BI Prediksi Neraca Perdagangan Maret Akan Surplus
A
A
A
BATAM - Bank Indonesia (BI) memprediksi bahwa neraca perdagangan Indonesia di bulan Maret akan surplus. Hal ini mengubah posisi neraca perdagangan Indonesia yang sempat defisit selama tiga bulan berturut-turut.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di Batam mengatakan, bahwa surplus ini dikarenakan adanya pertumbuhan ekspor yang meningkat. Apalagi, pemerintah terus menggenjot ekspor di beberapa sektor.
"Terkait ekspor dan impor, neraca perdagangan bulan Maret bakal surplus," ujar Mirza di Batam, Sabtu (14/4/2018). Menurutnya, neraca perdagangan yang defisit selama tiga bukan berturut-turut jangan dilihat dari sesi negatif. Sebab, neraca perdagangan yang defisit adanya akselerasi (perubahan kecepatan) ekonomi untuk pertumbuhan ekonomi.
"Memang Desember, Januari, Februari defisit tapi defisit itu jangan dilihat negatif. Defisit itu sebenarnya menentukan adanya akselerasi ekonomi. Dan data BI itu menujukan adanya akselerasi pertumbuhan ekonomi. Data BI adanya akselerasi, ada kegiatan impor yang meningkat. Seperti impor bahan mentah, impor modal meningkat dan barang setengah jadi," tukasnya.
Seperti diketahui, neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2018 berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) mengalami defisit USD0,12 miliar. Dengan ini, maka neraca perdagangan Indonesia telah mengalami defisit selama tiga bulan beruntun sejak Desember 2017.
Adapun total ekspor Indonesia pada Februari 2018 mencapai USD14,10 miliar atau turun 3,14% dibanding Januari 2018. Sementara total impor Indonesia pada Februari 2018 sebesar USD14,21 miliar atau turun 7,16% dibanding Januari 2018.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di Batam mengatakan, bahwa surplus ini dikarenakan adanya pertumbuhan ekspor yang meningkat. Apalagi, pemerintah terus menggenjot ekspor di beberapa sektor.
"Terkait ekspor dan impor, neraca perdagangan bulan Maret bakal surplus," ujar Mirza di Batam, Sabtu (14/4/2018). Menurutnya, neraca perdagangan yang defisit selama tiga bukan berturut-turut jangan dilihat dari sesi negatif. Sebab, neraca perdagangan yang defisit adanya akselerasi (perubahan kecepatan) ekonomi untuk pertumbuhan ekonomi.
"Memang Desember, Januari, Februari defisit tapi defisit itu jangan dilihat negatif. Defisit itu sebenarnya menentukan adanya akselerasi ekonomi. Dan data BI itu menujukan adanya akselerasi pertumbuhan ekonomi. Data BI adanya akselerasi, ada kegiatan impor yang meningkat. Seperti impor bahan mentah, impor modal meningkat dan barang setengah jadi," tukasnya.
Seperti diketahui, neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2018 berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) mengalami defisit USD0,12 miliar. Dengan ini, maka neraca perdagangan Indonesia telah mengalami defisit selama tiga bulan beruntun sejak Desember 2017.
Adapun total ekspor Indonesia pada Februari 2018 mencapai USD14,10 miliar atau turun 3,14% dibanding Januari 2018. Sementara total impor Indonesia pada Februari 2018 sebesar USD14,21 miliar atau turun 7,16% dibanding Januari 2018.
(ven)