BI: Kenaikan Suku Bunga The Fed Sesuai Prediksi

Kamis, 22 Maret 2018 - 18:32 WIB
BI: Kenaikan Suku Bunga The Fed Sesuai Prediksi
BI: Kenaikan Suku Bunga The Fed Sesuai Prediksi
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyatakan kenaikan tingkat suku bunga acuan Amerika Serikat (Fed Fund Rate) pada 21 Maret 2018 telah sesuai perkiraan. Bank sentral AS tersebut menaikkan tingkat suku bunga acuannya sebesar 25 basispoins (bps) dari 1,5% menjadi 1,75%.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Agusman mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi global 2018 diperkirakan meningkat, meski terdapat beberapa risiko yang perlu dicermati. Peningkatan pertumbuhan ekonomi global bersumber dari perbaikan ekonomi negara maju dan negara berkembang yang terus berlanjut.

"Di negara maju, pertumbuhan ekonomi AS pada 2018 diperkirakan lebih tinggi ditopang oleh investasi dan konsumsi yang menguat seiring dampak stimulus fiskal. Kenaikan suku bunga Fed Fund Rate sebesar 25 bps pada 21 Maret 2018 sesuai dengan perkiraan BI," katanya di Gedung BI, Jakarta, Kamis (22/3/2018). The Fed Naikkan Suku Bunga Menjadi 1,75%

Ke depan, pihaknya memperkirakan proses normalisasi kebijakan moneter AS akan berlanjut dengan suku bunga The Fed yang akan kembali meningkat. Sementara itu, ekonomi Eropa juga diperkirakan tumbuh lebih baik, didukung oleh perbaikan ekspor dan konsumsi serta kebijakan moneter yang akomodatif.

Di negara berkembang, ekonomi China diprediksi tetap tumbuh tinggi didorong oleh kenaikan konsumsi di tengah perlambatan investasi, khususnya real estat, seiring proses rebalancing ekonomi. "Prospek pemulihan ekonomi global yang membaik tersebut akan meningkatkan volume perdagangan dunia yang berdampak pada tetap kuatnya harga komoditas global, termasuk minyak pada 2018," imbuh dia.

Namun demikian, katanya, terdapat sejumlah risiko perekonomian global yang tetap perlu diwaspadai. Pertumbuhan ekonomi AS yang lebih tinggi dapat mendorong kemungkinan kenaikan The Fed yang lebih cepat dari perkiraan semula.

"Sementara itu, kecenderungan penerapan inward-oriented trade policy di sejumlah negara berpotensi menimbulkan retaliasi dari negara lain yang dapat menurunkan volume perdagangan dan pertumbuhan ekonomi dunia," tandasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7179 seconds (0.1#10.140)