Garuda Indonesia Mulai Terbangkan 107.959 Calon Jemaah Haji
A
A
A
JAKARTA - Maskapai nasional Garuda Indonesia pada hari ini, Selasa (17/7/2018) memulai pelaksanaan penerbangan musim Haji 2018/1439 H. Layanan penerbangan haji tersebut ditandai dengan keberangkatan kloter pertama yang dilaksanakan secara serentak di 5 embarkasi dari total 9 embarkasi yang dilayani.
Kelima embarkasi tersebut yaitu Jakarta, Solo, Padang, Lombok dan Makassar. Sementara penerbangan kloter pertama untuk 4 embarkasi lainnya, yaitu embarkasi Balikpapan, Medan, Aceh, dan Banjarmasin akan mulai diberangkatan pada 19 Juli 2018 hingga 27 Juli 2018.
Adapun pelepasan kloter pertama calon jemaah haji tersebut direncanakan akan dilaksanakan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Puan Maharani, bersama-sama dengan aparatur layanan Haji lainnya seperti Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, Direktorat Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI bersama-sama dengan Direktur Niaga Domestik Garuda Indonesia, Nina Sulistiyowati di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.
"Pada pelaksanaan penerbangan musim haji tahun 2018/ 1439H ini, Garuda Indonesia memulai fase keberangkatan (Fase I) pada tanggal 17 Juli 2018 – 29 Juli 2018 untuk gelombang 1, sedangkan gelombang 2 akan dimulai tanggal 30 Juli 2018-15 Agustus 2018," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N. Mansury di Jakarta, Selasa (17/7/2018).
Sementara penerbangan haji Fase Kepulangan (Fase II) dimulai pada tanggal 27 Agustus 2018-8 September 2018 untuk gelombang 1, sedangkan gelombang 2 dimulai tanggal 9-26 September 2018. Adapun pada penerbangan Haji tahun 2018/1439 H ini, Garuda Indonesia akan menerbangkan sebanyak 107.959 calon jemaah.
Keseluruhan 107.959 calon jemaah Indonesia tersebut akan diberangkatkan melalui 278 kelompok terbang (kloter) dari 9 embarkasi, di antaranya yaitu Banda Aceh (4.448 jemaah, 12 kloter), Medan (8.466 jemaah, 22 kloter), Padang (6.349 jemaah, 16 kloter), Jakarta (22.784, 58 kloter), Solo (34.112 jemaah, 95 kloter)Balikpapan (5.792 jemaah, 13 kloter), Makassar (15.911 jemaah, 35 kloter), Lombok (4.564 jemaah, 10 kloter) dan Banjarmasin (5.533 jemaah, 17 kloter)
Pada tahun 2018 ini Garuda Indonesia menyiapkaan sebanyak 14 pesawat haji yang terdiri dari tiga pesawat B747-400, lima pesawat B777-300ER, dan enam pesawat A330-300. Adapun pada tahun ini dari 14 pesawat berbadan lebar yang akan dioperasikan untuk operasional penerbangan haji tahun ini, 10 (sepuluh) di antaranya adalah pesawat milik Garuda, terdiri dari lima pesawat Boeing 777-300 ER dan lima pesawat Airbus A330-300.
Sedangkan 3 (tiga) armada B747-400 dan 1( satu) armada A330-300 merupakan pesawat sewa dari maskapai luar yang telah melalui proses pengadaan terbuka dan transparan yang mengedepankan prinsip Good Corporate Governance (GCG). Adapun pengumuman proses pengadaan sewa tersebut juga diumumkan disejumlah harian nasional dan internasional.
Selain itu, Garuda Indonesia pada tahun ini juga meningkatkan jumlah awak kabin haji menjadi 540 awak kabin (sebelumnya 506 awak kabin), dimana 25% di antaranya merupakan putra-putri daerah. Tujuan Garuda Indonesia merekrut awak kabin dari daerah-daerah embarkasi tersebut adalah merupakan bagian dari “pelayanan” Garuda Indonesia kepada para Jemaah-khususnya untuk mengatasi kendala komunikasi (bahasa), mengingat sebagian Jemaah hanya mampu berbahasa daerah.
Garuda Indonesia juga menyediakan akses information secara real time untuk jemaah dan keluarga yang ingin memantau update perkembangan operational waktu keberangkatan dan kedatangan setiap kloter haji. Adapun masyarakat dapat mengakses informasi tentang jadwal keberangkatan/kepulangan jemaah melalui website : http://www.haji-ga.com.
Dengan pengalaman panjang dan berbagai upaya peningkatan serta perbaikan yang terus dilakukan, Garuda Indonesia optimistis dapat memberikan kinerja terbaik dalam operasional penerbangan haji tahun ini; tentunya dengan mengedepankan aspek safety, on time performance (OTP), serta service excellence. Terlebih, Garuda Indonesia telah berhasil meng-upgrade sertifikasi pelayanan haji dari ISO 9001-2008 menjadi ISO 9001-2015.
“Adapun pada tahun lalu, tingkat ketepatan waktu (OTP) penerbangan haji Garuda Indonesia mencapai 98,20 persen pada Fase I (pemberangkatan) dan 96,00 persen pada Fase II (pemulangan), yang hingga tahun 2017 lalu merupakan pencapaian OTP terbaik sepanjang sejarah penerbangan haji Indonesia. Dari situ, Garuda Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam meningkatkan dan mempertahankan kinerja operasional penerbangan haji Garuda Indonesia," tutup Pahala.
Untuk keamanan dan kenyamanan para jemaah, Garuda Indonesia menghimbau - para jamaah agar tidak membawa barang-barang berbahaya (dangerous goods) ke pesawat, antara lain kompor minyak, gas LPG, korek api, senjata tajam, gunting panjang, hair-spray atau parfum dalam tabung semprot, dan lain-lain. Bila membawa barang barang elektronika, maka baterainya juga harus dilepas.
Garuda Indonesia juga meminta jamaah agar tidak menerima titipan barang dalam bentuk apapun dari orang lain untuk dibawa ke dalam pesawat. Hal ini perlu diingatkan kembali untuk mencegah adanya perbuatan yang tidak bertanggung jawab dari pihak-pihak tertentu, yang dapat mengancam keselamatan dan keamanan penerbangan.
Para jamaah juga diharapkan dapat mematuhi ketentuan yang disepakati antara Departemen Agama dan Garuda Indonesia, yaitu tidak membawa barang bawaan yang melebihi berat 32 Kg, baik saat keberangkatan menuju Jeddah atau Madinah maupun kepulangan ke Tanah Air, untuk kenyamanan dan keamanan para jemaah. Barang bawaan tersebut terdiri dari satu kopor, satu tas tentengan di kabin dan tas paspor.
Kelima embarkasi tersebut yaitu Jakarta, Solo, Padang, Lombok dan Makassar. Sementara penerbangan kloter pertama untuk 4 embarkasi lainnya, yaitu embarkasi Balikpapan, Medan, Aceh, dan Banjarmasin akan mulai diberangkatan pada 19 Juli 2018 hingga 27 Juli 2018.
Adapun pelepasan kloter pertama calon jemaah haji tersebut direncanakan akan dilaksanakan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Puan Maharani, bersama-sama dengan aparatur layanan Haji lainnya seperti Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, Direktorat Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI bersama-sama dengan Direktur Niaga Domestik Garuda Indonesia, Nina Sulistiyowati di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.
"Pada pelaksanaan penerbangan musim haji tahun 2018/ 1439H ini, Garuda Indonesia memulai fase keberangkatan (Fase I) pada tanggal 17 Juli 2018 – 29 Juli 2018 untuk gelombang 1, sedangkan gelombang 2 akan dimulai tanggal 30 Juli 2018-15 Agustus 2018," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N. Mansury di Jakarta, Selasa (17/7/2018).
Sementara penerbangan haji Fase Kepulangan (Fase II) dimulai pada tanggal 27 Agustus 2018-8 September 2018 untuk gelombang 1, sedangkan gelombang 2 dimulai tanggal 9-26 September 2018. Adapun pada penerbangan Haji tahun 2018/1439 H ini, Garuda Indonesia akan menerbangkan sebanyak 107.959 calon jemaah.
Keseluruhan 107.959 calon jemaah Indonesia tersebut akan diberangkatkan melalui 278 kelompok terbang (kloter) dari 9 embarkasi, di antaranya yaitu Banda Aceh (4.448 jemaah, 12 kloter), Medan (8.466 jemaah, 22 kloter), Padang (6.349 jemaah, 16 kloter), Jakarta (22.784, 58 kloter), Solo (34.112 jemaah, 95 kloter)Balikpapan (5.792 jemaah, 13 kloter), Makassar (15.911 jemaah, 35 kloter), Lombok (4.564 jemaah, 10 kloter) dan Banjarmasin (5.533 jemaah, 17 kloter)
Pada tahun 2018 ini Garuda Indonesia menyiapkaan sebanyak 14 pesawat haji yang terdiri dari tiga pesawat B747-400, lima pesawat B777-300ER, dan enam pesawat A330-300. Adapun pada tahun ini dari 14 pesawat berbadan lebar yang akan dioperasikan untuk operasional penerbangan haji tahun ini, 10 (sepuluh) di antaranya adalah pesawat milik Garuda, terdiri dari lima pesawat Boeing 777-300 ER dan lima pesawat Airbus A330-300.
Sedangkan 3 (tiga) armada B747-400 dan 1( satu) armada A330-300 merupakan pesawat sewa dari maskapai luar yang telah melalui proses pengadaan terbuka dan transparan yang mengedepankan prinsip Good Corporate Governance (GCG). Adapun pengumuman proses pengadaan sewa tersebut juga diumumkan disejumlah harian nasional dan internasional.
Selain itu, Garuda Indonesia pada tahun ini juga meningkatkan jumlah awak kabin haji menjadi 540 awak kabin (sebelumnya 506 awak kabin), dimana 25% di antaranya merupakan putra-putri daerah. Tujuan Garuda Indonesia merekrut awak kabin dari daerah-daerah embarkasi tersebut adalah merupakan bagian dari “pelayanan” Garuda Indonesia kepada para Jemaah-khususnya untuk mengatasi kendala komunikasi (bahasa), mengingat sebagian Jemaah hanya mampu berbahasa daerah.
Garuda Indonesia juga menyediakan akses information secara real time untuk jemaah dan keluarga yang ingin memantau update perkembangan operational waktu keberangkatan dan kedatangan setiap kloter haji. Adapun masyarakat dapat mengakses informasi tentang jadwal keberangkatan/kepulangan jemaah melalui website : http://www.haji-ga.com.
Dengan pengalaman panjang dan berbagai upaya peningkatan serta perbaikan yang terus dilakukan, Garuda Indonesia optimistis dapat memberikan kinerja terbaik dalam operasional penerbangan haji tahun ini; tentunya dengan mengedepankan aspek safety, on time performance (OTP), serta service excellence. Terlebih, Garuda Indonesia telah berhasil meng-upgrade sertifikasi pelayanan haji dari ISO 9001-2008 menjadi ISO 9001-2015.
“Adapun pada tahun lalu, tingkat ketepatan waktu (OTP) penerbangan haji Garuda Indonesia mencapai 98,20 persen pada Fase I (pemberangkatan) dan 96,00 persen pada Fase II (pemulangan), yang hingga tahun 2017 lalu merupakan pencapaian OTP terbaik sepanjang sejarah penerbangan haji Indonesia. Dari situ, Garuda Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam meningkatkan dan mempertahankan kinerja operasional penerbangan haji Garuda Indonesia," tutup Pahala.
Untuk keamanan dan kenyamanan para jemaah, Garuda Indonesia menghimbau - para jamaah agar tidak membawa barang-barang berbahaya (dangerous goods) ke pesawat, antara lain kompor minyak, gas LPG, korek api, senjata tajam, gunting panjang, hair-spray atau parfum dalam tabung semprot, dan lain-lain. Bila membawa barang barang elektronika, maka baterainya juga harus dilepas.
Garuda Indonesia juga meminta jamaah agar tidak menerima titipan barang dalam bentuk apapun dari orang lain untuk dibawa ke dalam pesawat. Hal ini perlu diingatkan kembali untuk mencegah adanya perbuatan yang tidak bertanggung jawab dari pihak-pihak tertentu, yang dapat mengancam keselamatan dan keamanan penerbangan.
Para jamaah juga diharapkan dapat mematuhi ketentuan yang disepakati antara Departemen Agama dan Garuda Indonesia, yaitu tidak membawa barang bawaan yang melebihi berat 32 Kg, baik saat keberangkatan menuju Jeddah atau Madinah maupun kepulangan ke Tanah Air, untuk kenyamanan dan keamanan para jemaah. Barang bawaan tersebut terdiri dari satu kopor, satu tas tentengan di kabin dan tas paspor.
(akr)