Rupiah Kian Melemah 53 Poin Menjadi Rp14.438/USD
A
A
A
JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Kamis (12/7/2018) kian melemah. Berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah dibuka melemah 30 poin atau 0,21% di level Rp14.415 per USD.
Nilai tukar semakin menukik pada pukul 10.30 WIB, dengan jatuh 53 poin atau 0,37% menjadi Rp14.438 per USD. Sementara pada perdagangan kemarin, mata uang NKRI ditutup turun 18 poin atau 0,13% di level Rp14.385 per USD.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia mencatat, rupiah pada Kamis ini berada di Rp14.435 per USD, terdepresiasi 44 poin dari level Rp14.391 per USD pada Rabu kemarin.
Keperkasaan dolar seiring dengan ekonomi Amerika Serikat yang semakin kuat, begitu pula suku bunga The Fed yang akan terus dinaikkan. Kemarin, pemerintah AS mengumumkan harga produsen menguat pada Juni, dengan kenaikan biaya layanan dan kendaraan bermotor mengarah kepada peningkatan terbesar dalam 6 1/2 tahun.
Alhasil ini berdampak pada indeks USD terhadap enam mata uang utama. Melansir dari Reuters, Kamis (12/7), indeks USD naik 0,04% menjadi 94,769. Dolar pun naik 0,1% terhadap yen menjadi 112,07 yen, level tertinggi sejak 10 Januari 2018. Membuat euro melemah menjadi USD1,1675 per EUR.
Data ekonomi AS yang kuat menegaskan kembali harapan bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga dua kali lagi pada tahun ini. "Perekonomian dunia berada dalam kondisi yang layak dan ekonomi AS sangat kuat, yang berarti suku bunga akan terus dinaikkan. Investor berfokus pada tanda-tanda kekuatan ekonomi AS," kata Ayako Sera, ahli strategi pasar di Sumitomo Mitsui Trust Bank.
Nilai tukar semakin menukik pada pukul 10.30 WIB, dengan jatuh 53 poin atau 0,37% menjadi Rp14.438 per USD. Sementara pada perdagangan kemarin, mata uang NKRI ditutup turun 18 poin atau 0,13% di level Rp14.385 per USD.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia mencatat, rupiah pada Kamis ini berada di Rp14.435 per USD, terdepresiasi 44 poin dari level Rp14.391 per USD pada Rabu kemarin.
Keperkasaan dolar seiring dengan ekonomi Amerika Serikat yang semakin kuat, begitu pula suku bunga The Fed yang akan terus dinaikkan. Kemarin, pemerintah AS mengumumkan harga produsen menguat pada Juni, dengan kenaikan biaya layanan dan kendaraan bermotor mengarah kepada peningkatan terbesar dalam 6 1/2 tahun.
Alhasil ini berdampak pada indeks USD terhadap enam mata uang utama. Melansir dari Reuters, Kamis (12/7), indeks USD naik 0,04% menjadi 94,769. Dolar pun naik 0,1% terhadap yen menjadi 112,07 yen, level tertinggi sejak 10 Januari 2018. Membuat euro melemah menjadi USD1,1675 per EUR.
Data ekonomi AS yang kuat menegaskan kembali harapan bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga dua kali lagi pada tahun ini. "Perekonomian dunia berada dalam kondisi yang layak dan ekonomi AS sangat kuat, yang berarti suku bunga akan terus dinaikkan. Investor berfokus pada tanda-tanda kekuatan ekonomi AS," kata Ayako Sera, ahli strategi pasar di Sumitomo Mitsui Trust Bank.
(ven)