Ini Keunggulan Berinvestasi di Reksa Dana ETF
A
A
A
JAKARTA - Produk Exchange Traded Fund (ETF) sebagai instrumen investasi reksa dana memiliki beberapa keunggulan dibanding reksa dana konvensional, salah satunya yakni likuiditas.
Direktur Indo Premier Sekuritas Noviono Darmosusilo mengatakan, ETF tersedia sepanjang perdagangan bursa. Sehingga fleksibel, dapat dilakukan transaksi jual beli setiap saat.
"Selain itu, transparan dengan menampilkan seluruh informasi saham-saham underlying ETF dan komponen kas. Biaya transaksi juga tidak dibebankan kolektif, tapi hanya ditanggung oleh masing-masing investor, pengawasan berlapis oleh OJK, BEI, dan dealer partisipan," ujarnya di Jakarta, Kamis (3/5/2018).
Dengan bermacam keunggulan ini, Noviono menilai investor seharusnya tak ragu berinvestasi di ETF. Menurutnya, sangat disayangkan jika investor masih punya pandangan keliru seolah ETF tidak likuid. "ETF ini yang menarik, yang penting likuiditas, kalau enggak likuid susah. Kenyataannya malah ETF itu reksa dana yang paling likuid," tegasnya.
Dia mengungkapkan, per akhir April 2018 total dana kelolaan 16 ETF Indo Premier Sekuritas sebagai dealer partisipan telah mencatatkan nilai sebesar Rp6,45 triliun. Dari jumlah itu sebesar Rp5,37 triliun adalah dana kelolaan dari 15 ETF saham.
Menurut Noviono, dana kelolaan ETF memang tumbuh agresif, mengingat pada 2013 silam total kelolaannya baru Rp456 miliar. Jumlah investor kelembagaan ETF Indo Premier disebutnya juga meningkat signifikan dari 40 investor institusi pada 2013 menjadi 132 investor institusi pada 2018.
"Laju pertumbuhan ETF ini, tentu berbanding lurus dengan pemahaman para investor institusi yang semakin berkembang mengenai keunggulan ETF sebagai instrumen investasi," pungkasnya.
Hingga saat ini terdapat 17 produk ETF yang sudah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari 17 produk tersebut, 9 ETF dikelola PT Indo Premier Investment Management, 5 ETF dikelola PT Pinnacle Persada Investama, 1 ETF dikelola PT Batavia Prosperindo Asset Management, 1 ETF dikelola PT Danareksa Investment Management dan 1 ETF dikelola PT Bahana TCW Investment Management.
Direktur Indo Premier Sekuritas Noviono Darmosusilo mengatakan, ETF tersedia sepanjang perdagangan bursa. Sehingga fleksibel, dapat dilakukan transaksi jual beli setiap saat.
"Selain itu, transparan dengan menampilkan seluruh informasi saham-saham underlying ETF dan komponen kas. Biaya transaksi juga tidak dibebankan kolektif, tapi hanya ditanggung oleh masing-masing investor, pengawasan berlapis oleh OJK, BEI, dan dealer partisipan," ujarnya di Jakarta, Kamis (3/5/2018).
Dengan bermacam keunggulan ini, Noviono menilai investor seharusnya tak ragu berinvestasi di ETF. Menurutnya, sangat disayangkan jika investor masih punya pandangan keliru seolah ETF tidak likuid. "ETF ini yang menarik, yang penting likuiditas, kalau enggak likuid susah. Kenyataannya malah ETF itu reksa dana yang paling likuid," tegasnya.
Dia mengungkapkan, per akhir April 2018 total dana kelolaan 16 ETF Indo Premier Sekuritas sebagai dealer partisipan telah mencatatkan nilai sebesar Rp6,45 triliun. Dari jumlah itu sebesar Rp5,37 triliun adalah dana kelolaan dari 15 ETF saham.
Menurut Noviono, dana kelolaan ETF memang tumbuh agresif, mengingat pada 2013 silam total kelolaannya baru Rp456 miliar. Jumlah investor kelembagaan ETF Indo Premier disebutnya juga meningkat signifikan dari 40 investor institusi pada 2013 menjadi 132 investor institusi pada 2018.
"Laju pertumbuhan ETF ini, tentu berbanding lurus dengan pemahaman para investor institusi yang semakin berkembang mengenai keunggulan ETF sebagai instrumen investasi," pungkasnya.
Hingga saat ini terdapat 17 produk ETF yang sudah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari 17 produk tersebut, 9 ETF dikelola PT Indo Premier Investment Management, 5 ETF dikelola PT Pinnacle Persada Investama, 1 ETF dikelola PT Batavia Prosperindo Asset Management, 1 ETF dikelola PT Danareksa Investment Management dan 1 ETF dikelola PT Bahana TCW Investment Management.
(fjo)