Harga Minyak Turun Karena Kenaikan Pasokan Minyak AS
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah turun pada Kamis (31/5/2018), karena terbebani oleh kenaikan persediaan minyak mentah Amerika Serikat, dan ekspektasi bahwa OPEC dan Rusia akan meningkatkan produksi mereka pada pertemuan Juni di Wina, Austria.
Merilis dari Reuters, harga minyak Brent International turun 20 sen menjadi USD77,30 per barel pada pukul 00:41 GMT. Harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate turun 20 sen menjadi USD68,01 per barel.
Menurut data American Petroleum Institute, persediaan minyak mentah AS naik sebesar 1 juta barel dalam seminggu hingga 25 Mei, alhasil total keseluruhan menjadi 434,9 juta barel.
Seperti diutarakan di atas, selain kenaikan persediaan minyak mentah AS, juga dipicu rencana peningkatan produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan anggota non-OPEC yaitu Rusia. Arab Saudi sebagai pemimpin de facto kartel minyak OPEC, dan Rusia telah membahas peningkatan produksi sekitar 1 juta barel per hari.
Sebelumnya, OPEC dan Rusia telah berkomitmen untuk memangkas produksi hingga 1,8 juta barel per hari hingga akhir tahun 2018. Namun apakah kesepakatan sebelumnya ini akan gugur di Wina pada 22 Juni mendatang? Hal ini sulit ditebak.
"Dengan pertemuan OPEC di Wina yang masih tiga minggu lagi, harga minyak cenderung sensitif terhadap berita utama," kata ANZ Bank dalam sebuah catatan.
Sementara itu, sumber Teluk yang akrab dengan pemikiran Arab Saudi mengatakan, OPEC dan sekutunya sepakat memangkas produksi minyak hingga akhir tahun ini. Namu, kata si sumber, Arab Saudi juga siap meningkatkan produksi jika terjadi kekurangan pasokan global. Hal ini demi mengimbangi pasar minyak dunia.
Merilis dari Reuters, harga minyak Brent International turun 20 sen menjadi USD77,30 per barel pada pukul 00:41 GMT. Harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate turun 20 sen menjadi USD68,01 per barel.
Menurut data American Petroleum Institute, persediaan minyak mentah AS naik sebesar 1 juta barel dalam seminggu hingga 25 Mei, alhasil total keseluruhan menjadi 434,9 juta barel.
Seperti diutarakan di atas, selain kenaikan persediaan minyak mentah AS, juga dipicu rencana peningkatan produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan anggota non-OPEC yaitu Rusia. Arab Saudi sebagai pemimpin de facto kartel minyak OPEC, dan Rusia telah membahas peningkatan produksi sekitar 1 juta barel per hari.
Sebelumnya, OPEC dan Rusia telah berkomitmen untuk memangkas produksi hingga 1,8 juta barel per hari hingga akhir tahun 2018. Namun apakah kesepakatan sebelumnya ini akan gugur di Wina pada 22 Juni mendatang? Hal ini sulit ditebak.
"Dengan pertemuan OPEC di Wina yang masih tiga minggu lagi, harga minyak cenderung sensitif terhadap berita utama," kata ANZ Bank dalam sebuah catatan.
Sementara itu, sumber Teluk yang akrab dengan pemikiran Arab Saudi mengatakan, OPEC dan sekutunya sepakat memangkas produksi minyak hingga akhir tahun ini. Namu, kata si sumber, Arab Saudi juga siap meningkatkan produksi jika terjadi kekurangan pasokan global. Hal ini demi mengimbangi pasar minyak dunia.
(ven)