RI Undang Lima Kepala Negara ke ASEAN Leaders Gathering
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan pada 26-28 Maret 2018 melakukan perjalanan ke lima negara ASEAN yaitu Thailand, Kamboja, Malaysia, Vietnam dan Singapura.
Dalam lawatannya tersebut, mantan Kepala Staf Kepresidenan ini bertemu dengan PM Prayut Chan-O-Cha di Bangkok, Thailand; PM Hun Sen di Phnom Penh, Kamboja; PM Najib Abdul Razak di Kuala Lumpur, Malaysia; PMNguyen Xuan Phuc di Hanoi, Vietnam dan PM Lee Hsien Loong di Singapura. Pertemuan tersebut untuk menyampaikan undangan dari Presiden Joko Widodo kepada para kepala negara tersebut guna menghadiri ASEAN Leaders gathering (ALg) yang akan diselenggarkan di sela-sela pertemuan tahunan IMF-Wold Bank pada 11 Oktober 2018.
"Saya cukup terkejut bahwa semua kepala negara yang saya temui mengatakan kekagumannya kepada kepemimpinan Presiden Joko Widodo, serta bagaimana Presiden bisa mengelola perekonomian di bidang kemaritiman," katanya melalui pers rilis, Minggu (1/4/2018).
Di bagian lain, Luhut pun menyatakan kekagumannya dengan keberhasilan negara-negara tersebut untuk bangkit dari krisis. Menurut Luhut, Indonesia perlu belajar dari negara tersebut untuk mengurangi jumlah penduduk miskin. "Kita harus belajar dari mereka bagaimana mereka dapat mengurangi jumlah penduduk miskin dan mengelola kelebihan jumlah penduduk. Jadi kami saling mengagumi," imbuh dia.
Dalam setiap pertemuan tentunya dibicarakan juga hal-hal yang menyangkut hubungan bilateral, seperti di Vietnam, Menko Luhut dan PM Nguyen membicarakan nelayan-nelayan kecil Vietnam yang tertangkap di perairan Indonesia. Sementara dengan PM Najib membicarakan kampanye untuk menghadapi proposal parlemen Eropa untuk mengeluarkan komoditas sawit dari sumber bahan bakar nabati Eropa pada tahun 2021.
Selain itu, dengan PM Prayuth dibicarakan upaya peningkatan hubungan bilateral di sektor perikanan, investasi migas, dan kerja sama pertahanan dan kemaritiman, dengan PM Hun Sen Menko Luhut membicarakan kerja sama sektor pertanian untuk mendukung ketahanan pangan diantaranya, melalui investasi Indonesia pada fasilitas pemrosesan padi di Kamboja.
Lima pemimpin ASEAN tersebut mengatakan kesediaannya untuk hadir pada pertemuan yang bertujuan untuk menunjukkan kepada dunia, keberhasilan negara-negara ASEAN keluar dari krisis ekonomi di tahun 1998. Melalui forum ini juga, Indonesia ingin menunjukkan solidaritas ASEAN kepada peserta dari 189 negara yang menghadiri perhelatan tersebut.
Dalam lawatannya tersebut, mantan Kepala Staf Kepresidenan ini bertemu dengan PM Prayut Chan-O-Cha di Bangkok, Thailand; PM Hun Sen di Phnom Penh, Kamboja; PM Najib Abdul Razak di Kuala Lumpur, Malaysia; PMNguyen Xuan Phuc di Hanoi, Vietnam dan PM Lee Hsien Loong di Singapura. Pertemuan tersebut untuk menyampaikan undangan dari Presiden Joko Widodo kepada para kepala negara tersebut guna menghadiri ASEAN Leaders gathering (ALg) yang akan diselenggarkan di sela-sela pertemuan tahunan IMF-Wold Bank pada 11 Oktober 2018.
"Saya cukup terkejut bahwa semua kepala negara yang saya temui mengatakan kekagumannya kepada kepemimpinan Presiden Joko Widodo, serta bagaimana Presiden bisa mengelola perekonomian di bidang kemaritiman," katanya melalui pers rilis, Minggu (1/4/2018).
Di bagian lain, Luhut pun menyatakan kekagumannya dengan keberhasilan negara-negara tersebut untuk bangkit dari krisis. Menurut Luhut, Indonesia perlu belajar dari negara tersebut untuk mengurangi jumlah penduduk miskin. "Kita harus belajar dari mereka bagaimana mereka dapat mengurangi jumlah penduduk miskin dan mengelola kelebihan jumlah penduduk. Jadi kami saling mengagumi," imbuh dia.
Dalam setiap pertemuan tentunya dibicarakan juga hal-hal yang menyangkut hubungan bilateral, seperti di Vietnam, Menko Luhut dan PM Nguyen membicarakan nelayan-nelayan kecil Vietnam yang tertangkap di perairan Indonesia. Sementara dengan PM Najib membicarakan kampanye untuk menghadapi proposal parlemen Eropa untuk mengeluarkan komoditas sawit dari sumber bahan bakar nabati Eropa pada tahun 2021.
Selain itu, dengan PM Prayuth dibicarakan upaya peningkatan hubungan bilateral di sektor perikanan, investasi migas, dan kerja sama pertahanan dan kemaritiman, dengan PM Hun Sen Menko Luhut membicarakan kerja sama sektor pertanian untuk mendukung ketahanan pangan diantaranya, melalui investasi Indonesia pada fasilitas pemrosesan padi di Kamboja.
Lima pemimpin ASEAN tersebut mengatakan kesediaannya untuk hadir pada pertemuan yang bertujuan untuk menunjukkan kepada dunia, keberhasilan negara-negara ASEAN keluar dari krisis ekonomi di tahun 1998. Melalui forum ini juga, Indonesia ingin menunjukkan solidaritas ASEAN kepada peserta dari 189 negara yang menghadiri perhelatan tersebut.
(fjo)