Vital Bagi Pemudik, YLKI Minta Kesiapan Rest Area Tol Diaudit

Minggu, 20 Mei 2018 - 13:05 WIB
Vital Bagi Pemudik,...
Vital Bagi Pemudik, YLKI Minta Kesiapan Rest Area Tol Diaudit
A A A
JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta pemerintah untuk mengaudit keandalan rest area jalan tol untuk persiapan mudik Lebaran. Hal ini mengingat tersambungnya tol Trans-Jawa dari Merak ke Surabaya akan mengakibatkan peningkatan lalu lintas yang signifikan di jalan tol.

Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, kemungkinan kemacetan di jalan tol akan lebih parah daripada kemacetan mudik Lebaran tahun sebelumnya. Pemudik akan bereforia menggunakan jalan tol Trans-Jawa sebagai jalur utama, terlebih diberikan diskon tarif tol.

"Selain membludaknya volume traffic, kemacetan lalu lintas di jalan tol dipicu oleh keberadaan rest area. Diperlukan management traffic yang lebih cerdas dan kreatif di rest area jalan tol agar hal itu tidak terjadi," katanya di Jakarta, Minggu (20/5/2018).

Oleh sebab itu, YLKI minta Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, Korlantas Mabes Polri, pengelola jalan tol, dan dinas perhubungan setempat, untuk mengaudit keandalan rest area jalan tol untuk persiapan mudik Lebaran.

"Pastikan akses air bersih yang cukup untuk toilet, khususnya toilet umum untuk perempuan. Dan pastikan tidak ada antrian mengular di toilet perempuan. Karena itu, perlu toilet portabel untuk memangkas antrean itu," imbuh dia.

Menurutnya, maksimum antrean di toilet perempuan seharusnya tidak lebih dari lima orang. Antrean yang panjang menjadi salah satu pemicu pemudik menjadi lebih lama berada di rest area.

"Pastikan juga apakah toilet itu gratis atau membayar. Konsumen perlu informasi yang jelas dan konsisten terkait hal itu. Jangan dinyatakan toilet gratis, tapi petugasnya minta uang kepada konsumen," tuturnya.

Jika perlu, tambah dia, sediakan mushola tambahan. Sebab faktanya, antrian berjubel bukan hanya di toilet, tapi juga di mushola atau masjid di rest area. Hal ini juga menjadi pemicu kepadatan di rest area dan akhirnya memicu kemacetan

Masih menurut Tulus, perlu dipastikan juga tidak terjadi antrean panjang saat mengisi BBM di SPBU. Sebab, ekor antrean biasanya memicu kemacetan hingga badan jalan tol.

Dia berharap, pemerintah akan melakukan buka-tutup di rest area tertentu. Rest area di jalan tol yang sudah melebihi kapasitas harus ditutup dan dialihkan pada rest area berikutnya, sampai kondisi lalu lintas mencair kembali.

"Pengelola jalan tol juga harus mengontrol harga makanan dan minuman, agar para pemilik warung tidak mengenakan harga pada konsumen seenaknya. Daftar harga harus dicantumkan pada daftar menu," tandasnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8859 seconds (0.1#10.140)