China Tekankan Tak Ada Pemenang Dalam Perang Dagang Global

Kamis, 26 Juli 2018 - 14:23 WIB
China Tekankan Tak Ada...
China Tekankan Tak Ada Pemenang Dalam Perang Dagang Global
A A A
JOHANNESBURG - China mengatakan kepada negara-negara berkembang bahwa tidak akan ada pemenang dalam perang perdagangan global. Presiden China Xi Jinping juga meminta Brazil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan (BRICS) untuk menolak kebijakan dagang proteksionisme.

Sementara Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa juga memperingatkan dampak dari ancaman tarif tinggi yang diusung oleh Presiden AS Donald Trump terhadap negara berkembang. Hal tersebut disampaikan dalam pertemuan tiga hari para pemimpin BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan.

Negara-negara BRICS terdiri dari lebih 40% dari populasi global, tetapi tidak pernah bekerja sebagai blok ekonomi terkoordinasi. "Kita harus tegas dalam menolak unilateralisme. Perang dagang global harus ditolak karena tidak akan ada pemenang," ujar Xi saat upacara pembukaan.

"Unilateralisme dan proteksionisme semakin memuncak, menimbulkan pukulan keras bagi multilateralisme. Tiongkok (China) akan terus mengembangkan diri dengan pintu terbuka lebar," paparnya.

Dampak Tambahan Perang Dagang

Xi juga menerangkan kebangkitan kolektif dari pasar negara berkembang dan negara berkembang itu sendiri. Menurutnya hal ini "tidak dapat dihentikan dan akan membuat pembangunan global lebih seimbang". Sementara Pekan lalu, Presiden Trump mengatakan dia siap untuk mengenakan tarif atas semua barang yang diimpor dari China.

Tercatat ancaman Trump tersebut senilai USD500 miliar. Sedangkan Ramaphosa menambahkan, mengaku prihatin dengan langkah tambahan sepihak yang tidak sesuai dengan aturan Organisasi Perdagangan Dunia. "Dikhawatirkan langkah-langkah ini bakal berdampak, terutama kepada negara-negara berkembang," sambungnya.

Menteri Perdagangan Afrika Selatan Rob Davies juga mengutarakan, banyak negara yang terbebani oleh tarif tinggi AS untuk komoditas baja dan aluminium. Dia mengatakan 7.000 orang Afrika Selatan bekerja dalam sektor tersebut yang dipengaruhi oleh tarif logam dan upaya untuk mendapatkan pengecualian dari pemerintah AS tidak berhasil.

22 negara tambahan mengambil bagian dalam pertemuan puncak pekan ini, 19 di antaranya dari Afrika. Setelah upacara pembukaan, Presiden Ramaphosa mengumumkan bahwa China telah menjanjikan investasi senilai USD14.7 miliar ke Afrika Selatan.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8827 seconds (0.1#10.140)