Pengembangan TOD di Penyangga Jakarta Mampu Kurangi Kemacetan

Jum'at, 20 April 2018 - 13:45 WIB
Pengembangan TOD di...
Pengembangan TOD di Penyangga Jakarta Mampu Kurangi Kemacetan
A A A
JAKARTA - Berbagai upaya mengurai kemacetan di Jakarta terus dilakukan pemerintah. Mulai dengan penerapan ganjil-genap di jalan tol, pembangunan kawasan hunian berorientasi transit (Transit Oriented Development/TOD) wacana penerapan jalan berbayar elektronik (Electronic Road Pricing/ERP), sampai penerapan tarif tol progresif atau Electronic Road Collector (ERC).

Setelah memulai uji coba ganjil-genap jalan tol, pemerintah berencana mengembangkan 47 kawasan berorientasi transit (TOD) di Jabodetabek. Hal ini sebagai upaya jangka panjang menekan penggunaan kendaraan pribadi. Melalui pendekatan ini, pemerintah berharap masyarakat beralih ke angkutan massal seperti Transjakarta, Mass Rapid Transit (MRT), Light Rail Transit (LRT), dan sebagainya.

Pengamat perkotaan, Yayat Supriatna menilai pembangunan kawasan berorientasi transit oleh pemerintah dapat mengurangi pengguna kendaraan pribadi, jika sarana TOD menjamin kenyamanan warga.

"Jika TOD dikembangkan di daerah pinggiran atau daerah penyangga ibu kota yang arahnya ke dalam kota, saya kira hal itu dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Selama sarana yang disediakan menjamin kenyamanan," katanya di Jakarta, Jumat (20/4/2018).

Pemerintah sendiri menargetkan 1,2 juta orang berpindah dari kendaraan pribadi ke kereta ringan (LRT), saat sudah beroperasi. Menurut Yayat, hal itu bisa saja terjadi jika sarana dan prasarana pendukung seperti ruang tunggu, terminal dan akses untuk mencapainya mudah dan nyaman.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik DKI Jakarta tahun 2015, jumlah kendaraan pribadi di DKI Jakarta lebih dari 18,6 juta unit. Pengguna angkutan umum di ibu kota baru mencapai 24%. Sedangkan pergerakan orang di Jabodetabek mencapai 47,5 juta hingga 50 juta orang. Setiap hari, ada 1,4 juta pelaju dari daerah sekitar ibu kota.

Kecenderungan perluasan di wilayah Jabodetabek yang pesat, secara signifikan meningkatkan biaya transportasi, mengurangi tingkat mobilitas, dan menurunkan kualitas hidup.

Yayat menambahkan, sedikit banyaknya jumlah masyarakat yang beralih tergantung jumlah penduduk dan wilayah yang dilayani. "TOD seharusnya dapat mengintegrasikan antarmoda. Jika ini bisa diwujudkan, tentu akan semakin banyak masyarakat yang beralih menggunakan angkutan umum," jelasnya.

Upaya mengajak warga beralih ke angkutan umum akan semakin efektif tergantung dengan jaringan pada simpul dan daerah pelayanan. "Kemungkinan yang berpindah dengan adanya TOD ini, kita anggap saja sekitar 20 sampai 30% dari perjalanan warga Jabodetabek yang mencapai 50 juta perjalanan," katanya.

Di satu sisi, ia menilai manfaat TOD cukup besar. Selain dapat mengatasi masalah lalu lintas, juga berpotensi menumbuhkan perekonomian kawasan. Ke depan akan terjadi redistribusi fungsi, menjadikan wilayah luar jakarta sebagai kawasan bisnis, perkantoran dan sebagainya.

"Manfaatnya sangat banyak, multifungsi. Bisa dikembangkan sebagai tempat tinggal, tempat usaha, atau kegiatan publik lainnya. Dengan model mixed used, orang bisa merasakan membeli apartemen “hadiahnya” kereta api karena (akses) bisa langsung kereta api," jelasnya. Dia mencontohkan Singapura.

Keberadaan TOD akan membuat perjalanan dan waktu semakin efektif. "Orang tak perlu lagi beli mobil, mikirin bayar parkir mobil, juga lebih efektif waktu, efektif dalam perjalanan. Tetapi TOD jangan dimonopoli oleh pengembang besar," Yayat menambahkan.

Meski demikian, Yayat menilai kerja sama antara pemerintah dan swasta, bagus dalam pengembangan TOD. Karena untuk kepentingan infrastruktur publik, kerja sama yang dilakukan bisa melalui Public Private Partnership, atau kerjasama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).

Menurut Yayat, keberadaan TOD mampu menjawab tantangan pengelolaan sistem transportasi dan hunian di masa depan, dengan catatan para pihak memperhatikan pemberdayaan dan kemampuan masyarakat menengah ke bawah untuk memiliki tempat tinggal di kawasan tersebut. Karena itu, ia mengapresiasi rencana pemerintah mengembangkan TOD di daerah pinggiran.
(ven)
Berita Terkait
Garap TOD Anak Usaha...
Garap TOD Anak Usaha ADHI Caplok Anak Usaha COWL
Jababeka Komitmen Kembangkan...
Jababeka Komitmen Kembangkan Transit Oriented Development Cikarang-Jababeka
Sinar Mas Land dan Mitbana...
Sinar Mas Land dan Mitbana Bangun TOD Berkonsep Smart dan Sustainable di BSD City
Misi Erick Thohir Mengurangi...
Misi Erick Thohir Mengurangi Pengguna Kendaraan Pribadi dengan TOD
Tawarkan Banyak Keuntungan,...
Tawarkan Banyak Keuntungan, Hunian TOD Makin Diminati
Hampir 10 Tahun Pembangunan...
Hampir 10 Tahun Pembangunan Megaproyek Metro Starter Depok Mangkrak, Ini Kata Wali Kota
Berita Terkini
Intip Cara Hemat Belanja...
Intip Cara Hemat Belanja Online di Tengah Ekonomi Menantang
2 jam yang lalu
Teknologi AI Dorong...
Teknologi AI Dorong Pengembangan Industri Pertambangan
3 jam yang lalu
Dorong PNBP, AUKSI dan...
Dorong PNBP, AUKSI dan DJKN Jatim Perkuat Ekosistem Lelang Sukarela
3 jam yang lalu
Lawan Tarif Trump, Kemendag...
Lawan Tarif Trump, Kemendag Siapkan 21 Perjanjian Dagang Baru dengan Berbagai Negara
4 jam yang lalu
United Tractors Tebar...
United Tractors Tebar Dividen Rp7,81 Triliun, Catat Kapan Cairnya
5 jam yang lalu
Rumah BUMN SIG Dorong...
Rumah BUMN SIG Dorong Pemasaran Produk UMKM Rembang
5 jam yang lalu
Infografis
Amerika Serikat Unjuk...
Amerika Serikat Unjuk Kekuatan Nuklir di Tengah Ketegangan Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved