Norwegia Minati Lapangan Migas Laut Dalam di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, Norwegia tertarik untuk berinvestasi di sektor hulu minyak dan gas bumi di Indonesia. Secara khusus, Norwegia berkomitmen untuk berinvestasi mengembangkan blok migas laut dalam di Papua.
"Norwegia sangat maju dalam (pengembangan) deepwater. Dia akan investasi sebagai operator dan partner. Lapangannya kalau tidak salah ada di Papua Barat," ujar Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar di Jakarta, Kamis (12/4/2018).
Menurutnya, ada tiga lapangan migas yang akan dikembangkan Norwegia. Meski begitu, Arcandra tidak menyebut secara rinci lapangan mana saja yang akan dikembangkan.
Selain Norwegia, untuk lapangan migas laut dalam, perusahaan migas Chevron diketahui juga tengah mengembangkan lapangan proyek IDD Tahap 2 Gedalo-Gehem. Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit Chuck Taylor mengatakan, proyek IDD ini akan memaksimalkan aset gas laut dalam. Sebelumya Chevron juta telah mengembangkan proyek IDD pertama di Lapangan Bangka dan telah berproduksi pada Agustus 2016.
"Kami memiliki rekam jejak yang baik dengan pemerintah Indonesia. Kami berharap pengembangan lapangan ini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan wilayah kami beroperasi," kata dia.
Menurut Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Fatar Yani Abdurrahman, Indonesia memiliki setidaknya 10 blok migas laut dalam yang siap dikembangkan. Dia menyebut, lapangan tersebut antara lain ada di Blok Muara Bakau yang terdiri dari Lapangan Cakra dengan potensi cadangan 394 BSCF, Lapangan Dara dengan potensi 471 BSCF, Lapangan JKNE Miocene dengan potensi 488 BSCF, Lapangan Konta dengan potensi 779 BSCF, Lapangan Meriam dengan potensi 289 BSCF dan Lapangan Kupu-Kupu dengan potensi 106 BSCF.
Selanjutnya adalah Blok East Sepinggan yang terdiri dari Lapanganan Kepik dengan potensi 3,4 TSCF. Lalu Blok East Kalimantan terdiri dari lapangan Serang Utara dengan potensi 13 BSCF dan Lapangan Beratus dengan potensi sebesar 21 BSCF. Selain itu juga ada di Blok Nunukan dengan Lapangan Pasopati dengan potensi sebesar 474 MMSTB. Selanjutnya Blok Ganal, Blok West Papua IV dan Blok West Sebuku.
"Kita berharap blok-blok tadi dapat dikembangkan sehingga dapat meningkatkan produksi migas nasional," ujarnya.
"Norwegia sangat maju dalam (pengembangan) deepwater. Dia akan investasi sebagai operator dan partner. Lapangannya kalau tidak salah ada di Papua Barat," ujar Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar di Jakarta, Kamis (12/4/2018).
Menurutnya, ada tiga lapangan migas yang akan dikembangkan Norwegia. Meski begitu, Arcandra tidak menyebut secara rinci lapangan mana saja yang akan dikembangkan.
Selain Norwegia, untuk lapangan migas laut dalam, perusahaan migas Chevron diketahui juga tengah mengembangkan lapangan proyek IDD Tahap 2 Gedalo-Gehem. Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit Chuck Taylor mengatakan, proyek IDD ini akan memaksimalkan aset gas laut dalam. Sebelumya Chevron juta telah mengembangkan proyek IDD pertama di Lapangan Bangka dan telah berproduksi pada Agustus 2016.
"Kami memiliki rekam jejak yang baik dengan pemerintah Indonesia. Kami berharap pengembangan lapangan ini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan wilayah kami beroperasi," kata dia.
Menurut Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Fatar Yani Abdurrahman, Indonesia memiliki setidaknya 10 blok migas laut dalam yang siap dikembangkan. Dia menyebut, lapangan tersebut antara lain ada di Blok Muara Bakau yang terdiri dari Lapangan Cakra dengan potensi cadangan 394 BSCF, Lapangan Dara dengan potensi 471 BSCF, Lapangan JKNE Miocene dengan potensi 488 BSCF, Lapangan Konta dengan potensi 779 BSCF, Lapangan Meriam dengan potensi 289 BSCF dan Lapangan Kupu-Kupu dengan potensi 106 BSCF.
Selanjutnya adalah Blok East Sepinggan yang terdiri dari Lapanganan Kepik dengan potensi 3,4 TSCF. Lalu Blok East Kalimantan terdiri dari lapangan Serang Utara dengan potensi 13 BSCF dan Lapangan Beratus dengan potensi sebesar 21 BSCF. Selain itu juga ada di Blok Nunukan dengan Lapangan Pasopati dengan potensi sebesar 474 MMSTB. Selanjutnya Blok Ganal, Blok West Papua IV dan Blok West Sebuku.
"Kita berharap blok-blok tadi dapat dikembangkan sehingga dapat meningkatkan produksi migas nasional," ujarnya.
(fjo)