BI: Tekanan Kenaikan Harga Juni 2018 Meningkat

Minggu, 08 April 2018 - 18:31 WIB
BI: Tekanan Kenaikan...
BI: Tekanan Kenaikan Harga Juni 2018 Meningkat
A A A
JAKARTA - Konsumen memperkirakan tekanan kenaikan harga pada bulan Juni 2018 meningkat sejalan dengan meningkatnya permintaan terhadap barang dan jasa pada Ramadhan dan Idul Fitri. Hal ini tercermin dari peningkatan indeks ekspektasi harga pada Juni 2018 sebesar 184,4 lebih tinggi dari 175,3 pada bulan sebelumnya.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Agusman (BI) mengatakan, secara spasial kenaikan indeks pada Juni 2018 terjadi di 15 kota dengan kenaikan tertinggi di kota Samarinda dan Bandar Lampung. Konsumen juga memperkirakan, tekanan kenaikan harga melambat pada September 2018 terindikasi dari penurunan indeks ekspektasi harga menjadi 165.

"Melambatnya tekanan kenaikan harga tersebut ditengarai didorong oleh meningkatnya pasokan barang konsumsi," kata Agusman di Jakarta, Minggu (8/4/2018). Secara spasial, tekanan kenaikan harga mengalami penurunan di 13 kota, terdalam di kota Samarinda dan Mataram.

Sementara itu, konsumen juga memperkirakan tekanan kenaikan harga pada bulan Maret 2019 sedikit meningkat. Hal ini tercermin dari indeks ekspektasi harga sebesar 180 lebih tinggi dari 178,2 pada bulan sebelumnya. Secara spasial, tekanan kenaikan harga diprediksi mengalami peningkatan di 9 kota, tertinggi di Bandung dan Denpasar.

Sementara itu, survei konsumen BI juga mengindikasikan optimisme konsumen pada bulan Maret 2018 menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari indeks keyakinan konsumen pada Maret 2018 sebesar 121,6 lebih rendah dari 122,5 pada Februari 2018.

Menurut Agusman, melemahnya IKK pada Maret 2018 disebabkan oleh penurunan indeks kondisi ekonomi saat ini (IKE) sebesar 2 poin dari bulan sebelumnya menjadi 110,2 terutama ketersediaan lapangan kerja. "Sementara itu, stabilnya indeks ekspektasi konsumen (IEK) ditopang oleh meningkatnya ekspektasi kegiatan usaha, meskipun eksepktasi ketersediaan lapangan kerja mengalami penurunan," ungkapnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1211 seconds (0.1#10.140)