Dow Jones Kalah 8 Hari Beruntun Karena Kekhawatiran Perang Dagang
A
A
A
NEW YORK - Pasar saham Amerika Serikat alias Wall Street ditutup jatuh pada Kamis waktu setempat, karena kekhawatiran perang dagang dengan China menyeret sentimen investor lebih rendah.
Melansir CNBC, Jumat (22/6/2018), indeks Dow Jones turun 196,1 poin menjadi 24.461,70, dengan saham Intel dan Caterpillar menjadi saham dengan kinerja terburuk. Ini memperpanjang kekalahan Dow Jones selama 8 hari beruntun. Membuatnya menjadi yang terburuk sejak Maret 2017.
Indeks S&P 500 turun 0,6% menjadi 2.749,76 karena saham energi turun 1,9%. Komposit Nasdaq mundur 0,9% menjadi 7.712,95, akibat penurunan saham Amazon dan Alphabet--induk Google. Saham Amazon turun 1,1% setelah Mahkamah Agung memutuskan bahwa negara dapat memaksa pembeli online untuk membayar pajak penjualan.
Ketegangan perang dagang AS dan China yang kembali mendidih telah membuat saham-saham AS di bawah tekanan pada pekan ini. Presiden AS Donald Trump mengancam akan menjatuhkan tarif tambahan senilai USD200 miliar untuk barang-barang impor China. Beijing mengatakan hal ini melanggar perundingan dan konsensus yang telah dicapai kedua negara sebelumnya.
"Saya kira tidak ada yang bisa memenangkan perang dagang jika sama-sama menggunakan pasar saham masing-masing sebagai panduan. Wall Street mengalami koreksi, begitu juga dengan indeks Shanghai yang telah jatuh ke level terendah 23 bulan," kata Jeremy Klein, kepala strategi pasar di FBN Securities.
Melansir CNBC, Jumat (22/6/2018), indeks Dow Jones turun 196,1 poin menjadi 24.461,70, dengan saham Intel dan Caterpillar menjadi saham dengan kinerja terburuk. Ini memperpanjang kekalahan Dow Jones selama 8 hari beruntun. Membuatnya menjadi yang terburuk sejak Maret 2017.
Indeks S&P 500 turun 0,6% menjadi 2.749,76 karena saham energi turun 1,9%. Komposit Nasdaq mundur 0,9% menjadi 7.712,95, akibat penurunan saham Amazon dan Alphabet--induk Google. Saham Amazon turun 1,1% setelah Mahkamah Agung memutuskan bahwa negara dapat memaksa pembeli online untuk membayar pajak penjualan.
Ketegangan perang dagang AS dan China yang kembali mendidih telah membuat saham-saham AS di bawah tekanan pada pekan ini. Presiden AS Donald Trump mengancam akan menjatuhkan tarif tambahan senilai USD200 miliar untuk barang-barang impor China. Beijing mengatakan hal ini melanggar perundingan dan konsensus yang telah dicapai kedua negara sebelumnya.
"Saya kira tidak ada yang bisa memenangkan perang dagang jika sama-sama menggunakan pasar saham masing-masing sebagai panduan. Wall Street mengalami koreksi, begitu juga dengan indeks Shanghai yang telah jatuh ke level terendah 23 bulan," kata Jeremy Klein, kepala strategi pasar di FBN Securities.
(ven)