BI 7-Day Repo Rate Naik, Pendanaan Lewat IPO Jadi Alternatif
A
A
A
JAKARTA - Kenaikan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis points (bps) dari 4,5% menjadi 4,75% yang dilakukan Bank Indonesia (BI), menurut Ekonom Indef Bhima Yudhistira bakal membuat kredit melemah. Sebab, kredit semakin mahal untuk kedepannya hingga membuat pelaku usaha mencari pendanaan alternatif lewat IPO.
"Bagi bank tentu dampaknya bunga deposito dan kredit semakin mahal. Beberapan bank buku 3 dan 4 langsung respons dengan naikan bunga deposito 25 bps. Untuk bunga kredit lag nya 1-3 bulan," ujar Ekonom Indef Bhima Yudhistira di Jakarta.
Untuk itu, menurutnya langkah yang harus dilakukan bagi perbankan adalah meningkatkan pendanaanan dari dalam seperti melakukan IPO, right issue hingga penerbitan obligasi
"Dengan kondisi permintaan kredit yang masih lemah, naiknya bunga kredit pasti berefek negatif ke pertumbuhan kredit bank. Untuk menekan cost of fund, pelaku usaha cenderung cari opsi alternatif pendanaan misalnya lewat IPO, right issue atau penerbitan obligasi. Proyeksi tahun ini kredit hanya tumbuh 8,5-9% (yoy)," tukasnya.
"Bagi bank tentu dampaknya bunga deposito dan kredit semakin mahal. Beberapan bank buku 3 dan 4 langsung respons dengan naikan bunga deposito 25 bps. Untuk bunga kredit lag nya 1-3 bulan," ujar Ekonom Indef Bhima Yudhistira di Jakarta.
Untuk itu, menurutnya langkah yang harus dilakukan bagi perbankan adalah meningkatkan pendanaanan dari dalam seperti melakukan IPO, right issue hingga penerbitan obligasi
"Dengan kondisi permintaan kredit yang masih lemah, naiknya bunga kredit pasti berefek negatif ke pertumbuhan kredit bank. Untuk menekan cost of fund, pelaku usaha cenderung cari opsi alternatif pendanaan misalnya lewat IPO, right issue atau penerbitan obligasi. Proyeksi tahun ini kredit hanya tumbuh 8,5-9% (yoy)," tukasnya.
(akr)