Jaga Harga Bahan Pokok, Enggar Terus Bersinergi dengan Satgas Pangan
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita bakal terus meningkatkan sinergi dengan satgas pangan dan pengusaha yang telah baik mewujudkan stabilitas harga barang kebutuhan pokok (bapok) menjelang dan saat puasa dan Lebaran 2018.
"Kami mengapresiasi upaya dan sinergi yang baik antara Pemerintah Daerah, Kementerian Pertanian, Bulog, Satgas Pangan, Bank Indonesia, serta para pelaku usaha. Sehingga harga dan ketersediaan bapok pada puasa dan Lebaran tahun ini kembali dapat dikendalikan dan dijaga stabilitasnya," ungkap Mendag di Jakarta, Kamis (5/7/2018).
Keberhasilan ini, lanjutnya, juga tercermin dari tingkat inflasi kelompok bahan makanan di bulan Mei dan Juni 2018 yang terkendali. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, inflasi kelompok bahan makanan pada Mei dan Juni 2018 tercatat 0,21% dan 0,88%, masih mencerminkan kondisi yang terjaga dan terkendali. Di tahun 2017, tingkat inflasi kelompok bahan makanan juga terkendali dengan 0,86% di bulan Mei dan 0,69% di bulan Juni.
Menurutnya, sinergi ini telah mampu menghasilkan inflasi terendah dalam lima tahun terakhir. Bila membandingkan periode puasa dalam empat tahun terakhir, tingkat inflasi khususnya di kelompok bahan makanan cenderung turun.
"Tingkat inflasi nasional di bulan Juni 2018 tercatat sebesar 0,59%. Nilai ini lebih rendah dari tingkat inflasi nasional bulan Juni 2017 yang sebesar 0,69%," jelasnya.
Sinergi dengan Pelaku Usaha
Kemendag menggandeng erat asosiasi dan pelaku usaha untuk memastikan pasokan bapok lancar dan harganya terjaga dengan baik. Saat pasokan ayam berkurang yang mengakibatkan kenaikan harga ayam bulan lalu, Kemendag bersinergi dengan integrator untuk menggelontorkan pasokan daging ayam sehingga harga dapat ditekan.
Selain itu, selama dua tahun terakhir, Kemendag telah bersinergi dengan perusahaan, asosiasi, dan pondok-pondok pesantren di seluruh Indonesia untuk menggelar pasar murah. Pasar murah tersebut menjual paket sembako murah yang dijual di bawah harga pasar. Tujuannya agar membantu masyarakat yang membutuhkan untuk mendapatkan sembako dengan harga terjangkau.
Mendag Enggar mengatakan pasar murah tersebut merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan untuk membantu masyarakat. Hasil penjualan pasar murah selalu disumbangkan ke pondok pesantren yang menjadi tempat penyelenggaran. Dengan begitu, para pengusaha turut berkontribusi membantu pondok-pondok pesantren.
"Kami mengapresiasi upaya dan sinergi yang baik antara Pemerintah Daerah, Kementerian Pertanian, Bulog, Satgas Pangan, Bank Indonesia, serta para pelaku usaha. Sehingga harga dan ketersediaan bapok pada puasa dan Lebaran tahun ini kembali dapat dikendalikan dan dijaga stabilitasnya," ungkap Mendag di Jakarta, Kamis (5/7/2018).
Keberhasilan ini, lanjutnya, juga tercermin dari tingkat inflasi kelompok bahan makanan di bulan Mei dan Juni 2018 yang terkendali. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, inflasi kelompok bahan makanan pada Mei dan Juni 2018 tercatat 0,21% dan 0,88%, masih mencerminkan kondisi yang terjaga dan terkendali. Di tahun 2017, tingkat inflasi kelompok bahan makanan juga terkendali dengan 0,86% di bulan Mei dan 0,69% di bulan Juni.
Menurutnya, sinergi ini telah mampu menghasilkan inflasi terendah dalam lima tahun terakhir. Bila membandingkan periode puasa dalam empat tahun terakhir, tingkat inflasi khususnya di kelompok bahan makanan cenderung turun.
"Tingkat inflasi nasional di bulan Juni 2018 tercatat sebesar 0,59%. Nilai ini lebih rendah dari tingkat inflasi nasional bulan Juni 2017 yang sebesar 0,69%," jelasnya.
Sinergi dengan Pelaku Usaha
Kemendag menggandeng erat asosiasi dan pelaku usaha untuk memastikan pasokan bapok lancar dan harganya terjaga dengan baik. Saat pasokan ayam berkurang yang mengakibatkan kenaikan harga ayam bulan lalu, Kemendag bersinergi dengan integrator untuk menggelontorkan pasokan daging ayam sehingga harga dapat ditekan.
Selain itu, selama dua tahun terakhir, Kemendag telah bersinergi dengan perusahaan, asosiasi, dan pondok-pondok pesantren di seluruh Indonesia untuk menggelar pasar murah. Pasar murah tersebut menjual paket sembako murah yang dijual di bawah harga pasar. Tujuannya agar membantu masyarakat yang membutuhkan untuk mendapatkan sembako dengan harga terjangkau.
Mendag Enggar mengatakan pasar murah tersebut merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan untuk membantu masyarakat. Hasil penjualan pasar murah selalu disumbangkan ke pondok pesantren yang menjadi tempat penyelenggaran. Dengan begitu, para pengusaha turut berkontribusi membantu pondok-pondok pesantren.
(ven)