Dermaga Eksekutif Solusi Peningkatan Layanan Penumpang

Selasa, 24 Juli 2018 - 09:32 WIB
Dermaga Eksekutif Solusi...
Dermaga Eksekutif Solusi Peningkatan Layanan Penumpang
A A A
CILEGON - Pembangunan dermaga eksekutif di Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Bakauheni yang menelan biaya hingga Rp500 miliar ditarget selesai pada 2018.

Sarana itu dibangun dan dikelola oleh sinergi BUMN, yaitu PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), PT PP (Persero) Tbk, dan PT Patra Jasa. K ehadiran dermaga eksekutif tersebut diharapkan akan menjadi solusi penataan pelabuhan dalam melayani penumpang dan mobil pribadi (golongan I) dengan tarif khusus.

Proyek dermaga eksekutif Pelabuhan Merak dibangun di atas lahan seluas 41.803 meter persegi, sementara Pelabuhan Bakauheni di atas lahan seluas 48.446 meter persegi. Dermaga eksekutif itu pada dasarnya dibangun untuk melayani penumpang dan kendaraan kecil. Karena itu, nanti akan ada pemisahan jalur masuk antara penumpang dan kendaraan kecil dengan kendaraan besar seperti truk.

Di sana juga diadakan boarding lounge, valet parking, serta ritel makanan dan minuman. Adapun waktu bongkar muat (port time) ditetapkan maksimal 45 menit. Dengan layanan khusus ini, maka berlaku tarif berbeda. Namun, bagi pengguna jasa reguler tetap bisa menikmati pelayanan tarif reguler di dermaga 1-5. Untuk kapal yang beroperasi di dermaga eksekutif juga memiliki standar kecepatan kapal minimal 15 knot.

Selain itu, ada kabin VIP dan Eksekutif yang menyediakan reclining seat, AC, toilet, live music, bar atau kantin, serta musala. Terpenting, waktu pelayaran (sailing time) dari Merak menuju Bakauheni maksimal 1 jam.

Layanan dermaga eksekutif ini tidak hanya dapat dinikmati oleh pengguna jasa yang ingin menyeberang, tetapi beragam fasilitas komersial dan gaya hidup juga dapat dinikmati oleh pengunjung nonpenyeberangan. Plt Kepala Dinas Perhubungan Herdi Jauhari mengatakan, dengan penambahan dermaga VI yang merupakan dermaga eksekutif di Pelabuhan Merak, tentu itu akan meningkatkan pelayanan bagi penyeberangan orang dan barang dari Pulau Jawa ke Sumatera atau sebaliknya.

“Kami sangat menyambut baik pembangunan dermaga ini. Karena akan meningkatkan kapas angkut,” kata Herdi, kemarin. Menurutnya, saat ini jumlah kapal yang beroperasi sudah banyak. Apalagi kapal yang beroperasi itu adalah kapalkapal besar.

“Dengan adanya kapal besar ini, kami harap tidak ada lagi penumpukan kendaraan di Pelabuhan Merak,“ ujarnya. Pelabuhan Merak akan menjadi kawasan transportasi terintegari, karena ke depan Jalan Tol Jakarta-Merak akan langsung tersambung ke kawasan Pelabuhan Merak. “Jadi, tiket masuk kapal akan langsung di pintu keluar tol. Kemungkinan pembangunan ini akan berlangsung satu atau dua tahun ke depan,” kata dia.

Tidak hanya jalan tol, jalur kereta api yang saat ini ada, yakni Stasiun Merak berada di tengah Kawasan Pelabuhan Merak, akan dimundurkan hingga berada di Terminal Terpadu Merak (TTM). Untuk masalah pemunduran Stasiun Merak masih memproses izin lahan dengan Pemerintah Kota Cilegon. “Masalah pengalihan aset belum selesai untuk pembangunan terminal,” kata Herdi.

Menurut Herdi, di dunia transportasi modern dikenal istilah transit oriented development (TOD), yaitu suatu konsep pembangunan transportasi yang bersinergi dengan tata ruang guna mengakomodasi pertumbuhan baru dengan memperkuat lingkungan tempat tinggal dan perluasan pilihan maupun manfaat melalui optimalisasi jaringan angkutan umum massal, seperti bus dan kereta api sehingga mempermudah warga kota mengakses sumber daya kota.

“Nah, Pelabuhan Merak akan menjadi kawasan TOD,” katanya. Dengan adanya enam dermaga di Pelabuhan Merak, menurut Herdi akan bisa bertambah mengikuti pertumbuhan masyarakat. Namun, saat ini pelayanan Pelabuhan Merak sudah cukup maksimal.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9450 seconds (0.1#10.140)