Korban Perang Dagang, Harley Hengkang dari AS

Kamis, 05 Juli 2018 - 08:00 WIB
Korban Perang Dagang,...
Korban Perang Dagang, Harley Hengkang dari AS
A A A
WASHINGTON - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Uni Eropa, China, Kanada dan Meksiko memakan korban. Harley Davidson Inc, perusahaan sepeda motor terbesar di AS memutuskan memindahkan sebagian produksinya ke luar negeri. Saat ini, Harley sudah memiliki tempat produksi sepeda motor dan suku cadang antara lain di Brasil, Australia, India dan Thailand.

Pilihan Harley hengkang sudah bulat kendati Presiden AS Donald Trump terus membujuknya. Keputusan Harley ini demi menghindari aturan tarif tinggi yang diterapkan Uni Eropa (UE) sebagai respons dari kebijakan Amerika Serikat (AS). Perusahaan yang berbasis di Wisconsin itu menyatakan langkah tersebut dilakukan agar harga Harley Davidson tetap dapat bersaing bagi para konsumennya di UE.

“Langkah ini bukan pilihan perusahaan, tapi mewakili opsi berkelanjutan untuk membuat sepeda motor kami dapat dimiliki konsumen di UE dan menjaga kelayakan bisnis di Eropa,” papar pernyataan Harley Davidson, dikutip New York Times.

Awalnya, bulan lalu UE membebankan bea masuk terhadap sejumlah produk AS senilai USD3,2 miliar. Produk yang terkena bea tinggi ini antara lain sepeda motor, kapal motor, selai kacang, sari jeruk, bourbon, rokok, dan denim. Langkah ini dilakukan UE sebagai balasan atas pembebanan bea masuk AS untuk produk baja serta aluminium.

Harley makin dilematis karena khusus untuk sepeda motor, UE justru menaikkan bea masuk 6% hingga menjadi 31%. Dengan begitu, ekspor satu unit motor Harley Davidson ke UE menjadi sangat mahal karena kenaikan bea bisa mencapai USD2.200. Harley makin dilematis karena di tengah kondisi tersebut, sulit untuk menaikkan harga jual motor.

Di sisi lain, Eropa adalah pasar terbesar penjualan mereka setelah AS sendiri. Pada 2017, penjualan mencapai 40.000 unit atau 27,02% dari total penjualan Harley di AS yakni 148.000 unit. Dengan penjualan di AS yang melemah dan Eropa pasar penting yang meningkat, Harley menyatakan memindahkan produksi ke fasilitas luar negeri untuk menghindari kenaikan biaya.

Dampak perang dagang yang dilancarkan Presiden Trump memang sangat terasa di tengah sejumlah perusahaan menghadapi gelombang tarif di dalam dan luar negeri. Meski Trump menyatakan kebijakan perdagangannya bertujuan menghidupkan kembali manufaktur domestik, namun langkah Harley Davidson menunjukkan tindakan AS dapat berdampak buruk. Saat ini sejumlah perusahaan di AS sangat tergantung pada pasar luar negeri dari bahan baku, produksi hingga penjualan.

Selain ke UE, Gedung Putih saat ini melancarkan perang dagang sekaligus terhadap China, Kanada, dan Meksiko. Setiap negara dan kawasan itu pun merespons dengan langkah pembalasan mereka sendiri. Perang dagang ini pun memicu berbagai konsekuensi yang tak dapat dihindari termasuk peringatan laba oleh Daimler yang menuduh kebijakan tarif China mengurangi penjualan mobil SUV yang dibuat di Tuscaloosa, AS.

Perusahaan paku yang berbasis di Missouri, Mid Continent Nail Corporation, juga merumahkan 60 pegawai dari total 500 karyawannya. Mereka mungkin terpaksa harus tutup karena menghadapi tingginya biaya baja yang diimpor dari Meksiko untuk memproduksi paku.

Bursa saham juga khawatir dengan prospek memburuknya perang dagang yang dapat semakin menekan perusahaan-perusahaan AS.

Khusus kasus Harley, Trump menuduh Harley menggunakan tarif sebagai alasan untuk memindahkan produknya keluar AS. Meski demikian dia tetap menegaskan strategi dagangnya akan bekerja. “Terkejut bahwa Harley Davidson, semua perusahaan, akan menjadi yang pertama mengibarkan bendera putih. Saya berjuang keras untuk mereka dan puncaknya mereka tidak akan membayar tarif penjualan ke UE yang melukai kita dalam perdagangan,” ungkap Trump.

Trump sering menyebut Harley Davidson sebagai cerita sukses dalam manufaktur domestik. Segera setelah menjabat pada 2017, Trump pun mengundang para eksekutif Harley di Gedung Putih tempat dia menyebut perusahaan itu sebagai “ikon Amerika sejati”. Tak lupa dia juga berterima kasih pada perusahaan itu karena membangun produk-produk di Amerika.

Namun seperti banyak perusahaan AS, Harley Davidson semakin tergantung pada pasar luar negeri untuk penjualan dan sejak beberapa tahun lalu telah mengalihkan beberapa produksinya. Di antara negara tempat produksi sepeda motor dan suku cadang Harley adalah Brasil, Australia, India dan Thailand. Langkah ini dilakukan untuk menghindari tarif impor tinggi di negara-negara itu.

Perusahaan itu menjual 40.000 sepeda motor baru tahun lalu di Eropa, setara dengan seperenam penjualan global. Itu menjadikan Eropa sebagai pasar paling penting setelah AS.

Harley Davidson tidak menjelaskan berapa banyak pekerjaan yang akan dipindahkan ke fasilitas luar negeri saat perusahaan itu memperkuat produksi di Eropa. Juru bicara perusahaan menyatakan pihaknya masih mengevaluasi kebutuhan untuk pemangkasan pekerjaan di AS. Perusahaan juga telah merampingkan operasi di AS, mengurangi ratusan tenaga kerja dalam prosesnya. Januari lalu misalnya, perusahaan telah menutup pabrik di Kansas City kemudian memusatkan operasional pabrik di York, Pennsylvania.

Pukulan untuk Trump
Pemindahan produksi ke luar negeri dapat menjadi pukulan besar bagi Trump. Anggota parlemen dari Partai Republik Paul D Ryan menyatakan keputusan Harley Davidson membuktikan penguatan dinding perdagangan adalah ide buruk. “Ini bukti lebih lanjut kerusakan dari tarif sepihak. Cara terbaik membantu pekerja, konsumen dan manufaktur AS ialah membuka pasar baru untuk mereka, bukan meningkatkan dinding pada pasar kita sendiri,” kata Ryan.

Merespons perkembangan itu, Trump menyatakan pemerintahannya bekerja untuk membawa perusahaan sepeda motor lain ke AS. Trump tidak menjelaskan langkah pemerintahan yang telah diambilnya. “Sekarang Harley Davidson memindahkan sebagian operasinya keluar AS, pemerintahan saya bekerja dengan perusahaan sepeda motor lain yang ingin pindah ke AS. AS ialah tempat Aksi itu!” tweet Trump, Selasa (2/7).

Beberapa perusahaan sepeda motor yang kemungkinan membangun pabrik di AS adalah Honda Motor Co Ltd dan Yamaha Corp dari Jepang, BMW dan Ducati dari Eropa, serta Hero MotoCorp Ltd India dan Bajaj Auto Ltd dari India.

Trump mengancam menerapkan pajak lebih tinggi pada Harley setelah mengungkapkan rencana memindahkan sebagian produksi keluar AS. “Isu utama Harley ialah perubahan dalam demografi yang mulai membaik sebelum ada pembicaraan tentang tarif dan perang dagang. Reaksi Trump tampak emosional. Harley jelas memainkan cara Trump memperlakukan mereka,” kata David Beckel pengamat dari Bernstein. (Syarifudin)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8431 seconds (0.1#10.140)