WIKA dan Citra Consortium Bangun Jalan Tol di Filipina
A
A
A
JAKARTA - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (kode emiten: WIKA) menjalin kerja sama dengan Citra Consortium, yang terdiri atas PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk, PT Citra Persada Infrastruktur, dan CLGP Philipine Holding Inc melakukan nota kesepahaman bersama (Memorandum of Understanding/MoU) untuk Proyek Manila-Taguig Express Way (MTEx).
Direktur Utama WIKA, Tumiyana menyampaikan bahwa dengan disepakatinya kesepahaman antara WIKA dan Citra Konsorsium, diyakini akan semakin memperkuat portofolio WIKA di pasar luar negeri.
"Kami menyambut baik penandatanganan nota kesepahaman bersama ini untuk memperkuat eksistensi WIKA di Filipina," ujar Tumiyana dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (30/5/2018).
Selain rencana Proyek Manila-Taguig Expressway, WIKA juga telah memulai rekonstruksi Clarin Bridge di Bohol, Filipina. Clarin Bridge termasuk dalam Bohol Circumferential Road yang runtuh akibat gempa bumi 7,2 skala richter di Filipina pada 2013.
Dalam pengerjaan proyek tersebut, WIKA dan perusahaan lokal Filipina VT Lao Construction dipercaya melakukan rekonstruksi Clarin Bridge dengan nilai kontrak 445,8 juta peso Filipina. Jembatan sepanjang 104 meter ini ditargetkan selesai pada Oktober 2019, dan diharapkan mempermudah akses menuju daerah pariwisata serta mempercepat arus mobilisasi barang dan jasa di Provinsi Bohol.
Proyek Manila Taguig Expressway (MTEX) akan dibangun dengan konstruksi melayang 18,18 kilometer di sepanjang tepian Sungai Pasig. Jalan tol layang ini menelan biaya konstruksi 43,754 miliar peso atau setara dengan Rp11,578 triliun. MTEx ini kelak akan menghubungkan antara Metro Manila Skyway Stage 3 dan Metro Manila Expressway ke jantung kota Pasig, Makati dan Manila.
Perolehan kontrak jalan tol elevated dan jembatan di Filipina semakin menjejak langkah ekspansi WIKA di negara-negara Asia Tenggara. Sebelumnya, WIKA telah berkiprah pada pelaksaaan proyek-proyek strategis di negara-negara kawasan ASEAN dalam 2 tahun terakhir, antara lain: Limbang Cable Stay Bridge, Malaysia (2018), Maubin Pyapon Road Rehabilitation Project, Myanmar (2017).
WIKA juga cukup ekpasnsif dalam pengerjaan beberapa proyek di Timor Leste, yangt terdiri dari: Construction of New Steel Bridge 100 m, Soibada (2017), Road Rehabilitation JCT A09 Package 1 Municipio de Manatutu (2017), dan Construction of Natar Bora Road Package 1 dan 2 (2017).
Direktur Operasi III yang membawahi kegiatan operasi dan konstruksi di luar negeri Perseroan, Destiawan Soewardjono mengatakan, kesempatan WIKA untuk mengembangkan bisnis di luar negeri masih sangat besar, seiring maraknya proyek konstruksi di berbagai negara.
"Terpilihnya WIKA sebagai kontraktor pada proyek-proyek infrastruktur negara-negara Asia Tenggara seperti Filipina, Malaysia, Myanmar dan Timor Leste, menunjukkan adanya pengakuan bahwa kualitas dan daya saing BUMN Konstruksi Indonesia dalam hal ini WIKA dapat diandalkan," jelasnya.
Direktur Utama WIKA, Tumiyana menyampaikan bahwa dengan disepakatinya kesepahaman antara WIKA dan Citra Konsorsium, diyakini akan semakin memperkuat portofolio WIKA di pasar luar negeri.
"Kami menyambut baik penandatanganan nota kesepahaman bersama ini untuk memperkuat eksistensi WIKA di Filipina," ujar Tumiyana dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (30/5/2018).
Selain rencana Proyek Manila-Taguig Expressway, WIKA juga telah memulai rekonstruksi Clarin Bridge di Bohol, Filipina. Clarin Bridge termasuk dalam Bohol Circumferential Road yang runtuh akibat gempa bumi 7,2 skala richter di Filipina pada 2013.
Dalam pengerjaan proyek tersebut, WIKA dan perusahaan lokal Filipina VT Lao Construction dipercaya melakukan rekonstruksi Clarin Bridge dengan nilai kontrak 445,8 juta peso Filipina. Jembatan sepanjang 104 meter ini ditargetkan selesai pada Oktober 2019, dan diharapkan mempermudah akses menuju daerah pariwisata serta mempercepat arus mobilisasi barang dan jasa di Provinsi Bohol.
Proyek Manila Taguig Expressway (MTEX) akan dibangun dengan konstruksi melayang 18,18 kilometer di sepanjang tepian Sungai Pasig. Jalan tol layang ini menelan biaya konstruksi 43,754 miliar peso atau setara dengan Rp11,578 triliun. MTEx ini kelak akan menghubungkan antara Metro Manila Skyway Stage 3 dan Metro Manila Expressway ke jantung kota Pasig, Makati dan Manila.
Perolehan kontrak jalan tol elevated dan jembatan di Filipina semakin menjejak langkah ekspansi WIKA di negara-negara Asia Tenggara. Sebelumnya, WIKA telah berkiprah pada pelaksaaan proyek-proyek strategis di negara-negara kawasan ASEAN dalam 2 tahun terakhir, antara lain: Limbang Cable Stay Bridge, Malaysia (2018), Maubin Pyapon Road Rehabilitation Project, Myanmar (2017).
WIKA juga cukup ekpasnsif dalam pengerjaan beberapa proyek di Timor Leste, yangt terdiri dari: Construction of New Steel Bridge 100 m, Soibada (2017), Road Rehabilitation JCT A09 Package 1 Municipio de Manatutu (2017), dan Construction of Natar Bora Road Package 1 dan 2 (2017).
Direktur Operasi III yang membawahi kegiatan operasi dan konstruksi di luar negeri Perseroan, Destiawan Soewardjono mengatakan, kesempatan WIKA untuk mengembangkan bisnis di luar negeri masih sangat besar, seiring maraknya proyek konstruksi di berbagai negara.
"Terpilihnya WIKA sebagai kontraktor pada proyek-proyek infrastruktur negara-negara Asia Tenggara seperti Filipina, Malaysia, Myanmar dan Timor Leste, menunjukkan adanya pengakuan bahwa kualitas dan daya saing BUMN Konstruksi Indonesia dalam hal ini WIKA dapat diandalkan," jelasnya.
(ven)