Dukung Ketahanan Pangan, Rini Resmikan Pabrik Pupuk di Palembang

Jum'at, 11 Mei 2018 - 14:35 WIB
Dukung Ketahanan Pangan,...
Dukung Ketahanan Pangan, Rini Resmikan Pabrik Pupuk di Palembang
A A A
PALEMBANG - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meresmikan pengoperasian pabrik pupuk Pusri 2B milik anak usaha PT Pupuk Indonesia, yakni PT Pupuk Sriwijaya di Palembang. Pabrik baru ini memiliki kapasitas produksi 907.500 ton urea per tahun dan 660.000 ton amonia per tahun.

"Pabrik Pusri 2B dibangun sebagai bagian program revitalisasi industri pupuk nasional. Revitalisasi adalah salah satu upaya Pupuk Indonesia terus meningkatkan kinerja dalam mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan daya saing," ujar Rini di Palembang, Jumat (11/05/2018).

Konsep revitalisasi yang diterapkan yakni mengggantikan pabrik-pabrik yang kurang efisien dengan pabrik baru yang hemat energi, ramah lingkungan dan efisien. Pabrik ini menggunakan bahan bakar batu bara untuk pembangkit steam dan listrik sehingga mengurangi ketergantungan terhadap gas bumi.

Selain Pusri 2B, peresmian di Palembang ini juga menjadi simbolik dari beroperasinya Pabrik Kaltim-5 di PT Pupuk Kaltim, Bontang dan Pabrik Amurea 2 di Petrokimia Gresik. Hadir pula dalam kegiatan ini, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas asikin Idat beserta jajaran direksi PT Pusri.

Di Palembang, Rini turut melakukan pencanangan proyek pembangunan pabrik NPK. Proyek ini akan dibangun kurun 2018-2025 dengan total kapasitas 2,4 juta ton. Rencananya, pabrik-pabrik NPK akan dibangun dan dioperasikan di PT Pupuk Iskandar Muda, Lhoksemauwe, PT Pusri Palembang, PT Pupuk Kujang, dan PT Pupuk Kaltim.

Sebagai tahap awal, Rini melakukan groundbreaking proyek pembangunan pabrik NPK Fusion berkapasitas produksi 2x100.000 ton per tahun dan menggunakan teknologi Steam Granulation. Produksi dari pabrik ini diproyeksi dapat memenuhi pasar perkebunan maupun pertanian di wilayah Sumatra.

Proyek ini dibangun melalui sinergi BUMN, di mana PT Wijaya Karya (Persero) terpilih sebagai kontraktor dari proyek senilai Rp 521 miliar dengan target selesai pada September 2019.

Aas Asikin menambahkan, dasar pemikiran penambahan kapasitas NPK yaitu potensi pasar NPK di Indonesia yang terbilang masih sangat besar. Saat ini kebutuhan NPK domestik diperkirakan 9,2 juta ton, sedangkan kapasitas produksi Pupuk Indonesia baru 3,3 juta ton, dan swasta lainnya baru sekitar 3 juta ton.

"Masih terbuka peluang pasar bagi Pupuk Indonesia, baik untuk sektor pertanian maupun perkebunan," tegasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1239 seconds (0.1#10.140)