Impor 2,37 Ton Garam Industri, Jokowi Sebut Realistis
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, impor garam industri sebesar 2,37 juta ton dari total kebutuhan 3,7 juta ton merupakan hal realistis dalam upaya meningkat produktivitas beberapa perusahaan. Pasalnya terang dia garam industri dan garam rakyat berbeda dalam penggunaanya
"Kita harus realitis bahwa industri membutuhan garam dengan kualitas berbeda yang dihasilkan petani karena segmentasinya berbeda. Kalau tidak impor garam, bisa bikin industrinya berhenti. Karena garam industri itu bakal kosmetik, kertas dan farmasi serta banyak yang membutuhkan. Tolong dibedakan antara garam industri dan garam rakyat," ujar Jokowi di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (4/4/2018).
Sebelumnya pemerintah menetapkan kebutuhan garam untuk industri sebanyak lebih kurang 3,7 juta ton untuk tahun 2018. Angka tersebut untuk memenuhi kebutuhan industri petrokimia, pulp dan kertas, farmasi dan kosmetik, aneka pangan, pengasinan ikan, tekstil, penyamakan kulit, pakan ternak, pengeboran minyak, sabun dan detergen, serta industri lainnya.
Jokowi memastikan bahwa garam impor industri tidak akan dijual ke pasaran ketika banyak spekulasi terkait kemungkinan garam industri bakal bebas dijual. "Enggak, saya sudah instruksi agar garam ini tidak rembes ke pasar," tegasnya.
Kementerian Perindustrian pun menyebutkan harga garam impor untuk industri ini akan dijual lebih murah. Nantinya garam impor ini akan digunakan oleh produksi makanan dan minuman (mamin), serta kebutuhan industri farmasi dan industri kertas.
"Kita harus realitis bahwa industri membutuhan garam dengan kualitas berbeda yang dihasilkan petani karena segmentasinya berbeda. Kalau tidak impor garam, bisa bikin industrinya berhenti. Karena garam industri itu bakal kosmetik, kertas dan farmasi serta banyak yang membutuhkan. Tolong dibedakan antara garam industri dan garam rakyat," ujar Jokowi di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (4/4/2018).
Sebelumnya pemerintah menetapkan kebutuhan garam untuk industri sebanyak lebih kurang 3,7 juta ton untuk tahun 2018. Angka tersebut untuk memenuhi kebutuhan industri petrokimia, pulp dan kertas, farmasi dan kosmetik, aneka pangan, pengasinan ikan, tekstil, penyamakan kulit, pakan ternak, pengeboran minyak, sabun dan detergen, serta industri lainnya.
Jokowi memastikan bahwa garam impor industri tidak akan dijual ke pasaran ketika banyak spekulasi terkait kemungkinan garam industri bakal bebas dijual. "Enggak, saya sudah instruksi agar garam ini tidak rembes ke pasar," tegasnya.
Kementerian Perindustrian pun menyebutkan harga garam impor untuk industri ini akan dijual lebih murah. Nantinya garam impor ini akan digunakan oleh produksi makanan dan minuman (mamin), serta kebutuhan industri farmasi dan industri kertas.
(akr)