Omaba Entaskan Gizi Buruk dan Beri Tambahan Ekonomi

Senin, 23 Juli 2018 - 00:07 WIB
Omaba Entaskan Gizi Buruk dan Beri Tambahan Ekonomi
Omaba Entaskan Gizi Buruk dan Beri Tambahan Ekonomi
A A A
Gizi buruk masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Hal ini umumnya terjadi pada anak-anak. Penyebabnya adalah kurangnya asupan makanan bergizi seimbang.Kasus balita penderita gizi buruk pun sempat menghantui Kecamatan Gedebage, Kota Bandung. Sebanyak 22 balita terindikasi kekurangan gizi dan hal itu merupakan angka yang tinggi se-kota Bandung pada waktu itu. Berkat usaha dari berbagai pihak, bencana gizi buruk dapat dientaskan bahkan mendatangkan nilai ekonomi.Vita Fatimah, Ketua Komite Kesehatan Cisaranten Kidul, tidak dapat berpangku tangan melihat kondisi balita yang menderita gizi buruk di lingkungannya. Vita menggagas Omaba (Ojek Makanan Balita) pada tahun 2012. Tercatat, 17 balita gizi buruk tersebut di antaranya ada di Cisaranten Kidul.Dalam program itu, Vita mengajak warga yang aktif berkegiatan di Puskesmas, Posyandu, PKK, dan berbagai kegiatan bermasyarakat lainnya turut mengatasi gizi buruk. Mereka sepakat untuk menangani kasus balita gizi buruk ini lewat sebuah program lengkap, mulai dari pembuatan masakan sehat hingga pengirimannya ke keluarga-keluarga miskin.Praktik membuat makanan sehat dilakukan di dapur rumah Vita. Belasan ibu rumah tangga bergantian memasak setiap hari. Setelah proses memasak selesai, giliran ibu-ibu lainnya bekerja. Dua ibu menjadi “tukang ojek” yang bergantian mengantarkan masakan sehat ke keluarga-keluarga miskin yang memiliki balita gizi buruk.Mereka pun harus memastikan masakan gratis yang mereka antarkan itu dikonsumsi oleh anak penderita gizi buruk. Tak jarang, mereka membantu para orangtua untuk menyuapi si anak. Dalam proses tersebut ada hal penting dilakukan yaitu disiplin evaluasi. Secara berkala, dilakukan pengecekan berat badan dan tinggi badan balita penderita gizi buruk.Dian Hapsari Firasati, Unit Manager Communication & CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) III, menjelaskan, program Omaba tidak hanya mengatasi gizi buruk. Tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang pesat bagi warga Cisaranten Kidul.Capaian omset dapur Omaba mencapai Rp20 juta sebulan. "Sekitar 5 persen profit penjualan disisihkan untuk program pengentasan gizi buruk," kata Dian.Terkait program ini, Terminal BBM (TBBM) Bandung Group Pertamina MOR III berinisiasi untuk memberikan pembinaan. Atas aksinya ini, pada tahun 2016 Presiden Joko Widodo, memberikan apresiasi yang diserahkan di Istana Negara.
(akn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5869 seconds (0.1#10.140)