Panen Raya Aneka Cabai, Ketersediaan dan Pasokan Aman
A
A
A
JAKARTA - Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, pasokan dan harga aneka cabai secara nasional aman hingga Lebaran nanti. Pasalnya, banyak daerah yang memasuki musim panen pada bulan April-Juni.
Meski harga sempat sedikit mengalami kenaikan jelang dan pasca Imlek, dikarenakan pasokan cabai dari daerah sentra agak berkurang terimbas efek musim yang tidak menentu, sehingga memperlambat masa panen. Namun saat ini harga cabai berangsur-angsur normal kembali. Kunci pengamanan ketersediaan pasokan cabai yakni disiplin melaksanakan manajemen pola tanam yang telah dibuat secara nasional.
Menurut Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Prihasto Setyanto, perkiraan ketersediaan cabai besar pada bulan Maret mencapai 101.855 ton, April 101.971 ton, Mei 106.242 ton, dan Juni 104.935 ton. Sedangkan kebutuhannya pada bulan Maret, April, Mei, Juni masing-masing 93.645 ton, 93.743 ton, 97.741 ton, 96.931 ton. Sehingga akan terjadi surplus cabai besar rata-rata 8.227 ton per bulan.
Adapun untuk cabai rawit, perkiraan ketersediaannya pada bulan Maret 78.564 ton, April 78.955 ton, Mei 83.315 ton, dan Juni 84.872 ton. Sedangkan kebutuhannya pada bulan Maret, April, Mei, Juni masing-masing 69.945 ton, 70.747 ton, 75.230 ton, 76.532 ton. Sehingga akan terjadi surplus cabai rawit rata-rata 8.415 ton per bulan.
"Begitu juga dengan bawang merah, perkiraan ketersediaan bawang merah pada bulan Maret, April, Mei, Juni masing-masing 111.464, 111.468 ton, 127.152 ton, 125.500 ton dengan kebutuhan 100.155 ton, 100.193 ton, 112.321 ton, 116.501 ton. Jadi akan terjadi surplus bawang merah dengan rata-rata 11.604 ton per bulan," jelas Prihasto di Jakarta, Kamis (22/3/2018).
Berdasarkan pantauan dan pendampingan Tim Upsus Cabai Bawang Ditjen Hortikultura, produksi cabai besar pada bulan April-Juni tersebar di beberapa kabupaten sentra yaitu di Kabupaten Garut, Cianjur, Simalungun, Tanah Datar, Rejang Lebong, Magelang, Temanggung, Tuban, Malang, dan Lombok Timur. Untuk Pulau Kalimantan, produksi terbanyak di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Kutai Kartanegara.
Sedangkan untuk Pulau Sulawesi berada di Kabupaten Gowa, Maros, Bone, Minahasa, dan Minahasa Selatan. Luas panen cabai besar pada bulan Maret, April, Mei, Juni masing-masing 34.569 Ha, 33.674 Ha, 33.203 Ha, 31.236 Ha, dengan lokasi panen terluas di Kabupaten Garut.
"Adapun produksi cabai rawit pada bulan April-Juni tersebar di beberapa sentra di Kabupaten Garut, Magelang, Temanggung, Wonosobo, Blitar, Lamongan, Tuban, Kediri, Malang, Buleleng, dan Lombok Timur. Untuk Pulau Kalimantan, produksi terbanyak di Kabupaten Landak dan Kutai Kartanegara. Sedangkan untuk Pulau Sulawesi berada di Kabupaten Gorontalo, Gowa, Luwu, dan Bone. Luas panen cabai rawit pada bulan Maret, April, Mei, Juni masing-masing 56.380 Ha, 53.313 Ha, 51.837 Ha, 48932 Ha, dengan lokasi panen terluas di Kabupaten Blitar," terang Prihasto.
Ditambahkan Prihasto, pertanaman cabai rawit merah yang ada saat ini secara umum ditanam pada musim hujan sekitar bulan Nopember-Desember. Tanaman cabai rawit merah rata-rata dipanen pada usia 4-5 bulan setelah tanam. Artinya, masa panen awal sekitar bulan Maret-April.
"Khusus untuk cabai rawit selama periode pertumbuhannya baik, dapat dipanen 20 sampai dengan 30 kali selama pemeliharaannya intensif dan penanganan OPT berlangsung dengan baik. Apabila pertumbuhannya baik, masa panen cabai rawit bisa berlangsung sampai dengan bulan September-Oktober," ungkapnya.
Sementara di Provinsi Jawa Timur, luas panen cabai rawit bulan April sebesar 19.144 Ha, yang tersebar di Kabupaten Kediri, Blitar, Banyuwangi dan Tuban. Sedangkan luas panen untuk cabai besar pada bulan April sebesar 3.661 Ha yang tersebar di sentra utama seperti Kediri, Banyuwangi, Malang, Blitar, dan Magetan.
Menurut Sarwi, champion cabai Kabupaten Blitar, saat ini luas panen di Kabupaten Blitar didominasi di Kecamatan Panggungrejo dan Binangun. Di Desa Panggung Sari Kecamatan Panggungrejo terdapat hamparan cabai rawit merah seluas 700 Ha, Desa Tulungrejo seluas 575 Ha dan di Kecamatan Binangun seluas 2.900 Ha sehingga pada bulan April panen raya di Kabupaten Blitar mencapai 4 ribu hektar.
Produksi cabai rawit merah ini akan dipasok ke Pasar Induk Kramat Jati. Dengan kondisi ini, harga dan pasokan dijamin aman dan terkendali. Berdasarkan Info Pangan Jakarta, hari ini terpantau harga aneka cabai mengalami penurunan di Pasar Induk Kramat Jati bila dibandingkan dengan minggu sebelumnya.
Saat ini harga cabai merah keriting sebesar Rp30 ribu per kg, cabai merah besar Rp42 ribu per kg, cabai rawit merah Rp35 ribu per kg, cabai rawit hijau Rp18 ribu per kg, sedangkan bawang merah Rp20 ribu per kg.
Tidak hanya di pasar induk, harga cabai di tingkat petani juga aman terkendali. Di Magelang, harga cabai merah keriting di tingkat petani Rp26 ribu per kg dan cabai rawit merah Rp28 ribu per kg. Bahkan di wilayah Sulawesi, harga cabai rawit merah di kisaran Rp 12-17 ribu per kg yaitu di Bantaeng dan Bone. Harga cabai merah keriting di Sumedang, Cianjur, Garut, Tasikmalaya berkisar Rp22-24 ribu per kg. Sedangkan di wilayah Sulawesi di kisaran harga Rp18-20 ribu per kg.
Meski harga sempat sedikit mengalami kenaikan jelang dan pasca Imlek, dikarenakan pasokan cabai dari daerah sentra agak berkurang terimbas efek musim yang tidak menentu, sehingga memperlambat masa panen. Namun saat ini harga cabai berangsur-angsur normal kembali. Kunci pengamanan ketersediaan pasokan cabai yakni disiplin melaksanakan manajemen pola tanam yang telah dibuat secara nasional.
Menurut Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Prihasto Setyanto, perkiraan ketersediaan cabai besar pada bulan Maret mencapai 101.855 ton, April 101.971 ton, Mei 106.242 ton, dan Juni 104.935 ton. Sedangkan kebutuhannya pada bulan Maret, April, Mei, Juni masing-masing 93.645 ton, 93.743 ton, 97.741 ton, 96.931 ton. Sehingga akan terjadi surplus cabai besar rata-rata 8.227 ton per bulan.
Adapun untuk cabai rawit, perkiraan ketersediaannya pada bulan Maret 78.564 ton, April 78.955 ton, Mei 83.315 ton, dan Juni 84.872 ton. Sedangkan kebutuhannya pada bulan Maret, April, Mei, Juni masing-masing 69.945 ton, 70.747 ton, 75.230 ton, 76.532 ton. Sehingga akan terjadi surplus cabai rawit rata-rata 8.415 ton per bulan.
"Begitu juga dengan bawang merah, perkiraan ketersediaan bawang merah pada bulan Maret, April, Mei, Juni masing-masing 111.464, 111.468 ton, 127.152 ton, 125.500 ton dengan kebutuhan 100.155 ton, 100.193 ton, 112.321 ton, 116.501 ton. Jadi akan terjadi surplus bawang merah dengan rata-rata 11.604 ton per bulan," jelas Prihasto di Jakarta, Kamis (22/3/2018).
Berdasarkan pantauan dan pendampingan Tim Upsus Cabai Bawang Ditjen Hortikultura, produksi cabai besar pada bulan April-Juni tersebar di beberapa kabupaten sentra yaitu di Kabupaten Garut, Cianjur, Simalungun, Tanah Datar, Rejang Lebong, Magelang, Temanggung, Tuban, Malang, dan Lombok Timur. Untuk Pulau Kalimantan, produksi terbanyak di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Kutai Kartanegara.
Sedangkan untuk Pulau Sulawesi berada di Kabupaten Gowa, Maros, Bone, Minahasa, dan Minahasa Selatan. Luas panen cabai besar pada bulan Maret, April, Mei, Juni masing-masing 34.569 Ha, 33.674 Ha, 33.203 Ha, 31.236 Ha, dengan lokasi panen terluas di Kabupaten Garut.
"Adapun produksi cabai rawit pada bulan April-Juni tersebar di beberapa sentra di Kabupaten Garut, Magelang, Temanggung, Wonosobo, Blitar, Lamongan, Tuban, Kediri, Malang, Buleleng, dan Lombok Timur. Untuk Pulau Kalimantan, produksi terbanyak di Kabupaten Landak dan Kutai Kartanegara. Sedangkan untuk Pulau Sulawesi berada di Kabupaten Gorontalo, Gowa, Luwu, dan Bone. Luas panen cabai rawit pada bulan Maret, April, Mei, Juni masing-masing 56.380 Ha, 53.313 Ha, 51.837 Ha, 48932 Ha, dengan lokasi panen terluas di Kabupaten Blitar," terang Prihasto.
Ditambahkan Prihasto, pertanaman cabai rawit merah yang ada saat ini secara umum ditanam pada musim hujan sekitar bulan Nopember-Desember. Tanaman cabai rawit merah rata-rata dipanen pada usia 4-5 bulan setelah tanam. Artinya, masa panen awal sekitar bulan Maret-April.
"Khusus untuk cabai rawit selama periode pertumbuhannya baik, dapat dipanen 20 sampai dengan 30 kali selama pemeliharaannya intensif dan penanganan OPT berlangsung dengan baik. Apabila pertumbuhannya baik, masa panen cabai rawit bisa berlangsung sampai dengan bulan September-Oktober," ungkapnya.
Sementara di Provinsi Jawa Timur, luas panen cabai rawit bulan April sebesar 19.144 Ha, yang tersebar di Kabupaten Kediri, Blitar, Banyuwangi dan Tuban. Sedangkan luas panen untuk cabai besar pada bulan April sebesar 3.661 Ha yang tersebar di sentra utama seperti Kediri, Banyuwangi, Malang, Blitar, dan Magetan.
Menurut Sarwi, champion cabai Kabupaten Blitar, saat ini luas panen di Kabupaten Blitar didominasi di Kecamatan Panggungrejo dan Binangun. Di Desa Panggung Sari Kecamatan Panggungrejo terdapat hamparan cabai rawit merah seluas 700 Ha, Desa Tulungrejo seluas 575 Ha dan di Kecamatan Binangun seluas 2.900 Ha sehingga pada bulan April panen raya di Kabupaten Blitar mencapai 4 ribu hektar.
Produksi cabai rawit merah ini akan dipasok ke Pasar Induk Kramat Jati. Dengan kondisi ini, harga dan pasokan dijamin aman dan terkendali. Berdasarkan Info Pangan Jakarta, hari ini terpantau harga aneka cabai mengalami penurunan di Pasar Induk Kramat Jati bila dibandingkan dengan minggu sebelumnya.
Saat ini harga cabai merah keriting sebesar Rp30 ribu per kg, cabai merah besar Rp42 ribu per kg, cabai rawit merah Rp35 ribu per kg, cabai rawit hijau Rp18 ribu per kg, sedangkan bawang merah Rp20 ribu per kg.
Tidak hanya di pasar induk, harga cabai di tingkat petani juga aman terkendali. Di Magelang, harga cabai merah keriting di tingkat petani Rp26 ribu per kg dan cabai rawit merah Rp28 ribu per kg. Bahkan di wilayah Sulawesi, harga cabai rawit merah di kisaran Rp 12-17 ribu per kg yaitu di Bantaeng dan Bone. Harga cabai merah keriting di Sumedang, Cianjur, Garut, Tasikmalaya berkisar Rp22-24 ribu per kg. Sedangkan di wilayah Sulawesi di kisaran harga Rp18-20 ribu per kg.
(akr)