Uji Coba LRT Jabodebek Tahap I Ditargetkan Pertengahan 2019
A
A
A
JAKARTA - Pembangunan proyek light rail transit atau LRT Jabodebek tahap I telah mencapai 37%. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi berharap LRT Tahap I ini dapat di uji coba pada pertengahan 2019.
"Di sini project-nya berjalan bagus, sekarang ini kurang lebih 37% kita harapkan pertengahan 2019 sudah melakukan tes running. Dalam 1-2 bulan akan jalan," ujar Menhub dalam siaran pers yang diterima di Jakarta,Senin (30/4/2018).
Dengan capaian 37% ini Menhub menyebut pengerjaan LRT tahap I yang dikerjakan oleh PT Adhi Karya ini telah sesuai target bahkan sedikit melebihi target 2%.
Lebih lanjut Menhub menargetkan pada 2024 kemacetan lalu lintas di kota Jakarta sudah dapat diatasi. Oleh karena itu Menhub terus mendorong penyelesaian pembangunan sarana dan prasana transportasi seperti LRT (Light Rail Transit) MRT (Mass Rapid Transit), BRT (Bus Rapid Transit).
Dengan percepatan penyelesaian pembangunan infrastruktur transportasi di kota besar seperti Jakarta Menhub menyebut kecepatan kendaraan bisa meningkat.
"Kalau fungsi MRT, LRT, BRT, dan kereta komuter berjalan maka aksesibilitas daripada orang-orang dari satu tempat ke tempat yang lain itu menjadi satu aksesibilitas yang baik, paling tidak mobil bisa dengan kecepatan 40 km/jam," katanya.
Terkait harga tiket LRT, Menhub memperkirakan harga yang dikenakan ke masyarakat sekitar Rp12.000. Untuk ini pemerintah nantinya akan memberikan subsidi terhadap tiket.
"Waktu itu ancer-ancer-nya Rp12.000, mudah-mudahan itu bisa dilaksanakan. Itu (sudah) subsidi, real price-nya kira-kira Rp25.000, jadi ada subsidi 50%," jelasnya.
Sementara itu Direktur SDM PT Adhi Karya Agus Karianto menjelaskan capaian progres pembangunan sebesar 37% ini merupakan total pengerjaan di beberapa lintas layanan LRT tahap I.
"Untuk lintas layanan I Cibubur-Cawang 60%. Lintas layanan II 22% dan layanan II itu dari Cawang-Dukuh Atas. Lintas layanan III dari Cawang-Bekasi Timur itu 40%. Kalau dikumulatifkan 37%," jelas Agus.
Agus menambahkan, saat ini pihaknya masih terkendala pembangunannya di beberapa titik seperti di Jalan MT Haryono dan Cawang. Di MT Haryono hambatan berupa masih adanya pedestrian yang belum bisa dikerjakan.
"Masalah penyempitan itu di daerah Cawang karena Cawang ada stasiun yang besar ada pertemuan dua lintas layanan di depan BNN itu ada penyempitan agak lama. Kita targetkan di akhir Juli sudah normal," pungkasnya.
"Di sini project-nya berjalan bagus, sekarang ini kurang lebih 37% kita harapkan pertengahan 2019 sudah melakukan tes running. Dalam 1-2 bulan akan jalan," ujar Menhub dalam siaran pers yang diterima di Jakarta,Senin (30/4/2018).
Dengan capaian 37% ini Menhub menyebut pengerjaan LRT tahap I yang dikerjakan oleh PT Adhi Karya ini telah sesuai target bahkan sedikit melebihi target 2%.
Lebih lanjut Menhub menargetkan pada 2024 kemacetan lalu lintas di kota Jakarta sudah dapat diatasi. Oleh karena itu Menhub terus mendorong penyelesaian pembangunan sarana dan prasana transportasi seperti LRT (Light Rail Transit) MRT (Mass Rapid Transit), BRT (Bus Rapid Transit).
Dengan percepatan penyelesaian pembangunan infrastruktur transportasi di kota besar seperti Jakarta Menhub menyebut kecepatan kendaraan bisa meningkat.
"Kalau fungsi MRT, LRT, BRT, dan kereta komuter berjalan maka aksesibilitas daripada orang-orang dari satu tempat ke tempat yang lain itu menjadi satu aksesibilitas yang baik, paling tidak mobil bisa dengan kecepatan 40 km/jam," katanya.
Terkait harga tiket LRT, Menhub memperkirakan harga yang dikenakan ke masyarakat sekitar Rp12.000. Untuk ini pemerintah nantinya akan memberikan subsidi terhadap tiket.
"Waktu itu ancer-ancer-nya Rp12.000, mudah-mudahan itu bisa dilaksanakan. Itu (sudah) subsidi, real price-nya kira-kira Rp25.000, jadi ada subsidi 50%," jelasnya.
Sementara itu Direktur SDM PT Adhi Karya Agus Karianto menjelaskan capaian progres pembangunan sebesar 37% ini merupakan total pengerjaan di beberapa lintas layanan LRT tahap I.
"Untuk lintas layanan I Cibubur-Cawang 60%. Lintas layanan II 22% dan layanan II itu dari Cawang-Dukuh Atas. Lintas layanan III dari Cawang-Bekasi Timur itu 40%. Kalau dikumulatifkan 37%," jelas Agus.
Agus menambahkan, saat ini pihaknya masih terkendala pembangunannya di beberapa titik seperti di Jalan MT Haryono dan Cawang. Di MT Haryono hambatan berupa masih adanya pedestrian yang belum bisa dikerjakan.
"Masalah penyempitan itu di daerah Cawang karena Cawang ada stasiun yang besar ada pertemuan dua lintas layanan di depan BNN itu ada penyempitan agak lama. Kita targetkan di akhir Juli sudah normal," pungkasnya.
(fjo)