Harga Minyak Merosot Karena Isyarat Iran
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah merosot pada perdagangan Kamis (21/6/2018), setelah Iran memberi isyarat setuju dengan OPEC yang kemungkinan bakal menaikkan kembali produksi mereka. Isyarat ini akan memberi jalan bagi OPEC untuk menyepakati kenaikan pasokan selama pertemuan di Wina, Austria, pada 22 Juni besok.
Mengutip dari Reuters, harga mintak mentah Brent International turun 19 sen atau 0,3% menjadi USD74,55 per barel pada pukul 00:40 GMT. Dan harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) turun 8 sen menjadi USD65,63 per barel.
Iran, salah satu pemasok utama dalam Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), mengisyaratkan pada Rabu kemarin, bahwa pihaknya dapat menyetujui peningkatan kecil produksi OPEC selama pertemuan di markas besar OPEC di Wina pada esok hari.
"Tampaknya ada rasa percaya diri dari OPEC bahwa kesepakatan ini (peningkatan produksi) akan bergerak baik," kata Stephen Innes, kepala perdagangan Asia Pasifik di bursa berjangka OANDA di Singapura.
Teheran sebelumnya menolak tekanan dari pemimpin OPEC Arab Saudi yang ingin meningkatkan produksi. OPEC bersama produsen utama lainnya, seperti Rusia, pada awal 2017 mulai memangkas produksi demi menopang harga. Tetapi pengetatan ini membuat beberapa konsumen utama minyak dunia terganggu. Di awal 2018, para konsumen meminta OPEC untuk memperbanyak pasokan.
Mengutip dari Reuters, harga mintak mentah Brent International turun 19 sen atau 0,3% menjadi USD74,55 per barel pada pukul 00:40 GMT. Dan harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) turun 8 sen menjadi USD65,63 per barel.
Iran, salah satu pemasok utama dalam Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), mengisyaratkan pada Rabu kemarin, bahwa pihaknya dapat menyetujui peningkatan kecil produksi OPEC selama pertemuan di markas besar OPEC di Wina pada esok hari.
"Tampaknya ada rasa percaya diri dari OPEC bahwa kesepakatan ini (peningkatan produksi) akan bergerak baik," kata Stephen Innes, kepala perdagangan Asia Pasifik di bursa berjangka OANDA di Singapura.
Teheran sebelumnya menolak tekanan dari pemimpin OPEC Arab Saudi yang ingin meningkatkan produksi. OPEC bersama produsen utama lainnya, seperti Rusia, pada awal 2017 mulai memangkas produksi demi menopang harga. Tetapi pengetatan ini membuat beberapa konsumen utama minyak dunia terganggu. Di awal 2018, para konsumen meminta OPEC untuk memperbanyak pasokan.
(ven)