Merauke Cetak Sawah Baru Hampir 8.000 Hektare
A
A
A
JAKARTA - Sejak Kabupaten Merauke ditetapkan sebagai sentra produksi beras di Provinsi Papua, Kementerian Pertanian giat melaksanakan cetak sawah baru. Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) Indah Megahwati mengatakan, sejak 2015 hingga saat ini, Kementan telah mencetak lahan sawah baru di Kabupaten Merauke mendekati 8.000 hektare (ha). Rinciannya pada 2015 sebanyak 2.115 ha, 2016 sekitar 2.000 ha, 2017 3.000 ha dan 2018 sebesar 800 ha.
Peneliti Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) Yiyi Sulaeman mengatakan, potensi lahan untuk pengembangan padi sawah di Kabupaten Merauke cukup besar.
"Lahan yang sesuai untuk pengembangan padi sawah sekitar 2,69 juta ha, masing-masing cukup sesuai (S2) 1,24 juta ha dan sisanya sesuai marginal (S3) sekitar 1,45 juta ha," Yiyi menambahkan, Selasa (31/7/2018).
Selanjutnya, Yiyi menjelaskan bahwa lahan tersebut terletak di kawasan areal penggunaan lain (APL) sekitar 285,58 ribu ha, hutan produksi (HP) sekitar 755,34 ribu ha, hutan produksi konversi (HPK) sekitar 827,21 ribu ha, dan kawasan hutan lainnya sekitar 826,84 ribu ha.
"Untuk langkah awal, kawasan APL 285,58 ribu ha dapat segera dibuka sambil menunggu proses perizinan penggunaan kawasan HPK untuk lahan pertanian dari Kementerian LHK," ujar Yiyi.
Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Papua, Muhammad Thamrin mengatakan produktivitas gabah rata-rata di Kabupaten Merauke sekitar 4,5 ton per hektare.
"Sesungguhnya potensi produksi padi di Kabupaten Merauke cukup tinggi," kata Tahmrin. Hal ini kata dia, terbukti dari demplot BPTP tahun 2017 dengan teknologi JARWO SUPER (varietas INPARI 32, pemupukan berimbang, penggunaan alsintan, dan lain-lain) mampu menghasilkan lebih 8 ton per ha.
Thamrin menambahkan bahwa produktivitas lahan sawah baru di Merauke masih relatif rendah, yaitu sekitar 4 ton per ha. Selain itu, indeks pertanaman padinya juga masih rendah, yaitu IP 100.
"Bila IP padi ditingkatkan menjadi 200 dengan penambahan irigasi suplemen di musim kemarau, maka pencetakan lahan sawah baru 7.915 ha akan meningkatkan produksi gabah tiap tahun sekitar 63 ribu ton gabah," kata Thamrin.
Peneliti Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) Yiyi Sulaeman mengatakan, potensi lahan untuk pengembangan padi sawah di Kabupaten Merauke cukup besar.
"Lahan yang sesuai untuk pengembangan padi sawah sekitar 2,69 juta ha, masing-masing cukup sesuai (S2) 1,24 juta ha dan sisanya sesuai marginal (S3) sekitar 1,45 juta ha," Yiyi menambahkan, Selasa (31/7/2018).
Selanjutnya, Yiyi menjelaskan bahwa lahan tersebut terletak di kawasan areal penggunaan lain (APL) sekitar 285,58 ribu ha, hutan produksi (HP) sekitar 755,34 ribu ha, hutan produksi konversi (HPK) sekitar 827,21 ribu ha, dan kawasan hutan lainnya sekitar 826,84 ribu ha.
"Untuk langkah awal, kawasan APL 285,58 ribu ha dapat segera dibuka sambil menunggu proses perizinan penggunaan kawasan HPK untuk lahan pertanian dari Kementerian LHK," ujar Yiyi.
Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Papua, Muhammad Thamrin mengatakan produktivitas gabah rata-rata di Kabupaten Merauke sekitar 4,5 ton per hektare.
"Sesungguhnya potensi produksi padi di Kabupaten Merauke cukup tinggi," kata Tahmrin. Hal ini kata dia, terbukti dari demplot BPTP tahun 2017 dengan teknologi JARWO SUPER (varietas INPARI 32, pemupukan berimbang, penggunaan alsintan, dan lain-lain) mampu menghasilkan lebih 8 ton per ha.
Thamrin menambahkan bahwa produktivitas lahan sawah baru di Merauke masih relatif rendah, yaitu sekitar 4 ton per ha. Selain itu, indeks pertanaman padinya juga masih rendah, yaitu IP 100.
"Bila IP padi ditingkatkan menjadi 200 dengan penambahan irigasi suplemen di musim kemarau, maka pencetakan lahan sawah baru 7.915 ha akan meningkatkan produksi gabah tiap tahun sekitar 63 ribu ton gabah," kata Thamrin.
(ven)