Investasikan Rp330 Miliar, Mahkota Group Bangun Refinery CPO
A
A
A
JAKARTA - PT. Mahkota Group berencana membangun pabrik pemurnian atau refinery CPO dan kernel crushing plant yang berlokasi di Dumai, Riau. Pembangunan pabrik tersebut membutuhkan waktu 8 bulan, terhitung mulai tiga bulan sejak perseroan menerima dana hasil penawaran umum saham perdana.
Direktur Utama Mahkota Group Usli Sarsi mengungkapkan, tujuan pembangunan pabrik refinery dan kernel crushing plant untuk memberi nilai tambah bagi perseroan. Kapasitas sendiri yang disiapkan sebesar Rp1.500 ton/hari. "Rp330 miliar untuk investasi refinery. Dananya dari internal perusahaan, sebagian pendanaan bank dan dari IPO untuk menyelesaikan pabrik," ujarnya di Jakarta, Jumat (22/6/2018).
Sambung dia menjelaskan, dengan adanya pembangunan pabrik refinery dan kernel crushing plant, perseroan dapat melakukan sistem pemurnian yang dapat menghasilkan produk turunan olein atau minyak makan dan sterin atau bahan baku margarin dan oleochemical serta produk turunan lainnya.
Dengan adanya pengembangan industri hilir ini, perseroan berharap dapat meningkatkan pendapatan pada tahun ini hingga Rp2 triliun, dari sebelumnya Rp1,7 triliun. "Pendapatan tahun lalu Rp1,7 triliun, akhir tahun ditargetkan Rp2 triliun," tegas Usli.
Adapun pendapatan perseroan dalam tiga tahun terakhir mengalami penurunan dari Rp2,01 triliun pada 2015 menjadi Rp1,76 triliun pada 2017. Usli menyampaikan, penurunan ini diakibatkan oleh penjualan CPO yang menyust.
"Dari data tiga tahun terakhir, pendapatan kita menurun akibat pada 2015-2016 ada kejadian kebakaran hutan daerah Jambi, kondisi kekeringan ini efeknya dua tahun ke depan sampai 2017. Pemupukan terganggu, hujan kurang, produksi turun efeknya ke perusahaan kita karena provisi turun, biaya naik, profit kita turun," pungkasnya.
Direktur Utama Mahkota Group Usli Sarsi mengungkapkan, tujuan pembangunan pabrik refinery dan kernel crushing plant untuk memberi nilai tambah bagi perseroan. Kapasitas sendiri yang disiapkan sebesar Rp1.500 ton/hari. "Rp330 miliar untuk investasi refinery. Dananya dari internal perusahaan, sebagian pendanaan bank dan dari IPO untuk menyelesaikan pabrik," ujarnya di Jakarta, Jumat (22/6/2018).
Sambung dia menjelaskan, dengan adanya pembangunan pabrik refinery dan kernel crushing plant, perseroan dapat melakukan sistem pemurnian yang dapat menghasilkan produk turunan olein atau minyak makan dan sterin atau bahan baku margarin dan oleochemical serta produk turunan lainnya.
Dengan adanya pengembangan industri hilir ini, perseroan berharap dapat meningkatkan pendapatan pada tahun ini hingga Rp2 triliun, dari sebelumnya Rp1,7 triliun. "Pendapatan tahun lalu Rp1,7 triliun, akhir tahun ditargetkan Rp2 triliun," tegas Usli.
Adapun pendapatan perseroan dalam tiga tahun terakhir mengalami penurunan dari Rp2,01 triliun pada 2015 menjadi Rp1,76 triliun pada 2017. Usli menyampaikan, penurunan ini diakibatkan oleh penjualan CPO yang menyust.
"Dari data tiga tahun terakhir, pendapatan kita menurun akibat pada 2015-2016 ada kejadian kebakaran hutan daerah Jambi, kondisi kekeringan ini efeknya dua tahun ke depan sampai 2017. Pemupukan terganggu, hujan kurang, produksi turun efeknya ke perusahaan kita karena provisi turun, biaya naik, profit kita turun," pungkasnya.
(akr)