Tinjau Padat Karya Tunai di Sleman, Rini Ikut Ngecat Bareng Warga
A
A
A
JAKARTA - Menteri BUMN Rini Soemarno meninjau program padat karya tunai (cash for work) yang dilaksanakan PT Angkasa Pura I (Persero) di Sleman. Program yang bertujuan menyalurkan bantuan CSR dan memberikan kontribusi nyata BUMN di masyarakat ini digelar di Dusun Nologaten, Caturtunggal, Sleman, Yogyakarta.
Rini mengatakan bahwa program ini diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat. Dan memberikan dorongan bagi BUMN dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Semoga program ini memberikan manfaat bagi masyarakat dan saya terus memberikan dorongan bagi BUMN untuk terus memberikan dukungan nyata bagi perbaikan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat melalui padat karya tunai ini," ujar Rini dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (7/5/2018).
Rini bersama-sama rombongan Direktur BUMN menyempatkan diri untuk ikut serta bersama warga Dusun Nologaten mengecat taman dusun dan menebarkan bibit ikan di sungai. Ada sekitar 100 warga yang dilibatkan dalam kegiatan ini untuk membersihkan sungai, mengecat taman, membangun talud, dan menanam tanaman konsumsi warga.
Dalam program padat karya tunai ini, PT Angkasa Pura I sebagai BUMN penyelenggara memberikan bantuan kepada warga Dusun Nologaten Desa Caturtunggal berupa bantuan penghijauan, alat-alat kebersihan aliran sungai, dan kincir air yang dapat digunakan untuk pembangkit listrik sebagai penunjang penerangan taman sekitar aliran sungai senilai Rp50 juta.
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan, Dusun Nologaten dipilih menjadi penerima bantuan karena mampu berinovasi dalam mengembangkan potensi demi kemajuan dusun. Ia berharap, bantuan yang diberikan bisa memberikan manfaat yang besar dan terus membuat warga dusun semakin giat bekerja.
“Bantuan yang diberikan ini merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) dari Angkasa Pura I yang diharapankan dapat bermanfaat membantu dusun ini untuk semakin giat berkarya," kata Faik.
Sebagai informasi, Dusun Nologaten dahulu merupakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA), bahkan kondisi di sekitar bantaran sungai tersebut sangat kumuh hingga Bupati Sleman menerbitkan SK Daerah Kumuh untuk Dusun Nologaten.
Sejak tiga tahun terakhir, Dusun Nologaten tumbuh menjadi dusun berkembang dengan beragam potensi, salah satunya adalah peternakan ikan. Ikan nila dan ikan bawal di Dusun Nologaten bahkan dapat mencapai satu ton saat masa panen dengan memanfaatkan pakan ternak dari olahan limbah yang didapat dari sisa-sisa makanan di rumah makan.
Ke depannya, dengan memanfaatkan potensi alam dan kemampuan warganya, Dukuh (Ketua Dusun) Nologaten berencana menjadikan dusunnya sebagai kampung ekowisata.
Rini mengatakan bahwa program ini diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat. Dan memberikan dorongan bagi BUMN dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Semoga program ini memberikan manfaat bagi masyarakat dan saya terus memberikan dorongan bagi BUMN untuk terus memberikan dukungan nyata bagi perbaikan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat melalui padat karya tunai ini," ujar Rini dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (7/5/2018).
Rini bersama-sama rombongan Direktur BUMN menyempatkan diri untuk ikut serta bersama warga Dusun Nologaten mengecat taman dusun dan menebarkan bibit ikan di sungai. Ada sekitar 100 warga yang dilibatkan dalam kegiatan ini untuk membersihkan sungai, mengecat taman, membangun talud, dan menanam tanaman konsumsi warga.
Dalam program padat karya tunai ini, PT Angkasa Pura I sebagai BUMN penyelenggara memberikan bantuan kepada warga Dusun Nologaten Desa Caturtunggal berupa bantuan penghijauan, alat-alat kebersihan aliran sungai, dan kincir air yang dapat digunakan untuk pembangkit listrik sebagai penunjang penerangan taman sekitar aliran sungai senilai Rp50 juta.
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan, Dusun Nologaten dipilih menjadi penerima bantuan karena mampu berinovasi dalam mengembangkan potensi demi kemajuan dusun. Ia berharap, bantuan yang diberikan bisa memberikan manfaat yang besar dan terus membuat warga dusun semakin giat bekerja.
“Bantuan yang diberikan ini merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) dari Angkasa Pura I yang diharapankan dapat bermanfaat membantu dusun ini untuk semakin giat berkarya," kata Faik.
Sebagai informasi, Dusun Nologaten dahulu merupakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA), bahkan kondisi di sekitar bantaran sungai tersebut sangat kumuh hingga Bupati Sleman menerbitkan SK Daerah Kumuh untuk Dusun Nologaten.
Sejak tiga tahun terakhir, Dusun Nologaten tumbuh menjadi dusun berkembang dengan beragam potensi, salah satunya adalah peternakan ikan. Ikan nila dan ikan bawal di Dusun Nologaten bahkan dapat mencapai satu ton saat masa panen dengan memanfaatkan pakan ternak dari olahan limbah yang didapat dari sisa-sisa makanan di rumah makan.
Ke depannya, dengan memanfaatkan potensi alam dan kemampuan warganya, Dukuh (Ketua Dusun) Nologaten berencana menjadikan dusunnya sebagai kampung ekowisata.
(ven)