Penjualan Darya-Varia Laboratoria Tumbuh 8,27% di 2017

Senin, 07 Mei 2018 - 19:02 WIB
Penjualan Darya-Varia...
Penjualan Darya-Varia Laboratoria Tumbuh 8,27% di 2017
A A A
JAKARTA - PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA) sepanjang tahun 2017 berhasil membukukan penjualan bersih mencapai Rp1,57 triliun atau naik 8,27% dari Rp1,45 triliun di tahun sebelumnya.

Bisnis obat resep menyumbang sekitar 34% dengan penjualan mencapai Rp537 miliar, lalu bisnis OTC atau Consumer Health menyumbang sekitar 47% dengan penjualan sebesar Rp746 miliar, dan ekspor dan Toll Manufacturing bisnis menyumbang 19% dengan penjualan sekitar Rp292 miliar.

"Penjualan ekspor bisnis ini turun 8% yang disebabkan oleh melunaknya permintaan pasar di Asia Tenggara," kata Presiden Direktur Darya-Varia Laboratoria Marlia Hayati Goestam di Jakarta, Senin (7/5/2018).

Sementara itu, laba bruto mengalami kenaikan menjadi Rp893 miliar atau naik 11,5% serta laba usaha tumbuh menjadi Rp219 miliar atau naik 7,9%.

"Sedangkan untuk laba bersih tahun lalu mencapai Rp162 miliar atau naik 6,6%. Dengan total aset sekitar Rp1,6 triliun," ungkapnya. Menurut dia, pertumbuhan yang kuat ini lebih tinggi dibandingkan dengan pasar farmasi secara keseluruhan.

Untuk tahun ini, perseroan menganggarkan capital expenditure atau belanja modal sebesar Rp59 miliar. Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk meningkatkan fasilitas fasilitas yang ada di pabrik.

Lebih lanjut Marlia menuturkan, tahun ini perseroan juga akan fokus di obat branded, branded generik, consumer health dan toll and export. "Kami fokus dalam membangun brand equity baik itu untuk sejumlah obat produk atau consumer health. Tahun ini kami juga khusus memperkuat struktur organisasi, lalu kami akan melakukan berbagai transformasi dalam bisnis," papar dia.

Di sisi lain, dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), perseroan membagikan dividen interem sebesar Rp35 per saham dan dividen tunai sebesar Rp70 per saham. Adapun hingga kuartal I/2018, penjualan bersih mencapai Rp430 miliar atau naik 8%.

Pertumbuhan tersebut, didukung oleh pertumbuhan kinerja bisnis obat resep yang naik 20% serta bisnis Ekspor dan Toll Manufacturing yang tumbuh sebesar 22%. Menurut Marlia, menurunnya permintaan produk OTC pada market menyebabkan bisnis consumer health di kuartal pertama ini turun sebesar 7%.

"Meskipun tantangan pasar dan industri terus bermunculan di tahun 2018, prospek bisnis consumer health di 2018 akan tetap positif karena perseroan akan tetap fokus pada eksekusi sebagai strategi pemasaran yang telah terbukti," urai dia.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1104 seconds (0.1#10.140)