Sektor Logam Dominasi Transaksi Online Program e-Smart IKM
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pelaku industri kecil dan menengah (IKM) nasional untuk memanfaatkan fasilitas promosi online melalui platform e-Smart IKM. Hingga tahun 2017, program ini menghasilkan total nilai penjualan lebih dari Rp236 juta dengan kontribusi terbesar dari transaksi IKM logam yang mencapai 70%.
"IKM logam merupakan salah satu sektor yang potensial dari delapan sektor e-Smart IKM lainnya, seperti IKM makanan dan minuman, perhiasan, herbal, kosmetik, fesyen, kerajinan, furnitur, dan sektor kreatif," kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Kamis (7/6/2018).
Berdasarkan data e-Smart IKM yang dihimpun Kemenperin, terdapat salah satu IKM yang memiliki angka penjualan fantastis hingga 1.740 transaksi yang telah dilakukan. IKM tersebut adalah Linda Variasi milik Poniman (43), warga Pasuruan, Jawa Timur yang membuka toko online-nya melalui Bukalapak.com.
Menurut Gati, Linda Variasi termasuk dalam IKM logam yang memproduksi berbagai komponen untuk automotif, khususnya produk variasi dan onderdil kendaraan roda dua. Linda Variasi juga tergolong IKM yang cukup sukses berjualan di Bukalapak dan berhasil mendapatkan label pelapak terbaik dengan jumlah transaksi 15-30 pesanan per hari.
Pemilik Linda Variasi Poniman mengatakan, sebelumnya dia hanya mampu menjual lima produk setiap harinya dan hanya dijual di daerah lokal Jawa Timur dan Jawa Tengah. Saat ini, Poniman mengaku setiap bulan rata-rata mampu menjual sebanyak 450 produk kepada pelanggannya yang berasal dari Sabang sampai Merauke.
Poniman termasuk salah satu peserta workshop e-Smart IKM di Sidoarjo pada September 2017. Dalam waktu delapan bulan berjualan online setelah mengikuti lokakarya tersebut, dia berhasil menjadi peserta e-Smart IKM yang dinilai sukses berjualan melalui marketplace.
Selain untuk memperluas akses pasar, program e-Smart IKM ini pun menjadi sistem database karena menampilkan profil, sentra, dan produk IKM sehingga bisa sebagai bahan analisa untuk melakukan pembinaan ke depannya. Selain itu dapat mengetahui data bahan baku IKM serta mesin dan peralatan atau teknologi yang dibutuhkan IKM.
Sejak diluncurkan pada Januari 2017 lalu, workshop e-Smart IKM telah diikuti sebanyak 1.730 peserta. Tahun ini, kegiatan tersebut dapat menggandeng 4.000 IKM di seluruh Indonesia dan 12.000 produk IKM masuk dalam marketplace. Program e-Smart IKM ini telah menjalin kerja sama dengan beberapa marketplace dalam negeri, antara lain Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Blibli, dan Shopee.
"IKM logam merupakan salah satu sektor yang potensial dari delapan sektor e-Smart IKM lainnya, seperti IKM makanan dan minuman, perhiasan, herbal, kosmetik, fesyen, kerajinan, furnitur, dan sektor kreatif," kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Kamis (7/6/2018).
Berdasarkan data e-Smart IKM yang dihimpun Kemenperin, terdapat salah satu IKM yang memiliki angka penjualan fantastis hingga 1.740 transaksi yang telah dilakukan. IKM tersebut adalah Linda Variasi milik Poniman (43), warga Pasuruan, Jawa Timur yang membuka toko online-nya melalui Bukalapak.com.
Menurut Gati, Linda Variasi termasuk dalam IKM logam yang memproduksi berbagai komponen untuk automotif, khususnya produk variasi dan onderdil kendaraan roda dua. Linda Variasi juga tergolong IKM yang cukup sukses berjualan di Bukalapak dan berhasil mendapatkan label pelapak terbaik dengan jumlah transaksi 15-30 pesanan per hari.
Pemilik Linda Variasi Poniman mengatakan, sebelumnya dia hanya mampu menjual lima produk setiap harinya dan hanya dijual di daerah lokal Jawa Timur dan Jawa Tengah. Saat ini, Poniman mengaku setiap bulan rata-rata mampu menjual sebanyak 450 produk kepada pelanggannya yang berasal dari Sabang sampai Merauke.
Poniman termasuk salah satu peserta workshop e-Smart IKM di Sidoarjo pada September 2017. Dalam waktu delapan bulan berjualan online setelah mengikuti lokakarya tersebut, dia berhasil menjadi peserta e-Smart IKM yang dinilai sukses berjualan melalui marketplace.
Selain untuk memperluas akses pasar, program e-Smart IKM ini pun menjadi sistem database karena menampilkan profil, sentra, dan produk IKM sehingga bisa sebagai bahan analisa untuk melakukan pembinaan ke depannya. Selain itu dapat mengetahui data bahan baku IKM serta mesin dan peralatan atau teknologi yang dibutuhkan IKM.
Sejak diluncurkan pada Januari 2017 lalu, workshop e-Smart IKM telah diikuti sebanyak 1.730 peserta. Tahun ini, kegiatan tersebut dapat menggandeng 4.000 IKM di seluruh Indonesia dan 12.000 produk IKM masuk dalam marketplace. Program e-Smart IKM ini telah menjalin kerja sama dengan beberapa marketplace dalam negeri, antara lain Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Blibli, dan Shopee.
(fjo)