Panen Raya Cabai di Kulon Progo Siap Amankan Pasokan Jabodetabek
A
A
A
JAKARTA - Dalam berbagai kesempatan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menekankan agar ketersediaan aneka cabai dan bawang merah harus aman dan stabil menjelang Puasa Ramadhan 1439 H. Akan hal ini, Tim Upsus Cabai dan Bawang Merah Direktorat Jenderal Hortikuktura langsung mengawal pertanaman di lapangan serta melakukan panen raya cabai di Desa Bugel Kecamatan Panjatan Kab Kulon Progo dengan lokasi panen cabai keriting seluas 350 hektare.
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Ditjen Hortikultura, Kementan, Prihasto mengapresiasi pertanaman cabai yang dilakukan petani di Kulonprogo. Produktivitasnya mencapai 15 hingga 17 ton per hektar. Produktivitas sangat tinggi dibanding rata-rata produksi nasional yang hanya 10 ton per hektar. “Kedepan supaya produktivitas terjaga agar menerapkan konsep yang ramah lingkungan,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu (13/5/2018).
Prihasto yang akrab disapa Anto mengungkapkan lahan cabai di Kulonprogo ini merupakan hamparan lahan berpasir menbentang luas disulap menjadi hamparan kawasan cabai dengan pengairan yang memadai. Yakni sumur pantek dengan sistem irigasi selang serta pemberian pupuk kandang 30 hingga 40 ton per hektar menjadikan pertanaman sangat subur. “Hasilnya tingkat produktivitas rata-ratanya 15 sampai 17 ton per hektar. Ini sungguh luar biasa,” ungkap Anto.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Kulonprogo Bambang Tri Budi Harsono menerangkan, komoditas cabai merupakan salah satu komoditas andalan di Kabupaten Kulon Progo. Dengan luas tanam 1.939 hektare pada tahun 2017, dan produksi sebesar 20.184 ton. Pada tahun 2018 target luas tanam seluas 2.050 hektare dgn produksi 18.543 Ton.
“Dengan potensi wilayah yang dimiliki, maka Kulon Progo memiliki peran strategis yaitu menjadi penyangga wilayah Jogyakarta dan sekaligus menjadi penyangga wilayah Jabodetabek khususnya komoditas sayuran aneka Cabai,” ujarnya.
Pada kesempatan Ini, Titik Soeharto memberikan apresiasi terhadap kinerja Kementan terutama dalam menjaga Ketersediaan dan produksi cabai dengan sistem pengaturan manajemen tanam. Hal ini tercermin dari melimpahnya produksi cabai pada saat ini, serta kesiapan pertanaman di lapangan untuk pemenuhan kebutuhan menyambut Ramadhan Dan Idul Fitri 1439 H.
“Para petani cabai di Bugel Panjatan Ini bisa mendapat keuntungan kurang lebih Rp. 125 juta/hektare dengan produksi rata rata 10 ton/haktare dengan harga Rp. 20.000/kg, Ini Luar biasa,” ungkapnya.
Harapannya, lanjut Titik, kami menghimbau Pemerintah agar Kulon Progo menjadi pilot dan contoh untuk bisa direplikasi oleh daerah lain menjadi sentra cabai yang terintegrasi produksi dan pemasarannya. “Juga direplikasi karena telah mengoptimalkan lahan pasir dengan sistem pengairan sumur pantek dan sumur dangkal,” harapnya.
Panen raya ini dihadiri anggota Komisi IV DPR RI, Titik Soeharto, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Prihasto, Wakil Bupati Kulon Progo, Sutejo, Ketua DPRD Kulon Progo, dan unsur Muspida serta kelompok tani aneka cabai Kulon Progo.
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Ditjen Hortikultura, Kementan, Prihasto mengapresiasi pertanaman cabai yang dilakukan petani di Kulonprogo. Produktivitasnya mencapai 15 hingga 17 ton per hektar. Produktivitas sangat tinggi dibanding rata-rata produksi nasional yang hanya 10 ton per hektar. “Kedepan supaya produktivitas terjaga agar menerapkan konsep yang ramah lingkungan,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu (13/5/2018).
Prihasto yang akrab disapa Anto mengungkapkan lahan cabai di Kulonprogo ini merupakan hamparan lahan berpasir menbentang luas disulap menjadi hamparan kawasan cabai dengan pengairan yang memadai. Yakni sumur pantek dengan sistem irigasi selang serta pemberian pupuk kandang 30 hingga 40 ton per hektar menjadikan pertanaman sangat subur. “Hasilnya tingkat produktivitas rata-ratanya 15 sampai 17 ton per hektar. Ini sungguh luar biasa,” ungkap Anto.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Kulonprogo Bambang Tri Budi Harsono menerangkan, komoditas cabai merupakan salah satu komoditas andalan di Kabupaten Kulon Progo. Dengan luas tanam 1.939 hektare pada tahun 2017, dan produksi sebesar 20.184 ton. Pada tahun 2018 target luas tanam seluas 2.050 hektare dgn produksi 18.543 Ton.
“Dengan potensi wilayah yang dimiliki, maka Kulon Progo memiliki peran strategis yaitu menjadi penyangga wilayah Jogyakarta dan sekaligus menjadi penyangga wilayah Jabodetabek khususnya komoditas sayuran aneka Cabai,” ujarnya.
Pada kesempatan Ini, Titik Soeharto memberikan apresiasi terhadap kinerja Kementan terutama dalam menjaga Ketersediaan dan produksi cabai dengan sistem pengaturan manajemen tanam. Hal ini tercermin dari melimpahnya produksi cabai pada saat ini, serta kesiapan pertanaman di lapangan untuk pemenuhan kebutuhan menyambut Ramadhan Dan Idul Fitri 1439 H.
“Para petani cabai di Bugel Panjatan Ini bisa mendapat keuntungan kurang lebih Rp. 125 juta/hektare dengan produksi rata rata 10 ton/haktare dengan harga Rp. 20.000/kg, Ini Luar biasa,” ungkapnya.
Harapannya, lanjut Titik, kami menghimbau Pemerintah agar Kulon Progo menjadi pilot dan contoh untuk bisa direplikasi oleh daerah lain menjadi sentra cabai yang terintegrasi produksi dan pemasarannya. “Juga direplikasi karena telah mengoptimalkan lahan pasir dengan sistem pengairan sumur pantek dan sumur dangkal,” harapnya.
Panen raya ini dihadiri anggota Komisi IV DPR RI, Titik Soeharto, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Prihasto, Wakil Bupati Kulon Progo, Sutejo, Ketua DPRD Kulon Progo, dan unsur Muspida serta kelompok tani aneka cabai Kulon Progo.
(akr)