Rupiah Rebound ke Rp14.048 Setelah USD Terpukul Data Inflasi
A
A
A
JAKARTA - Setelah tiga hari beruntun terkapar parah, nilai tukar rupiah di pasar spot pada Jumat (11/5/2018) sedikit pulih. Kurs rupiah di indeks Bloomberg dibuka rebound 56 poin atau 0,40% menjadi Rp14.028 per dolar Amerika Serikat alias USD.
Begitu pula dengan data Yahoo Finance, dimana mata uang NKRI dibuka menguat 22 poin atau 0,15% ke posisi Rp14.048 per USD, dibandingkan posisi Rabu (9/5) di Rp14.070 per USD.
Kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah pada Jumat ini berada di Rp14.048, terapresiasi 26 poin dari posisi Rp14.074 di Rabu lalu.
Menguatnya rupiah dari faktor internal, setelah Bank Indonesia mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga acuan. Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, melemahnya nilai tukar rupiah dalam beberapa pekan terakhir, sudah tidak lagi sejalan dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia saat ini.
"Dengan mempertimbangkan hal tersebut, Bank Indonesia memiliki ruang yang cukup besar untuk menyesuaikan suku bunga kebijakan (7 Days Reverse Repo). Respon kebijakan tersebut akan dijalankan secara konsisten dan pre-emptive untuk memastikan keberlangsungan stabilitas," katanya dalam pernyataan resminya di Jakarta, Jumat (11/5/2018).
Faktor eksternal, laju dolar AS terhenti setelah data inflasi Negeri Paman Sam lebih rendah dari perkiraan. Melansir CNBC, indeks harga konsumen AS bulan April tumbuh 0,2%, lebih rendah dari perkiraan ekonom sekitar 0,3%. Angka yang lebih ringan ini meredakan kekhawatiran tentang kebijakan pengetatan moneter oleh The Federal Reserve.
Alhasil, mengutip dari Reuters, indeks USD terhadap enam mata uang utama mundur ke 92,71 dari level tertinggi 4½ bulan pada Rabu lalu di 93,42. Euro pun kembali melonak ke USD1,1918 per UER, setelah berada di level terendah USD1,1823 per UER.
Dolar AS lantas melemah menjadi 109,40 yen dari level tertinggi Kamis lalu di 110,02 yen. Dolar Australia lantas bangkit menjadi AUD0,7526 per USD, setelah berada di level terendah 11 bulan pada Rabu di AUD0,7413. Dolar Selandia Baru juga bangkit dari level terendah lima menjadi NZD0,6903 pada Jumat ini.
Begitu pula dengan data Yahoo Finance, dimana mata uang NKRI dibuka menguat 22 poin atau 0,15% ke posisi Rp14.048 per USD, dibandingkan posisi Rabu (9/5) di Rp14.070 per USD.
Kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah pada Jumat ini berada di Rp14.048, terapresiasi 26 poin dari posisi Rp14.074 di Rabu lalu.
Menguatnya rupiah dari faktor internal, setelah Bank Indonesia mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga acuan. Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, melemahnya nilai tukar rupiah dalam beberapa pekan terakhir, sudah tidak lagi sejalan dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia saat ini.
"Dengan mempertimbangkan hal tersebut, Bank Indonesia memiliki ruang yang cukup besar untuk menyesuaikan suku bunga kebijakan (7 Days Reverse Repo). Respon kebijakan tersebut akan dijalankan secara konsisten dan pre-emptive untuk memastikan keberlangsungan stabilitas," katanya dalam pernyataan resminya di Jakarta, Jumat (11/5/2018).
Faktor eksternal, laju dolar AS terhenti setelah data inflasi Negeri Paman Sam lebih rendah dari perkiraan. Melansir CNBC, indeks harga konsumen AS bulan April tumbuh 0,2%, lebih rendah dari perkiraan ekonom sekitar 0,3%. Angka yang lebih ringan ini meredakan kekhawatiran tentang kebijakan pengetatan moneter oleh The Federal Reserve.
Alhasil, mengutip dari Reuters, indeks USD terhadap enam mata uang utama mundur ke 92,71 dari level tertinggi 4½ bulan pada Rabu lalu di 93,42. Euro pun kembali melonak ke USD1,1918 per UER, setelah berada di level terendah USD1,1823 per UER.
Dolar AS lantas melemah menjadi 109,40 yen dari level tertinggi Kamis lalu di 110,02 yen. Dolar Australia lantas bangkit menjadi AUD0,7526 per USD, setelah berada di level terendah 11 bulan pada Rabu di AUD0,7413. Dolar Selandia Baru juga bangkit dari level terendah lima menjadi NZD0,6903 pada Jumat ini.
(ven)