuran 1-5000 mikron) bisa menimbulkan masalah serius bagi kesehatan belum bisa dibuktikan secara ilmiah. Tak heran, jika temuan ini masih menjadi polemik.
Pakar plastik dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Profesor Ir Akhmad Zainal Abidin M.Sc Ph.D mengemukakan, sejatinya plastik memiliki molekul yang besar dan ikatan sangat kuat. Sehingga, bahan plastik bersifat tidak mudah bereaksi atau larut dalam zat apa pun.
"Plastik itu tidak bereaksi. Kalau komponen plastik masuk ke dalam tubuh, pasti kemasannya keluar lagi. Karena itu plastik digunakan untuk wadah makanan macam-macam, dan bisa dikatakan aman," jelasnya di Jakarta, Kamis (15/3/2018).
Dia berpendapat, penelitian tentang mikroplastik selama ini tidak dilakukan oleh ahli yang menggeluti Polymer Science. Mereka hanya menduga-duga karena latar belakang keilmuan penelitinya kebanyakan memiliki latar belakang ilmu yang berbeda. "Metode yang digunakan belum ada standar Sehingga secara ilmiah masih kontroversi," tegasnya.
Profesor Akhmad mengungkapkan, plastik selama ini justru ramah terhadap manusia dan sering digunakan untuk kepentingan medis sebagai alat bantu kesehatan, seperti pembuatan katup jantung sintetis, perbaikan tulang yang rusak, bahkan untuk kecantikan termasuk bedah plastik.
Polemik mikroplastik ini sendiri menyeruak dari sebuah penelitian yang dilakukan organisasi media nonprofit ORB Media bersama dengan State University of New York yang beberapa kali dilakukan. Sebelum meneliti tentang kandungan mikroplastik dalam produk minuman, ORB melakukan studi yang mengungkapkan bahwa mikroplastik ditemukan di jaringan air ledeng dan sumur di negara-negara seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Kondisi tersebut ditemukan melalui analisa 159 sampel air ledeng dan air tanah yang berasal dari delapan wilayah di lima benua. Di antaranya, Jabodetabek, Indonesia (21 sampel); New Delhi, India (17 sampel); Kampala, Uganda (26 sampel). Juga di Beirut, Lebanon (16 sampel); Amerika Serikat (36 sampel); Kuba (1 sampel); Quito di Ekuador (24 sampel), dan Eropa (18 sampel).
Dari 159 sampel air keran yang diambil dari lima negara tersebut, 83 persen di antaranya mengandung partikel serat plastik mikroskopis (mikroplastik).
"Jadi masalah mikroplastik ini lebih ke masalah lingkungan dan perlu upaya pengelolaan yang baik. Saya merupakan pendukung dan pendorong konsep MASARO (Manajemen Sampah Zero)," tegasnya.
Communiation Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin mengatakan, varian pertama, Revive Me Jasmine menonjolkan rasa teh melati yang kuat sebagai teh asli Indonesia. Varian kedua, Soothe Me Vanilla Pandan merupakan perpaduan rasa vanila dan pandan, sebagai rasa yang tergolong familiar dengan lidah masyarakat Indonesia.
"Ini terinspirasi dari banyaknya jajanan pasar yang menggunakan rasa dua bahan dasar tersebut," ujarnya di Jakarta Kamis (15/3/2018).
Terkait dengan hasil riset produk penelitian yang dilakukan organisasi media nonprofit ORB Media bersama dengan State University of New York yang beberapa kali dilakukan tentang kandungan mikroplastik di dalam air, Arif menegaskan, produk Danone aman dikonsumsi. Sebab, sudah melalui proses yang panjang sehingga tidak memberikan dampak negatif bagi tubuh.
"Tidak ada dampak apa-apa. Karena dari sumber mata air harus melalui proses lagi," tegasnya.
Sebelum meneliti tentang kandungan mikroplastik dalam produk minuman, ORB melakukan studi yang mengungkapkan bahwa mikroplastik ditemukan di jaringan air ledeng dan sumur di negara-negara seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Bahaya sumber pangan manusia yang terpapar mikroplastik (plastik berukuran 1-5000 mikron) bisa menimbulkan masalah serius bagi kesehatan belum bisa dibuktikan secara ilmiah. Tak heran, jika temuan ini masih menjadi polemik.
Pakar plastik dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Profesor Ir Akhmad Zainal Abidin M.Sc Ph.D mengemukakan, sejatinya plastik memiliki molekul yang besar dan ikatan sangat kuat. Sehingga, bahan plastik bersifat tidak mudah bereaksi atau larut dalam zat apa pun.
"Plastik itu tidak bereaksi. Kalau komponen plastik masuk ke dalam tubuh, pasti kemasannya keluar lagi. Karena itu plastik digunakan untuk wadah makanan macam-macam, dan bisa dikatakan aman," jelasnya di Jakarta, Kamis (15/3/2018).
Dia berpendapat, penelitian tentang mikroplastik selama ini tidak dilakukan oleh ahli yang menggeluti Polymer Science. Mereka hanya menduga-duga karena latar belakang keilmuan penelitinya kebanyakan memiliki latar belakang ilmu yang berbeda. "Metode yang digunakan belum ada standar Sehingga secara ilmiah masih kontroversi," tegasnya.
Profesor Akhmad mengungkapkan, plastik selama ini justru ramah terhadap manusia dan sering digunakan untuk kepentingan medis sebagai alat bantu kesehatan, seperti pembuatan katup jantung sintetis, perbaikan tulang yang rusak, bahkan untuk kecantikan termasuk bedah plastik.
Polemik mikroplastik ini sendiri menyeruak dari sebuah penelitian yang dilakukan organisasi media nonprofit ORB Media bersama dengan State University of New York yang beberapa kali dilakukan. Sebelum meneliti tentang kandungan mikroplastik dalam produk minuman, ORB melakukan studi yang mengungkapkan bahwa mikroplastik ditemukan di jaringan air ledeng dan sumur di negara-negara seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Kondisi tersebut ditemukan melalui analisa 159 sampel air ledeng dan air tanah yang berasal dari delapan wilayah di lima benua. Di antaranya, Jabodetabek, Indonesia (21 sampel); New Delhi, India (17 sampel); Kampala, Uganda (26 sampel). Juga di Beirut, Lebanon (16 sampel); Amerika Serikat (36 sampel); Kuba (1 sampel); Quito di Ekuador (24 sampel), dan Eropa (18 sampel).
Dari 159 sampel air keran yang diambil dari lima negara tersebut, 83 persen di antaranya mengandung partikel serat plastik mikroskopis (mikroplastik).
"Jadi masalah mikroplastik ini lebih ke masalah lingkungan dan perlu upaya pengelolaan yang baik. Saya merupakan pendukung dan pendorong konsep MASARO (Manajemen Sampah Zero)," tegasnya.
(ven)