Ini Alasan Keran Impor Garam Dibuka dari Tiga Negara
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan bakal segera menyalurkan garam impor, setelah mendapatkan persetujuan. Pemerintah beralasan produksi garam lokal tidak mampu memenuhi kebutuhan Industri sehingga menjadi alasan untuk mengimpor garam dari tiga negara.
(Baca Juga: 2,37 Juta Ton Garam Industri Impor Siap Dilepas Pemerintah
Direktur Jenderal Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kemenperin Sigit Dwiwahjono mengatakan, bahwa impor garam ini berasal dari negara Asia, di antaranya, Australia, India dan China. "Paling dekat Aussie, China dan negara lain seperti India. Sampai sekitar 2-3 minggu," ujar Sigit Dwiwahjono di Kemenperin, Jakarta, Selasa (20/3/0218).
Lebih lanjut Ia menambahkan, bahwa serapan garam lokal untuk industri belum mencapai 100%, sehingga membuat pemerintah membuka impor yang dibutuhkan untuk konsumsi industri. Diterangkan olehnya hal ini mengingat beberapa lahan garam terjadi kekeringan yang membuat produksi garam tertunda.
"Tadi disampaikan bahwa pertama karenapetani kita itu punya lahannya cuma 1-2 hektar. Sehingga dia tidak mungkin memproses melalui pentahapan penyaringan, pengendapan. Jadi satu ladang garam ya dipakai pengendapan, ya dipakai pengkristalan," terang dia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, pada Januari 2018 garam impor yang masuk ke Indonesia sebesar 131.957 ton senilai USD3,88 juta. Sementara pada Februari 2018, Indonesia mengimpor garam sebanyak 167.261 ton dengan nilai USD5,61 juta.
(Baca Juga: 2,37 Juta Ton Garam Industri Impor Siap Dilepas Pemerintah
Direktur Jenderal Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kemenperin Sigit Dwiwahjono mengatakan, bahwa impor garam ini berasal dari negara Asia, di antaranya, Australia, India dan China. "Paling dekat Aussie, China dan negara lain seperti India. Sampai sekitar 2-3 minggu," ujar Sigit Dwiwahjono di Kemenperin, Jakarta, Selasa (20/3/0218).
Lebih lanjut Ia menambahkan, bahwa serapan garam lokal untuk industri belum mencapai 100%, sehingga membuat pemerintah membuka impor yang dibutuhkan untuk konsumsi industri. Diterangkan olehnya hal ini mengingat beberapa lahan garam terjadi kekeringan yang membuat produksi garam tertunda.
"Tadi disampaikan bahwa pertama karenapetani kita itu punya lahannya cuma 1-2 hektar. Sehingga dia tidak mungkin memproses melalui pentahapan penyaringan, pengendapan. Jadi satu ladang garam ya dipakai pengendapan, ya dipakai pengkristalan," terang dia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, pada Januari 2018 garam impor yang masuk ke Indonesia sebesar 131.957 ton senilai USD3,88 juta. Sementara pada Februari 2018, Indonesia mengimpor garam sebanyak 167.261 ton dengan nilai USD5,61 juta.
(akr)