Ketersediaan Pupuk Bersubsidi Dijamin Aman Sepanjang 2018

Jum'at, 04 Mei 2018 - 16:48 WIB
Ketersediaan Pupuk Bersubsidi Dijamin Aman Sepanjang 2018
Ketersediaan Pupuk Bersubsidi Dijamin Aman Sepanjang 2018
A A A
SEMARANG - PT. Pupuk Indonesia (Persero) menjamin ketersediaan stok pupuk bersubsidi untuk petani pada tahun 2018 ini aman. Sehingga apabila masyarakat menemui permasalahan terkait pupuk di lapangan, bisa langsung segera melaporkannya melalui layanan nomor 0800-1008-001.

"Jika memang di lapangan ditemukan permasalahan atau keluhan terkait pupuk, bisa langsung menghubungi ke nomor 0800-1008-001. Dan laporan tersebut akan langsung segera kita tindaklanjuti," ujar Vice President External Communication & Media Relation PT. Pupuk Indonesia Mochamad Aby Radityo di Semarang, Jumat (4/5/2018).

Dia mengungkapkan, pada tahun 2018 ini, Pupuk Indonesia mendapatkan tugas mendistribusikan pupuk bersubsidi sebanyak 9,55 juta ton yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia) dan sebanyak 1.831.990 ton diantaranya didistribusikan di wilayah Jawa Tengah.

Pupuk bersubsidi tersebut terdiri lima jenis dengan harga eceran tertinggi (HET) yang berlaku di semua wilayah Indonesia. Di antaanya, untuk HET pupuk Urea yakni Rp1.800/kg, NPK Rp2.300/kg, SP-36 Rp2.000/kg, ZA Rp1.400/kg, dan pupuk Organik Rp500/kg. "Harga tersebut berlaku untuk pembelian di kios dan hitungannya per sak/karung belinya. Untuk Urea, NPK, SP-36, dan ZA kemasan per saknya 50 kg, sementara pupuk organik 40 kg," sebutnya.

Berdasar data PT. Pupuk Indonesia, tercatat ada 298 distributor pupuk dan 5.850 kios resmi di Jawa Tengah. Aby membeberkan bahwa alokasi tahun 2018 untuk masing-masing jenis pupuk, meliputi Urea 4,1 juta ton/tahun secara nasional dan Jateng sendiri mendapatkan alokasi 763.140 ton/tahun.

Alokasi SP-36 sebanyak 850.323 ton/tahun (se-Indonesia) dan 162.970 ton/tahun (se-Jateng); ZA alokasinya 1.050.000 ton/tahun (se-Indonesia) dan 220.630 ton/tahun (se-Jateng. Untuk alokasi NPK sebanyak 2.550.000 ton/tahun dan 421.920 ton/tahun untuk Jateng). Kemudian pupuk organik sebanyak 1 juta ton/tahun dan khusus di Jateng sebanyak 263.330 ton/tahun.

Aby menyebutkan, untuk Januari-April 2018 alokasi kebutuhan dari keseluruhan jenis pupuk di Jawa Tengah sebanyak 687.607 ton dan terealisasi 585.041 ton atau 85%. “Alokasi di Jateng dari masing-masing jenis pupuk pada kuartal pertama, untuk Urea 271.982 ton dan telah disalurkan 257.059 ton (95 persen); SP-36 alokasi 71.272 ton dan realisasi 60.978 ton (86 persen),” sebutnya.

Sedangkan untuk alokasi pupuk jenis ZA sebesar 84.421 ton dan realisasinya mencapai 72.196 ton (86%), kemudian alokasi NPK 164.580 ton dan realisasi 135.538 ton (82%) dan alokasi pupuk Organik i 95.352 telah terealisasi 59.270 ton (62%).

Sementara, Area Manager Jateng 1, Amani Muthi’ah mengakui bahwa penyaluran pupuk bersubsidi melalui Kartu Tani merupakan sistem baru yang dalam pelaksanaannya masih menemui kendala. Menurutnya, kendala tersebut bisa berupa sistemnya yang bermasalah, belum semua petani mendapatkan Kartu Tani dan lain sebagainya.“Selain itu juga, karena belum semua petani memahami cara penggunaan Kartu Tani. Itu karena program tersebut baru berjalan empat bulan ini,” ungkap Ani.

Pihaknya berharap kepada instansi terkait untuk melakukan perbaikan sistemnya yang bisa memudahkan para petani. Pupuk Indonesia sendiri telah menerapkan sistem monitoring dalam menekan penyalahgunaan distribusi pupuk di lapangan. “Khusus permasalahan Kartu Tani bisa berhubungan dengan dinas terkait dan perbankan yang menangani di Jateng. Sedangkan kalau soal stok pupuk bisa langsung ke Pupuk Indonesia,” jelasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6995 seconds (0.1#10.140)