Mudik Asyik via Jalur Pantai Selatan

Senin, 04 Juni 2018 - 08:16 WIB
Mudik Asyik via Jalur...
Mudik Asyik via Jalur Pantai Selatan
A A A
KULONPROGO - Pilihan jalur alternatif untuk para pemudik tahun ini lebih beragam. Jalur baru pantai selatan (pansela) Jawa yang membentang dari Banten hingga Jawa Timur menjadi salah satu alternatif menarik karena menawarkan pengalaman mudik dengan pemandangan yang asyik.

Jalur pansela lebih menawan dibandingkan pantai utara (pantura) Jawa atau jalur tengah karena sebagian besar menyusuri garis tepi pantai Laut Selatan. Statusnya sebagai rute baru membuat jalur arteri ini belum banyak diketahui atau dijajal masyarakat.

Jalanan lebar sekitar 5-7 meter, mulus dan relatif sepi kendaraan adalah pemandangan sehari-hari ini di jalur ini. Tak hanya itu, di sepanjang rute ini, banyak melewati destinasi wisata menarik. Jalur ini melintasi 23 kabupaten di empat provinsi.

Kondisi jalur Pansela dari Merak ke Labuhan (Banten), kemudian menuju selatan lewat Bayah, Pelabuhan Ratu (Jawa Barat), berlanjut ke Pangandaran, Cilacap (Jawa Tengah) hingga Gunungkidul (DIY) sudah cukup baik.

Dari pantauan di Provinsi DIY kemarin, jalan yang yang juga dikenal dengan sebutan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) ini sangat siap menjadi jalur alternatif pemudik. Meski belum semua terbangun, proyek jalan dengan rencana panjang 116,5 km ini sudah terbukti banyak mengurangi kepadatan di jalur utama.

Di Kulonprogo, dari total rencana 23,1 km, sudah terbangun 19,3 km. Sedangkan di Bantul dengan rencana panjang 16,28 km sudah terbangun 14 km dan di Gunungkidul dengan total panjang 76,34 km sudah terbangun 30 km. "Jalan sudah mulus dan siap untuk jalur pemudik," ujar Kepala Bidang Bina Marga DPUP ESDM DIY Bambang Sugaib, kemarin.

JJLS di kawasan Yogyakarta ini juga berdekatan dengan sejumlah objek wisata menarik. Data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebutkan, di antara objek yang bisa dituju di kawasan ini adalah Pantai Congot, Pandansimo, Parangtritis, Soge, Laguna Glagah, Kwaru, dan Bantul. Di sepanjang jalur Pansela, total ada 36 destinasi wisata yang bisa disinggahi karena letaknya yang cukup dekat.

Mudik melalui jalur ini memiliki banyak keuntungan. Selain akan menjadi pengalaman baru, jalur ini relatif tanpa macet karena masih sepi lalu lintas. Selain itu, pesona keindahan alam di sepanjang jalan membuat pemudik akan lebih terhibur.

Namun pemudik mesti berhati-hati menggunakan jalur paling selatan di Jawa ini. Minimnya lampu penerangan jalan membuat sejumlah titik masih gelap. Ini kontras dibandingkan pantura yang sepanjang jalan umumnya sudah terang benderang. Di beberapa titik, jalur juga belum dilebarkan sehingga perlu kewaspadaan tinggi untuk menghindari kecelakaan. "Pada prinsipnya jalur sudah bisa dilalui, namun masih banyak yang gelap," ujar Bambang.

Kapolda DIY Brigjend Pol Ahmad Dofiri pun sudah memastikan akan membuka JJLS yang selama ini sebagian memang ditutup. ”Nantinya jalur yang ditutup akan dibuka untuk antisipasi kemacetan,” jelasnya.

Jalur pansela juga menjadi salah satu fokus Polda Jateng selain jalur tol, pantura dan tengah. Dinas Kesehatan Provinsi Jateng sudah menyiapkan pos kesehatan di sepanjang jalur ini, seperti di Cilacap, Kebumen, dan Purworejo. "Di luar tol (Brebes-Sragen) kita sudah siapkan 195 pos kesehatan di seluruh jalur mudik di Jateng," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo, kemarin.

Kesiapsiagaan juga dilakukan jajaran Polda Jabar. Di antara perhatian Polda Jabar adalah jalur yang membentang dari Kabupaten Bandung-Garut-Tasikkmalaya-Ciamis-hingga Kota Banjar. Jalur ini diprediksi akan tetap dipadati pemudik meski jalan tol telah tersambung dari Jakarta sampai Jawa Timur.

Di jalur ini, terdapat sejumlah titik yang kerap menjadi masalah kemacetan. Antara lain, pintu Tol Cileunyi, Jalan Parakanmuncang, tanjakan Nagreg, Limbangan, dan Gentong. Guna mengantisipasi kemacetan di gerbang tol (GT) Cileunyi, Polres Bandung menerapkan sejumlah cara untuk mengatasinya. Antisipasi juga dilakukan bagi pemudik yang akan menjajal jalur pansela. “Jalur selatan masih menjadi fokus kami. Apalagi masa libur lebih panjang dan Operasi Ketupat Lodaya pun ditambah dari 16 hari menjadi 18 hari," kata Kapolda Jabar Irjen Pol Agung.

Jatim Tak Prioritaskan
Lain lagi dengan persiapan Pemprov Jawa Timur. Karena Pansela tidak menjadi jalur utama mudik, Pemprov tidak melakukan persiapan khusus di jalur tersebut dalam mengantisipasi tingginya arus lalu lintas menjelang Lebaran. Titik fokus adalah jalur tengah seperti Surabaya-Mojokerto-Jombang-Nganjuk dan Madiun serta jalur Pantura seperti Surabaya, Lamongan-Tuban maupun Surabaya-Jember dan Surabaya-Banyuwangi. “Yang mau lewat jalur Pansela itu siapa. Mau silaturahmi sama Nyi Roro Kidul?, Apa mau menyeberang ke Sendang Biru (Malang)?” ujar Kepala Dishub Jatim Wahid Wahyudi.

Dalam pandangan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Jatim Gatot Hadi Sulistiyo jalur Pansela bukan jalur utama atau alternatif bagi pemudik. Keberadaan jalur ini hanya untuk mempermudah akses warga antar wilayah yang ada di selatan Jatim. Hingga saat ini pun, jalur tersebut belum sepenuhnya tersambung. Dari sekian daerah di Jatim bagian selatan, jalur ini hanya tersambung antara Pacitan-Trenggalek dan Banyuwangi-Jember. Sementara yang masih belum tersambung di antaranya Malang, Blitar, Tulungagung dan Lumajang. “Kami belum tahu kapan proyek Pansela ini akan selesai karena itu kewenangan dari pemerintah pusat,” ujarnya.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam berbagai kesempatan juga mengenalkan jalur pansela ini ke masyarakat. Jalur sepanjang 1.405 km ini diakuinya akan menjadi pilihan pemudik agar tidak tertumpu di jalan tol atau pantura. Jalur ini juga memanjakan keindahan alam, baik pegunungan maupun pantai sehingga layak dicoba khususnya bagi pemudik dengan tujuan wilayah di kawasan selatan Jawa. “Pemerintah siap. Kesiapan ini ditambah dengan kondisi jalan nasional yang 90% berada dalam kondisi mantap. Selain itu, jalan tol yang disiapkan juga jauh lebih panjang tahun ini jika dibanding tahun lalu,” ungkapnya di Jakarta, akhir pekan lalu.

Khusus untuk jalur tol dari Jakarta menuju Surabaya terdapat lima ruas yang bisa difungsionalkan. Lima ruas ini akan berfungsi tanpa dipungut bayaran dari pengelola tol, karena pengerjaannya dalam tahapan finishing dan difungsikan dalam rangka mudik. Lima ruas itu adalah Pemalang-Batang sepanjang 39 km, Batang-Semarang 74 km, Semarang-Solo 32 km, Sragen-Ngawi 55 km serta Wilangan-Kertosono sepanjang 37 km.

Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna mengatakan, sejumlah hal yang perlu menjadi catatan ketika musim mudik yakni diskon tarif tol yang berlaku 13-14 Juni 2018 dan 18-19 Juni 2018. Diskon tarif tol 10% ini berlaku tepatnya pada H-2 hingha H+2 lebaran.

“Namun begitu penetapan diakon tarif tol ini jangan serta merta dimanfaatkan bersamaan. Toh kalau bersamaan hendaknya para pengendara menyiapkan uang elektronik secukupnya. Sebagai gambaran dari Jakarta-Surabaya setidaknya pemudik harus menyiapkan uang elektronik sebesar Rp344.000,” ujar dia.

Pengamat transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno menilai persiapan mudik tahun ini jauh lebih baik. Apalagi penetapan waktu libur yang lebih panjang akan bisa mengurai kepadatan jalur moda transportasi darat. (Agus Warsudi/Suharjono/Ahmad Antoni/Lukman Hakim/Ichsan Amin)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1188 seconds (0.1#10.140)