Pacu Investasi Eropa ke RI, Perjanjian Dagang EFTA CEPA Dikebut
A
A
A
JAKARTA - Penyelesaian perjanjian dagang Indonesia-European Free Trade Association/EFTA CEPA (IE-CEPA) menjadi pembahasan serius dalam pertemuan Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita dan Menteri Perikanan Norwegia Per Sandberg. Mendag menerangkan ingin agar perjanjian dagang tersebut menguntungkan kedua belah pihak.
"Dari pembicaraan itu ada beberapa pembicaraan, yakni mengenai finalisasi EFTA CEPA dan kita mengupayakan perjanjiannya dapat segera selesai. Karena sudah berjalan lama, 23 April nanti tim akan bertemu kembali untuk membahasnya. Ia menekankan hal ini untuk kepentingan bersama dan ada beberapa hal yang ingin disampaikan," jelas Enggar di Kementerian Perdagangan (Kemendag) Jakarta, Rabu (18/4/2018).
Indonesia-European Free Trade Association sendiri merupakan sebuah blok dagang alternatif bagi negara-negara Eropa yang tidak bergabung dalam Uni Eropa (UE). Untuk itu, Indonesia pun menargetkan EFTA dapat rampung tahun ini. "EFTA targetnya kita ingin tahun ini, di April kita sepakat jangan garis sejajar beriringan tapi enggak sampe-sampe. Semua kita sepakati kalau misalkan ada masalah baru kita selesaikan," paparnya.
Kerja sama dengan EFTA diharapkan mampu meningkatkan arus investasi dari Eropa ke Indonesia. EFTA sendiri beranggotakan empat negara yaitu Islandia, Norwegia, Swiss, dan Liechtenstein. Data tahun 2016 menunjukkan EFTA menjadi tujuan ekspor terbesar ke-15 dengan nilai USD2,3 juta dan asal impor nonmigas ke-19 dengan nilai USD1 miliar bagi Indonesia.
Total perdagangan Indonesia dengan EFTA mencapai USD3,3 miliar. Selama kurun waktu lima tahun terakhir, neraca perdagangan kedua ekonomi terus meningkat dan pada tahun 2016 Indonesia surplus USD1,2 miliar. Pada tahun yang sama, nilai investasi negara anggota EFTA di Indonesia mencapai USD979,2 juta.
"Dari pembicaraan itu ada beberapa pembicaraan, yakni mengenai finalisasi EFTA CEPA dan kita mengupayakan perjanjiannya dapat segera selesai. Karena sudah berjalan lama, 23 April nanti tim akan bertemu kembali untuk membahasnya. Ia menekankan hal ini untuk kepentingan bersama dan ada beberapa hal yang ingin disampaikan," jelas Enggar di Kementerian Perdagangan (Kemendag) Jakarta, Rabu (18/4/2018).
Indonesia-European Free Trade Association sendiri merupakan sebuah blok dagang alternatif bagi negara-negara Eropa yang tidak bergabung dalam Uni Eropa (UE). Untuk itu, Indonesia pun menargetkan EFTA dapat rampung tahun ini. "EFTA targetnya kita ingin tahun ini, di April kita sepakat jangan garis sejajar beriringan tapi enggak sampe-sampe. Semua kita sepakati kalau misalkan ada masalah baru kita selesaikan," paparnya.
Kerja sama dengan EFTA diharapkan mampu meningkatkan arus investasi dari Eropa ke Indonesia. EFTA sendiri beranggotakan empat negara yaitu Islandia, Norwegia, Swiss, dan Liechtenstein. Data tahun 2016 menunjukkan EFTA menjadi tujuan ekspor terbesar ke-15 dengan nilai USD2,3 juta dan asal impor nonmigas ke-19 dengan nilai USD1 miliar bagi Indonesia.
Total perdagangan Indonesia dengan EFTA mencapai USD3,3 miliar. Selama kurun waktu lima tahun terakhir, neraca perdagangan kedua ekonomi terus meningkat dan pada tahun 2016 Indonesia surplus USD1,2 miliar. Pada tahun yang sama, nilai investasi negara anggota EFTA di Indonesia mencapai USD979,2 juta.
(akr)