Koperasi Tumbuh Berkualitas Usai Empat Tahun Reformasi Total
A
A
A
JAKARTA - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencanangkan program pemerataan pertumbuhan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan. Bukan pertumbuhan ekonomi yang hanya dinikmati sekelompok orang. Koperasi memiliki peran strategis untuk tujuan tersebut.
Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengatakan, guna meningkatkan peran koperasi dalam partumbuhan ekonomi, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM menjalankan Reformasi Total Koperasi melalui tiga langkah strategis, yakni Reorientasi, Rehabilitasi dan Pengembangan.
Tujuannya adalah mengembangkan koperasi secara berkualitas sebagai organisasi yang memberikan kesejahteraan kepada anggotanya dan kemanfaatan kepada masyarakat.
“Dalam empat tahun berjalannya Reformasi Total Koperasi, banyak penataan koperasi yang berhasil dilaksanakan, baik terhadap para penggerak koperasi, masyarakat dan kelembagaan koperasi itu sendiri. Masyarakat mulai menyadari bahwa kualitas koperasi adalah yang terpenting, bukan mengejar kuantitas lembaga koperasi,” kata Puspayoga.
Langkah strategi melalui Reformasi Total Koperasi telah membuahkan hasil. Berdasarkan data yang diolah Kemenkop UKM dari data BPS, kontribusi PDB koperasi terhadap PDB nasional terus meningkat. Tahun 2014, PDB koperasi hanya 1,71% meningkat menjadi 3,99% tahun 2016, dan tahun 2017 naik lagi menjadi 4,48%. “Ini menunjukkan koperasi tumbuh sehat dan terus berkembang secara berkualitas,” kata Puspayoga.
Ketiga langkah Reformasi Total Koperasi tersebut dilakukan secara paralel dan berkesinambaungan. Reorientasi Koperasi ditandai oleh perubahan paradigma dari kuantitas menjadi koperasi berkualitas dan berdaya saing tinggi. Rehabilitasi menjadi tonggak terhadap perbaikan database koperasi dengan Online Database System (ODS) untuk menghasilkan data koperasi yang akurat dan aktif.
Setelah melalui pendataan ODS jumlah koperasi tahun 2014 sebanyak 212.570 unit, telah berkurang menjadi 152.714 unit. Sebanyak 40.103 dibubarkan karena tidak aktif lagi. Dari jumlah koperasi yang aktif, sebanyak 80.008 melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT), tapi masih ada koperasi aktif tapi tidak RAT sebanyak 72.706 unit.
“Saya harap pemerintah daerah ikut mendorong koperasi yang aktif namun tidak melaksanakan RAT dapat menyelenggarakan RAT sehingga koperasi-koperasi di daerahnya menjadi berkualitas,” kata Menteri Puspayoga.
Melalui langkah pengembangan, di masa kini dapat dilihat sangat banyak koperasi yang berhasil bertransformasi hingga menjadi badan usaha berdaya saing tinggi, antara lain Kospin Jasa. Kospin Jasa merupakan koperasi pertama yang berhasil menjadi penyalur KUR. Kemudian Kopsin Jasa juga koperasi pertama yang berhasil mencatatkan anak usahanya PT JMA Syariah di Bursa Efek Indonesia.
Selain itu, Koperasi Karyawan Telkomsel (Kisel) yang merupakan contoh koperasi modern yang telah memiliki 5 anak perusahaan bergerak di 3 sektor bisnis utama, yakni Slaes & Channel, General Services, dan Telco Infrastructure Services. Kisel telah membuka 11 kantor wilayah dan 42 kantor cabang. Kisel membukukan omzet Rp6,4 triliun dan total set Rp1,09 triliun tahun 2017 dan membagikan SHU Rp63,7 miliar.
Contoh lainnya adalah KWSG atau Koperasi Warga Semen Gresik, salah satu koperasi yang berkembang menjadi lembaga multibisnis. Saat ini KWSG memiliki berbagai unit bisnis, pabrik fiber cement “Gress Board”, Ritel & Resto, Unit Simpan Pinjam, Perdagangan Umum, Ekspedisi dan Perdagangan Bahan Bangunan. Tahun 2017, KWSG mencatatkan pendapatan Rp2,5 triliun, dengan total aset Rp1,2 triliun serta membagikan SHU Rp7,4 miliar.
Menteri Puspayoga mengatakan, Kemenkop UKM konsisten melaksanakan Reformasi Total Koperasi dan mengajak semua gerakan koperasi dan pemerintah terus menjaga sinergi positif yang sudah terjalin selama ini sehingga koperasi menjadi kuat dan mampu meningkatkan peran dalam pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan masyarakat.
Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengatakan, guna meningkatkan peran koperasi dalam partumbuhan ekonomi, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM menjalankan Reformasi Total Koperasi melalui tiga langkah strategis, yakni Reorientasi, Rehabilitasi dan Pengembangan.
Tujuannya adalah mengembangkan koperasi secara berkualitas sebagai organisasi yang memberikan kesejahteraan kepada anggotanya dan kemanfaatan kepada masyarakat.
“Dalam empat tahun berjalannya Reformasi Total Koperasi, banyak penataan koperasi yang berhasil dilaksanakan, baik terhadap para penggerak koperasi, masyarakat dan kelembagaan koperasi itu sendiri. Masyarakat mulai menyadari bahwa kualitas koperasi adalah yang terpenting, bukan mengejar kuantitas lembaga koperasi,” kata Puspayoga.
Langkah strategi melalui Reformasi Total Koperasi telah membuahkan hasil. Berdasarkan data yang diolah Kemenkop UKM dari data BPS, kontribusi PDB koperasi terhadap PDB nasional terus meningkat. Tahun 2014, PDB koperasi hanya 1,71% meningkat menjadi 3,99% tahun 2016, dan tahun 2017 naik lagi menjadi 4,48%. “Ini menunjukkan koperasi tumbuh sehat dan terus berkembang secara berkualitas,” kata Puspayoga.
Ketiga langkah Reformasi Total Koperasi tersebut dilakukan secara paralel dan berkesinambaungan. Reorientasi Koperasi ditandai oleh perubahan paradigma dari kuantitas menjadi koperasi berkualitas dan berdaya saing tinggi. Rehabilitasi menjadi tonggak terhadap perbaikan database koperasi dengan Online Database System (ODS) untuk menghasilkan data koperasi yang akurat dan aktif.
Setelah melalui pendataan ODS jumlah koperasi tahun 2014 sebanyak 212.570 unit, telah berkurang menjadi 152.714 unit. Sebanyak 40.103 dibubarkan karena tidak aktif lagi. Dari jumlah koperasi yang aktif, sebanyak 80.008 melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT), tapi masih ada koperasi aktif tapi tidak RAT sebanyak 72.706 unit.
“Saya harap pemerintah daerah ikut mendorong koperasi yang aktif namun tidak melaksanakan RAT dapat menyelenggarakan RAT sehingga koperasi-koperasi di daerahnya menjadi berkualitas,” kata Menteri Puspayoga.
Melalui langkah pengembangan, di masa kini dapat dilihat sangat banyak koperasi yang berhasil bertransformasi hingga menjadi badan usaha berdaya saing tinggi, antara lain Kospin Jasa. Kospin Jasa merupakan koperasi pertama yang berhasil menjadi penyalur KUR. Kemudian Kopsin Jasa juga koperasi pertama yang berhasil mencatatkan anak usahanya PT JMA Syariah di Bursa Efek Indonesia.
Selain itu, Koperasi Karyawan Telkomsel (Kisel) yang merupakan contoh koperasi modern yang telah memiliki 5 anak perusahaan bergerak di 3 sektor bisnis utama, yakni Slaes & Channel, General Services, dan Telco Infrastructure Services. Kisel telah membuka 11 kantor wilayah dan 42 kantor cabang. Kisel membukukan omzet Rp6,4 triliun dan total set Rp1,09 triliun tahun 2017 dan membagikan SHU Rp63,7 miliar.
Contoh lainnya adalah KWSG atau Koperasi Warga Semen Gresik, salah satu koperasi yang berkembang menjadi lembaga multibisnis. Saat ini KWSG memiliki berbagai unit bisnis, pabrik fiber cement “Gress Board”, Ritel & Resto, Unit Simpan Pinjam, Perdagangan Umum, Ekspedisi dan Perdagangan Bahan Bangunan. Tahun 2017, KWSG mencatatkan pendapatan Rp2,5 triliun, dengan total aset Rp1,2 triliun serta membagikan SHU Rp7,4 miliar.
Menteri Puspayoga mengatakan, Kemenkop UKM konsisten melaksanakan Reformasi Total Koperasi dan mengajak semua gerakan koperasi dan pemerintah terus menjaga sinergi positif yang sudah terjalin selama ini sehingga koperasi menjadi kuat dan mampu meningkatkan peran dalam pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan masyarakat.
(akr)