Koran Sindo Berikan Apresiasi Inovasi yang Sukses
A
A
A
JAKARTA - Kesuksesan suatu perusahaan ditentukan dari seberapa besar kemampuan perusahaan tersebut dalam mencetak inovasi. Terlebih di era kompetitif seperti sekarang ini, inovasi menjadi syarat untuk menjadi yang terdepan. Meski demikian, tidak mudah untuk melahirkan inovasi yang mumpuni. Ide yang cemerlang ditambah eksekusi yang tepat menjadi sebuah keharusan.
Menyadari bahwa menciptakan sebuah inovasi adalah bukan pekerjaan mudah, maka Koran Sindo memberikan apresiasi bagi perusahaan-perusahaan yang mampu menciptakan inovasi yang tepat guna bagi perusahaannya dari berbagai bidang.
Peserta berjumlah 15 perusahaan dan berasal dari sektor beragam seperti asuransi, perbankan, ataupun properti. Proses penghargaan inovasi ini dimulai dari inventaris data kandidat sejak Juli 2017 hingga Juli 2018, kemudian dilanjutkan dengan analisa data sekunder pada Juni-Juli 2018. Setelah itu, peserta juga harus menyampaikan presentasi materi pada 24-25 Juli 2018, dan rangkaian acara ditutup dengan malam penganugerahan pada 30 Juli 2018.
Salah satu juri Head of Research Center and Case Clearing House, PPM School of Management Wahyu Setyobudi mengatakan, acara apresiasi dari Koran Sindo ini sangat penting untuk kemajuan bisnis di tanah air. Ada tiga catatan penting yang harus dilihat, yaitu acara apresiasi ini memberikan penghargaan atas karya inovatif yang diharapkan terus memotivasi industri untuk menghasilkan karya yang lebih baik di masa datang.
Setelah itu, juga dapat menjadi inspirasi buat insan bisnis di Indonesia yang membaca untuk menghasilkan karya yang serupa. Kemudian diharapkan dapat menjadi benchmark atau menetapkan standar bagi inovasi di perusahaan lain. "Peserta terlihat sangat antusias dan memberikan presentasi terbaik. Semoga hasilnya menjadi standar inovasi di Indonesia," ujar Wahyu di Jakarta, Selasa (24/7/2018).
Dia sangat mengapresiasi karena materi yang dipresentasikan sangat bervariasi. Sebagian juga menyampaikan secara lengkap, mulai dari latar belakang munculnya inovasi, proses penciptaan inovasi, pelaksanaan, hingga pengukuran dampaknya. Namun ada juga yang masih belum melengkapi presentasi dengan elemen penting tersebut.
Dirinya juga mengamati beberapa inovasi masih berorientasi internal semata. Ini artinya ide tersebut masih berfokus pada lingkup perusahaan, belum mengakomodasi suara pihak luar. Padahal untuk membangun sistem inovasi yang sustainable, collaborative network yang kuat perlu dibangun.
"Collaborative network ini antara lain dengan bekerjasama dengan pelanggan, asosiasi, supplier, akademisi, atau bahkan dengan pesaing sekalipun," ujarnya.
Wahyu juga berharap, pesertanya ke depan akan semakin banyak dan mencakup berbagai jenis industri dan perusahaan. "Selain itu juga, saya berkeinginan melihat inovasi yang bukan saja bisa dijalankan dengan baik sebagai proyek, namun juga menjadi sistem di perusahaan, sehingga terjamin keberlangsungannya di masa datang".
Salah satu peserta yaitu BNI Syariah menyampaikan inovasi terbarunya yaitu produk Wakaf Hasanah. Perseroan saat ini menjadi satu-satunya bank syariah yang dapat melayani wakaf dengan platform aplikasi dan website yang terintegrasi. Sejak diluncurkan pada November 2016 sampai saat ini, telah terhimpun dana wakaf melalui aplikasi dan website Wakaf Hasanah sebesar Rp6,6 miliar.
Corporate Secretary BNI Syariah Rima Dwi Permatasari mengatakan, pihak nasabah dan non nasabah menyambut baik layanan terbaru ini. Hal ini karena memberikan kemudahan masyarakat dalam berwakaf. Serta banyak yang mengapresiasi BNI Syariah karena peduli dengan wakaf, karena sampai saat ini BNI Syariah menjadi satu-satunya bank syariah yang dapat melayani wakaf. "Target penghimpuan Wakaf Hasanah sampai akhir tahun sebesar Rp20 miliar dengan 20.000 wakif," ujar Rima.
Sementara, Presiden Direktur PT FWD Life Indonesia Rudi Kamdani mengatakan, inovasi yang ditonjolkan adalah platform customer engagement yang dinamakan FWD Max. FWD Max merupakan program customer engagement dengan fitur lengkap yang diharapkan dapat mendukung dan membantu meningkatkan penetrasi asuransi.
Inovasi terbaru tersebut dapat diunduh di App Store (IOS) dan Play Store (Android). "Kami senang bisa mendapat kesempatan untuk bisa memperkenalkan FWD Max di depan para juri dan rekan rekan Koran Sindo. Diskusi dan pertanyaan yang disampaikan oleh para juri juga menjadi masukan bagi kami untuk terus berinovasi," ujar Rudi, Selasa (24/7).
Dia mengatakan, saat ini banyak dampak positif yang didapatkan dari inovasi terbaru perseroan, salah satunya engagement atau attachment antara nasabah dan FWD Life semakin meningkat. Saat ini, para agen juga dapat menggunakan FWD Max sebagai pintu pembuka saat memperkenalkan asuransi. "Selain itu, melalui aplikasi ini kita juga dapat melakukan remarketing untuk terus memperkenalkan dan mengingatkan akan pentingnya asuransi," ujarnya.
Menyadari bahwa menciptakan sebuah inovasi adalah bukan pekerjaan mudah, maka Koran Sindo memberikan apresiasi bagi perusahaan-perusahaan yang mampu menciptakan inovasi yang tepat guna bagi perusahaannya dari berbagai bidang.
Peserta berjumlah 15 perusahaan dan berasal dari sektor beragam seperti asuransi, perbankan, ataupun properti. Proses penghargaan inovasi ini dimulai dari inventaris data kandidat sejak Juli 2017 hingga Juli 2018, kemudian dilanjutkan dengan analisa data sekunder pada Juni-Juli 2018. Setelah itu, peserta juga harus menyampaikan presentasi materi pada 24-25 Juli 2018, dan rangkaian acara ditutup dengan malam penganugerahan pada 30 Juli 2018.
Salah satu juri Head of Research Center and Case Clearing House, PPM School of Management Wahyu Setyobudi mengatakan, acara apresiasi dari Koran Sindo ini sangat penting untuk kemajuan bisnis di tanah air. Ada tiga catatan penting yang harus dilihat, yaitu acara apresiasi ini memberikan penghargaan atas karya inovatif yang diharapkan terus memotivasi industri untuk menghasilkan karya yang lebih baik di masa datang.
Setelah itu, juga dapat menjadi inspirasi buat insan bisnis di Indonesia yang membaca untuk menghasilkan karya yang serupa. Kemudian diharapkan dapat menjadi benchmark atau menetapkan standar bagi inovasi di perusahaan lain. "Peserta terlihat sangat antusias dan memberikan presentasi terbaik. Semoga hasilnya menjadi standar inovasi di Indonesia," ujar Wahyu di Jakarta, Selasa (24/7/2018).
Dia sangat mengapresiasi karena materi yang dipresentasikan sangat bervariasi. Sebagian juga menyampaikan secara lengkap, mulai dari latar belakang munculnya inovasi, proses penciptaan inovasi, pelaksanaan, hingga pengukuran dampaknya. Namun ada juga yang masih belum melengkapi presentasi dengan elemen penting tersebut.
Dirinya juga mengamati beberapa inovasi masih berorientasi internal semata. Ini artinya ide tersebut masih berfokus pada lingkup perusahaan, belum mengakomodasi suara pihak luar. Padahal untuk membangun sistem inovasi yang sustainable, collaborative network yang kuat perlu dibangun.
"Collaborative network ini antara lain dengan bekerjasama dengan pelanggan, asosiasi, supplier, akademisi, atau bahkan dengan pesaing sekalipun," ujarnya.
Wahyu juga berharap, pesertanya ke depan akan semakin banyak dan mencakup berbagai jenis industri dan perusahaan. "Selain itu juga, saya berkeinginan melihat inovasi yang bukan saja bisa dijalankan dengan baik sebagai proyek, namun juga menjadi sistem di perusahaan, sehingga terjamin keberlangsungannya di masa datang".
Salah satu peserta yaitu BNI Syariah menyampaikan inovasi terbarunya yaitu produk Wakaf Hasanah. Perseroan saat ini menjadi satu-satunya bank syariah yang dapat melayani wakaf dengan platform aplikasi dan website yang terintegrasi. Sejak diluncurkan pada November 2016 sampai saat ini, telah terhimpun dana wakaf melalui aplikasi dan website Wakaf Hasanah sebesar Rp6,6 miliar.
Corporate Secretary BNI Syariah Rima Dwi Permatasari mengatakan, pihak nasabah dan non nasabah menyambut baik layanan terbaru ini. Hal ini karena memberikan kemudahan masyarakat dalam berwakaf. Serta banyak yang mengapresiasi BNI Syariah karena peduli dengan wakaf, karena sampai saat ini BNI Syariah menjadi satu-satunya bank syariah yang dapat melayani wakaf. "Target penghimpuan Wakaf Hasanah sampai akhir tahun sebesar Rp20 miliar dengan 20.000 wakif," ujar Rima.
Sementara, Presiden Direktur PT FWD Life Indonesia Rudi Kamdani mengatakan, inovasi yang ditonjolkan adalah platform customer engagement yang dinamakan FWD Max. FWD Max merupakan program customer engagement dengan fitur lengkap yang diharapkan dapat mendukung dan membantu meningkatkan penetrasi asuransi.
Inovasi terbaru tersebut dapat diunduh di App Store (IOS) dan Play Store (Android). "Kami senang bisa mendapat kesempatan untuk bisa memperkenalkan FWD Max di depan para juri dan rekan rekan Koran Sindo. Diskusi dan pertanyaan yang disampaikan oleh para juri juga menjadi masukan bagi kami untuk terus berinovasi," ujar Rudi, Selasa (24/7).
Dia mengatakan, saat ini banyak dampak positif yang didapatkan dari inovasi terbaru perseroan, salah satunya engagement atau attachment antara nasabah dan FWD Life semakin meningkat. Saat ini, para agen juga dapat menggunakan FWD Max sebagai pintu pembuka saat memperkenalkan asuransi. "Selain itu, melalui aplikasi ini kita juga dapat melakukan remarketing untuk terus memperkenalkan dan mengingatkan akan pentingnya asuransi," ujarnya.
(tjs)