Dolar AS Memukul Rupiah ke Rp13.776
A
A
A
JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Rabu (18/4/2018) berakhir terpukul di pasar spot. Indeks Bloomberg mencatat rupiah pada Rabu petang ini, melemah 10 poin atau 0,07% ke level Rp13.776 per USD.
Awal perdagangan, rupiah dibuka melemah 7 poin atau 0,05% di Rp13.773 per USD. Kemarin, mata uang NKRI berada di posisi Rp13.766 per USD. Hari ini, rupiah diperdagangkan di Rp13.767-Rp13.778 per USD.
Pelemahan rupiah juga terpantau di data Yahoo Finance, dengan turun 13 poin atau 0,09% ke level Rp13.773 per USD, dibanding penutupan Selasa di level Rp13.760 per USD. Rabu ini, rupiah diperdagangkan di Rp13.763-Rp13.775 per USD.
Tidak adanya sentimen positif di dalam negeri membuat rupiah tidak berdaya. Adapun USD menguat berkat data ekonomi AS yang optimis. Melansir dari Reuters, Rabu (18/4), indeks USD terhadap enam mata uang utama lebih tinggi menjadi 89,538.
Greenback--sebutan dolar AS--menemukan dukungan dari indikator ekonomi karena pasar fokus melihat fundamental ekonomi AS yang kuat. Sementara itu, risiko geopolitik di Timur Tengah dinilai mulai surut dan lanjutan dari perang dagang AS dengan China sudah tidak sehingar-bingar awal bulan.
Awal perdagangan, rupiah dibuka melemah 7 poin atau 0,05% di Rp13.773 per USD. Kemarin, mata uang NKRI berada di posisi Rp13.766 per USD. Hari ini, rupiah diperdagangkan di Rp13.767-Rp13.778 per USD.
Pelemahan rupiah juga terpantau di data Yahoo Finance, dengan turun 13 poin atau 0,09% ke level Rp13.773 per USD, dibanding penutupan Selasa di level Rp13.760 per USD. Rabu ini, rupiah diperdagangkan di Rp13.763-Rp13.775 per USD.
Tidak adanya sentimen positif di dalam negeri membuat rupiah tidak berdaya. Adapun USD menguat berkat data ekonomi AS yang optimis. Melansir dari Reuters, Rabu (18/4), indeks USD terhadap enam mata uang utama lebih tinggi menjadi 89,538.
Greenback--sebutan dolar AS--menemukan dukungan dari indikator ekonomi karena pasar fokus melihat fundamental ekonomi AS yang kuat. Sementara itu, risiko geopolitik di Timur Tengah dinilai mulai surut dan lanjutan dari perang dagang AS dengan China sudah tidak sehingar-bingar awal bulan.
(ven)