Dana Asing Kabur dari Indonesia, BI Santai
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengakui bahwa saat ini banyak portfolio asing yang hengkang dari Indonesia seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Bahkan, jumlah dana-dana asing yang kabur dari Indonesia itu cukup besar.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengaku tak terlalu kaget dengan penyesuaian yang terjadi pada portfolio asing di Indonesia. Pihaknya pun telah terbiasa dengan kejutan-kejutan dari investor asing tersebut.
"BI sudah terbiasa menghadapi kejutan seperti ini (dana asing kabur dari Indonesia). Dan kita harus meyakini bisa melewati ini dengan baik," katanya di Gedung BI, Jakarta, Jumat (4/5/2018).
Menurutnya, capital outflow yang terjadi di Indonesia adalah untuk dana-dana jangka pendek. Saat menanamkan dana di Indonesia, mereka biasanya melihat kondisi perekonomian jangka pendek seperti perubahan nilai tukar.
Sementara untuk investor jangka panjang, tambah dia, saat ini mereka masih tetap bertahan di Indonesia meskipun ada gejolak terhadap mata uang rupiah. Sebab, mereka melihat kondisi fundamental perekonomian di Tanah Air dalam jangka panjang.
"Capital outflow memang ada yang keluar cukup lumayan besar. Tapi real money investor masih disini. Jadi yang keluar itu investor jangka pendek yang melihat bukan long term view tapi dari sisi currency. Jadi ketiak terjadi risiko global dan yeild nya naik, itu dianggap akan menekan. Dan itu sudah terbiasa bagi kita," tandasnya.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengaku tak terlalu kaget dengan penyesuaian yang terjadi pada portfolio asing di Indonesia. Pihaknya pun telah terbiasa dengan kejutan-kejutan dari investor asing tersebut.
"BI sudah terbiasa menghadapi kejutan seperti ini (dana asing kabur dari Indonesia). Dan kita harus meyakini bisa melewati ini dengan baik," katanya di Gedung BI, Jakarta, Jumat (4/5/2018).
Menurutnya, capital outflow yang terjadi di Indonesia adalah untuk dana-dana jangka pendek. Saat menanamkan dana di Indonesia, mereka biasanya melihat kondisi perekonomian jangka pendek seperti perubahan nilai tukar.
Sementara untuk investor jangka panjang, tambah dia, saat ini mereka masih tetap bertahan di Indonesia meskipun ada gejolak terhadap mata uang rupiah. Sebab, mereka melihat kondisi fundamental perekonomian di Tanah Air dalam jangka panjang.
"Capital outflow memang ada yang keluar cukup lumayan besar. Tapi real money investor masih disini. Jadi yang keluar itu investor jangka pendek yang melihat bukan long term view tapi dari sisi currency. Jadi ketiak terjadi risiko global dan yeild nya naik, itu dianggap akan menekan. Dan itu sudah terbiasa bagi kita," tandasnya.
(akr)