Era Revolusi Digital, Pemimpin Perusahaan Dituntut Berbenah

Rabu, 09 Mei 2018 - 20:22 WIB
Era Revolusi Digital, Pemimpin Perusahaan Dituntut Berbenah
Era Revolusi Digital, Pemimpin Perusahaan Dituntut Berbenah
A A A
JAKARTA - Maraknya perusahaan besar yang tiba-tiba kolaps, sebut saja Toys R'Us, Kodak, Disc Tara dan Payless Gymboree. Salah satu penyebabnya yakni gelombang perubahan besar yang mendisrupt model bisnis yang ada. Hal ini ditandai dengan adanya revolusi teknologi digital atau yang lebih awam dikenal Internet of Things (IoT).

Disamping itu preferensi pelanggan pun berubah drastis, mereka ingin lebih cepat, murah dan lebih nyaman. Selain ritel, sektor industri lainnya pun terdampak, perbankan contohnya. Beberapa bank nasional telah menutup kantor cabang dan meniadakan fungsi teller, bisnis remittance.

Sistem pembayaran dan kredit juga akan beralih. Bisnis transportasi pun mengalami hal yang sama, terutama di jenis transportasi taksi. Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta, Shafruhan Sinungan baru-baru ini menyatakan, jumlah perusahaan taksi kini turun drastis.

Dari 35 perusahaan di Jakarta, kini hanya tinggal empat yang masih aktif mengoperasikan armadanya lantaran kalah bersaing dengan transportasi online. Pelanggan kini adalah pihak yang paling beruntung karena dimudahkan dalam memesan transportasi dengan harga lebih murah dan kenyamanan yang bertambah.

Berdasarkan serangkaian fakta-fakta di atas, praktisi SDM dari Kubik Leadership, Jamil Azzaini menilai, kunci agar dapat bertahan dan mendapatkan keuntungan besar dalam industri yakni dengan membaca situasi yang ada dengan cepat dan melakukan perubahan dengan cepat pula.

“Tahun 2000 ketika E-mail masih jaya-jayanya, Yahoo pernah merasakan valuasi USD125 miliar. Namun saat diakuisisi Verizon 17 tahun setelahnya, pasrah diharga USD5 miliar dolar. Hal ini terjadi karena momentumnya telah lewat,” ujar Jamil di Jakarta, Senin (7/5).

Lanjutnya, seorang leader atau pimpinan harus peka dan cepat mengambil keputusan, membuat terobosan dan tidak lupa membangun tim agar mindsetnya berubah menjadi digital mindset dan lebih cepat beradaptasi dengan perubahan lantaran tanpa disadari, saat ini industri telah masuk era exponential leader.

Menurutnya hanya ada dua kemungkinan yang terjadi di era exponential ini. Pertama, untuk perusahaan yang sudah memiliki ekosistem dan teknologi besar akan merajai industrinya.

“Winner takes all. Semua akan disapu bersih. Baru kejadian di April ini, Uber di ambil Grab. Kedua, yang masih lebih baik terpaksa harus bekerjasama dengan saingan yang telah menggerogoti bisnis kita, seperti Bluebird dengan GoJek,” ucapnya.

Memahami krusialnya peran pimpinan dalam industri dan bisnis, PT Kubik Kreasi Sisi Lain (Kubik Leadership) yang merupakan perusahaan di bidang pengembangan SDM pun meluncurkan program terbarunya yakni ‘Public Training Exponential Leader-Lead to Create the Future by Transforming People’.

Dalam program ini akan dibahas secara tuntas era exponential, lengkap dengan prinsip prinsip penting yang harus dimiliki seorang leader dan senjata rahasia yang harus dijalankan agar mendapatkan keuntungan exponential yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Program ini akan dibawakan oleh Jamil Azzaini bersama business innovator,Indrawan Nugroho. Jamil sendiri dikenal sebagai inspirator sukses yang telah menginspirasi lebih dari 1 juta orang, baik dalam dan luar negeri.

Selain inspirator, ia juga seorang penulis buku dan pengusaha. Pada tahun 2016 ia mendirikan Kubik Leadership dan saat ini menjabat sebagai CEO. Tercatat ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Dompet Dhuafa Republika dan sebagai komisaris dibeberapa perusahaan. Program ‘Public Traing Exponential Leader’ ini diselenggarakan perdana pada 2 Mei 2018 di Aston Priority, Jakarta Selatan.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1845 seconds (0.1#10.140)