Industri Otomotif Berkontribusi 10,16% untuk Perekonomian Nasional
A
A
A
JAKARTA - Industri otomotif salah satu sektor andalan yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari sumbangsihnya kepada PDB yang mencapai 10,16% pada tahun 2017, serta mampu menyerap tenaga kerja langsung sekitar 350 ribu orang dan tenaga kerja tidak langsung sebanyak 1,2 juta orang.
Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto mengatakan produk otomotif akan semakin meningkat. Dan peningkatan ini mendorong laju perekonomian Indonesia dengan lebih baik.
"Kebutuhan masyarakat akan produk-produk otomotif pun semakin meningkat, di mana pada tahun 2020 nanti ditargetkan Indonesia mampu memproduksi lebih dari 1,29 juta unit, baik untuk memenuhi kebutuhan domestikmaupun basis produksi untuk tujuan ekspor," ujar Airlangga pada acara Otomotif Award 2018 di Jakarta, Kamis (29/3/2018).
Menurut Airlangga, upaya yang telah dilakukan Kementerian Perindustrian itu sesuai harapan Presiden Jokowi. Apalagi, Dia telah merancangkan industri otomotif yang tidak akan memberatkan pihak manapun.
"Di mana nantinya akan muncul industri yang berbasis angkutan pedesaan. Kami sudah monitor, harganya cukup terjangkau, rata-rata di bawah Rp80 juta. Kemenperin tengah membuat kebijakannya," katanya.
Lebih lanjut, tren industri otomotif ke depan secara global adalah menuju ke arah produksi kendaraan yang energy efficient dan environmental friendly. "Bagi Indonesia, sesuai komitmen pada COP21 untuk mengurangi emisi CO2 sebanyak 29% atas usaha sendiri dan 41% dengan bantuan internasional di tahun 2030. Kami telah menyiapkan langkah-langkah dalam rangka mengantisipasi hal-hal tersebut," paparnya.
Langkah strategis yang telah dilakukan, antara lain melalui program Low Cost Green Car (LCGC) pada tahun 2013, hingga pengembangan Low Carbon Emmission Vehicle (LCEV), termasuk di dalamnya adalah mendorong produksi kendaraan listrik.
Untuk itu, berbagai kebijakan dan insentif pengembangan sektor industri otomotif terus disempurnakan untuk mendorong pertumbuhan manufaktur serta investasinya. "Selain itu, untuk mendorong ekspor, kami telah mengusulkan insentif untuk sedan dengan penurunan PPnBM," tukasnya Airlangga.
Oleh karenanya, dibutuhkan kerja sama dan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan agar kebijakan yang dikeluarkan tepat sasaran dan dapat berjalan dengan baik.
Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto mengatakan produk otomotif akan semakin meningkat. Dan peningkatan ini mendorong laju perekonomian Indonesia dengan lebih baik.
"Kebutuhan masyarakat akan produk-produk otomotif pun semakin meningkat, di mana pada tahun 2020 nanti ditargetkan Indonesia mampu memproduksi lebih dari 1,29 juta unit, baik untuk memenuhi kebutuhan domestikmaupun basis produksi untuk tujuan ekspor," ujar Airlangga pada acara Otomotif Award 2018 di Jakarta, Kamis (29/3/2018).
Menurut Airlangga, upaya yang telah dilakukan Kementerian Perindustrian itu sesuai harapan Presiden Jokowi. Apalagi, Dia telah merancangkan industri otomotif yang tidak akan memberatkan pihak manapun.
"Di mana nantinya akan muncul industri yang berbasis angkutan pedesaan. Kami sudah monitor, harganya cukup terjangkau, rata-rata di bawah Rp80 juta. Kemenperin tengah membuat kebijakannya," katanya.
Lebih lanjut, tren industri otomotif ke depan secara global adalah menuju ke arah produksi kendaraan yang energy efficient dan environmental friendly. "Bagi Indonesia, sesuai komitmen pada COP21 untuk mengurangi emisi CO2 sebanyak 29% atas usaha sendiri dan 41% dengan bantuan internasional di tahun 2030. Kami telah menyiapkan langkah-langkah dalam rangka mengantisipasi hal-hal tersebut," paparnya.
Langkah strategis yang telah dilakukan, antara lain melalui program Low Cost Green Car (LCGC) pada tahun 2013, hingga pengembangan Low Carbon Emmission Vehicle (LCEV), termasuk di dalamnya adalah mendorong produksi kendaraan listrik.
Untuk itu, berbagai kebijakan dan insentif pengembangan sektor industri otomotif terus disempurnakan untuk mendorong pertumbuhan manufaktur serta investasinya. "Selain itu, untuk mendorong ekspor, kami telah mengusulkan insentif untuk sedan dengan penurunan PPnBM," tukasnya Airlangga.
Oleh karenanya, dibutuhkan kerja sama dan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan agar kebijakan yang dikeluarkan tepat sasaran dan dapat berjalan dengan baik.
(ven)