Dorong Keterbukaan Komunikasi dan Berpendapat

Kamis, 19 April 2018 - 14:15 WIB
Dorong Keterbukaan Komunikasi...
Dorong Keterbukaan Komunikasi dan Berpendapat
A A A
INDUSTRI perbankan diyakini masih akan menjadi motor dan tulang punggung ekonomi Indonesia ke depan. Kemampuan berinovasi dan beradaptasi dengan teknologi digital menjadi salah satu kunci keberlanjutan di industri ini.

Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Tigor M Siahaan menekankan pentingnya perbankan untuk terus beradaptasi di tengah lingkungan bisnis dan teknologi yang berubah cepat. Terlebih, persaingan di industri perbankan saat ini bukan hanya antarsesama bank, melainkan juga institusi keuangan lainnya, seperti bermunculannya financial technology (fintech) dan startup.

Dengan target CIMB untuk menjadi perbankan yang terdepan dalam digitalisasi produk dan layanan, Tigor selaku pimpinan juga berupaya mendorong karyawannya agar berani berpendapat dan mengemukakan ide atau gagasan yang bisa bermanfaat bagi kemajuan perusahaan ke depan. Lebih lanjut berikut petikan wawancara KORAN SINDO dengan Tigor Siahaan.

Bagaimana pandangan Anda mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini?

Saya rasa, tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih baik meskipun banyak tantangan dari ekonomi global, seperti Fed Fund Rate (FFR). Memang tidak bisa dimungkiri, gejolak adanya kemungkinan kenaikan FFR bisa terasa ke Indonesia, bahkan seluruh dunia. Karena orang melihat suku bunga ini (Fed Rate) akan memberikan gambaran ekonomi ke depan. Terlepas dari normalisasi FFR, saya melihat ekonomi Indonesia seperti inflasi masih terjaga, pertumbuhan juga lumayan baik.

Secara jangka menengah dan panjang, Indonesia seharusnya bisa tumbuh lebih baik lagi. Pasalnya, investasi infrastruktur saat ini sudah sangat giat dilaksanakan pemerintah, meski hasilnya memang bukan dirasakan dalam satu atau dua tahun. Saya perkirakan, fondasi-fondasi investasi infrastruktur yang dicanangkan pemerintah akan baik dampaknya di jangka menengah dan panjang. Harapan saya, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh di atas 5%.

Bagaimana dengan perkembangan perbankan di Indonesia saat ini?
Bank merupakan intermediasi dalam keuangan, yang mana intermediasi dari deposito disalurkan pada kredit. Penyaluran pada kredit tersebut tentu saja melihat dari sektor-sektor yang sedang menggeliat dan menjanjikan serta sangat tergantung dari permintaan nasabah. Jika melihat titik balik 10 tahun lalu, pertumbuhan kredit perbankan cukup baik karena bisa mencapai dua digit sekitar 20-25%. Namun, dalam dua tahun terakhir pertumbuhan penyaluran kredit menurun sekitar 8-9%.

Meski masih tumbuh, jika dibandingkan dengan pertumbuhan beberapa tahun lalu yang mencapai 20-25% itu sangat berbeda. Ekonomi Indonesia sangat terbantu harga komoditas. Jadi, ada industri-industri yang di-support oleh keberhasilan dari sektor komoditas. Misalkan, kalau di industri tambang atau sawit, biasanya memerlukan motor untuk alat transportasi dan motor (sektor otomotif) akan mengerek perbankan atau multifinance untuk bantu memberikan pinjaman. Dengan begitu, multiplier effect dari harga komoditas yang tinggi sangat penting bagi ekonomi Indonesia. Ke depan, saya rasa perbankan masih akan menjadi motor perekonomian Indonesia. Industri perbankan akan tetap menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia.

Apa fokus perusahaan pada tahun ini?

Di CIMB Niaga ada lima fokus utama. Pertama, playing toour strengths. Kami akan berfokus pada bisnis yang menjadi kekuatan kami, yaitu di KPR, consumer, dan corporate banking. Sementara untuk bisnis-bisnis yang kami tidak terlalu kuat di sana, kami tidak terlalu fokus. Contohnya bisnis mikro. Kedua, perseroan fokus pada dana murah atau CASA (Current Account Saving Account). Sejak dua tahun lalu, rasio CASA perseroan naik dari 40% menjadi 52-53% saat ini. CASA yang mencapai 52% tersebut sangat efektif untuk mengurangi cost of fund. Ketiga, efisiensi biaya. Keempat, meningkatkan budaya risiko. Risk management bukan hanya tanggung jawab risk manager, melainkan semua karyawan bahkan front liner. Kelima, perseroan terus kembangkan dan fokus untuk teknologi informasi atau digital platform.

Lalu, apa keunggulan digitalisasi yang ada di CIMB Niaga dibandingkan dengan bank lain?
Kami sangat bangga menjadi bank digital terdepan di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, perseroan memang fokus ke arah sana. CIMB Niaga merupakan bank pertama di Asia yang meluncurkan rekening bank di dalam telepon seluler atau dikenal dengan Rekening Ponsel pada tahun 2013. Pada 2016, CIMB Niaga juga berhasil mengimplementasikan sistem core banking baru bernama 1 Platform (1P) secara serentak di seluruh jaringan kantor perseroan di Indonesia berjumlah sekitar 800 dan mencakup tiga zona waktu. Tahun 2017, kami telah meluncurkan versi terbaru Go Mobile, yakni layanan mobile banking yang memberi kemudahan akses bagi nasabah ritel terhadap portofolio nasabah di CIMB Niaga melalui ponsel pintar. Peningkatan versi Go Mobile diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin beralih ke digital banking.

Bagaimana dengan strategi untuk menarik generasi milenial?


Ke depan, kami ingin terus meningkatkan digital capability. Saat ini sudah banyak yang berubah menjadi . Dengan digital lounge, nasabah dapat melakukan berbagai kegiatan perbankan, seperti pembukaan tabungan, deposito berjangka, aplikasi kartu debit dan kredit. Lalu, pendaftaran branchless banking dan lain-lain. Keberadaan digital lounge ini kami harap dapat menarik generasi muda. Namun, kami tidak berhenti sampai di situ, perseroan akan terus melakukan inovasi dan pembaharuan sehingga diharapkan bisa membuat rasa nyaman bagi nasabah.

Bisa diceritakan awal karier Anda hingga masuk perbankan?

Awalnya, saya tertarik belajar arsitektur dan pada saat itu sektor properti memang sedang pesat. Saya berpikir, kalau jadi arsitek itu 'terlihat hasilnya atau ada hasilnya'. Namun, setelah lulus kuliah di bidang Finance dan Accounting, lama kelamaan saya tertarik dengan ilmu ini. Kemudian saya melamar kerja di bank dan setelah mendalami, ternyata saya makin tertarik lagi dengan dunia perbankan. Sebelum bergabung dengan CIMB Niaga, saya berkarier selama 20 tahun di Citibank.

Apa saja tantangan yang Anda rasakan selama berkarier di perbankan?

Tantangan pasti ada, tetapi itu membuat saya termotivasi agar diperbaiki untuk kemudian hari. Tantangan di dunia perbankan, yakni bagaimana kita bisa lebih cepat beradaptasi dengan teknologi sekarang. Pasalnya, saat ini sudah banyak fintech dan perusahaan startup yang masuk. Saya selalu menekankan pentingnya perbankan untuk terus beradaptasi di tengah lingkungan bisnis dan teknologi yang berubah secara cepat.

Lalu, apa visi Anda untuk CIMB Niaga?
Kami tidak harus cepat puas dengan posisi sebagai digital leading di Indonesia. Di sini, kami ingin menjadi 'The leading digital player'. Antara perbankan dan perusahaan startup sebenarnya harus bisa berkolaborasi. Ibarat suatu ekosistem, kami harus bangun bersama-sama supaya bisa menghadapi transformasi digital.

Bagaimana kinerja perseroan tahun lalu dan apa target CIMB Niaga ke depan?
Tahun lalu kami memperoleh laba bersih konsolidasi (audited) Rp3,0 triliun atau naik 43,0%. Aset juga mencapai Rp266,3 triliun, naik sebesar 10,2%. Sementara kredit tumbuh 2,8% mencapai Rp185,1 triliun. Target tahun ini tentu saya berharap bisa lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Kami juga akan fokus memperbesar bisnis konsumer dan UKM, menjaga pengelolaan biaya secara disiplin, meningkatkan CASA, serta memperkuat platform digital, dengan lebih berhati-hati dan selektif dalam menyalurkan kredit untuk menjaga kualitas aset yang lebih baik.

Sebagai pimpinan, seperti apa falsafah atau gaya kepemimpinan Anda di perusahaan?
Saya cukup merasa nyaman dengan gaya komunikasi terbuka. Saya terbuka dengan masukan, nasihat, dan saran dari semua level. Saya juga sangat mendorong karyawan untuk terus terbuka dan mengemukakan pendapat. Intinya, mereka harus bersuara, karena bisa jadi pendapat mereka menjadi suatu basis dari strategi ke depan. Saya tidak terlalu suka dengan birokrasi. Saya lebih suka dengan open communication dan open feedback serta mendengar input dari semua pihak agar bisa menghasilkan keputusan lebih baik. Pada akhirnya nanti, direksi bisa mengarahkan hasilnya apa. Kita jangan jadi 'katak dalam tempurung'. Jadi, pemimpin itu harus melihat dari berbagai sisi. Saya lebih suka yang bisa memberikan value dan make a different, itu yang bisa memberikan input.

Ada pengalaman berkesan selama berkarier?

Banyak, karena saya belajar dari teman-teman dan dari nasabah. Moto hidup saya adalah 'Bagaimana kita terus belajar agar bisa mendapat ilmu'. Baru-baru ini, saya dinobatkan sebagai The Most Inspiring CEO pada ajang iCIO Awards 2018. Saya bahagia menerima penghargaan ini. Tentu ini bukan prestasi personal saya semata, melainkan hasil dari dedikasi dan kerja sama seluruh karyawan dalam mengimplementasikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) guna mewujudkan aspirasi CIMB Niaga menjadi perbankan digital terdepan di Indonesia.

Apa mimpi besar Anda yang ingin diwujudkan?

Saya melihat, kesempatan untuk belajar belum terlalu merata di Indonesia. Jadi, kalau ditanya mimpi besar, saya ingin suatu waktu anak-anak di Indonesia punya kesempatan sama untuk belajar. Anak-anak Indonesia banyak sekali yang pintar dan berkarya. Saya rasa Indonesia akan jauh lebih baik kalau mereka diberi kesempatan untuk belajar.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9069 seconds (0.1#10.140)