Kontribusi Terhadap Ekonomi Meningkat, PDB Sektor Pertanian Melesat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Di tengah melemahnya perekonomian Indonesia akibat pandemi Covid-19, Produk Domestik Bruto (PDB) pertanian justru melesat positif hingga mencapai 16,24% pada kuartal II (Q to Q). Bahkan, catatan dari tahun ke tahun (Y on Y), sektor pertanian tetap mampu tumbuh positif hingga 2,19%. Pertumbuhan sektor pertanian sekaligus membuat kontribusinya terhadap ekonomi nasional terus meningkat.
“Kalau kita lihat sektor pertanian pada kuartal II/2019 itu adalah 13,57%, tapi pada kuartal II ini kontribusi sektor pertanian pada PDB meningkat menjadi 15,46%,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto di Jakarta, kemarin.
Menurut Suhariyanto, peningkatan sektor pertanian dipicu tanaman pangan mengalami pertumbuhan paling tinggi sebesar 9,23% sebagai akibat dari puncak panen padi yang terjadi pada kuartal II/2020. Diketahui, musim panen raya yang biasa jatuh pada Februari-Maret, tahun ini bergeser ke Maret-April dan panen juga terus terjadi pada Mei dan Juni yang masuk dalam termin kuartal II/2020. (Baca: Ini Biang Kerok Penyebab Bisnis BPR Alami Kebangkrutan)
Di samping itu, lanjut Suhariyanto, tanaman perkebunan juga mengalami pertumbuhan positif. Ini karena subsektor tersebut didorong peningkatan produksi kelapa sawit, kopi, dan tebu di beberapa sentra produksi. Kemudian ada juga ada peningkatan permintaan luar negeri untuk komoditas olahan kelapa sawit (CPO).
“Dari lima besar penyumbang ekonomi terbesar memang hanya sektor pertanian yang masih mencatat pertumbuhan. Sedangkan sektor industri, perdagangan, konstruksi dan pertambangan semuanya mengalami pertumbuhan negatif,” katanya.
Pengamat Pertanian Prof. Bustanul Arifin menilai pertumbuhan positif sektor pertanian khususnya subsektor tanaman pangan selain karena pergeseran musim tanam, patut diapresiasi juga karena di tengah pandemi Covid-19 Kementerian Pertanian (Kementan) terus bekerja bersama petani. Di tengah pandemi, Kementan terus gencar memberikan bantuan dan pendampingan sehingga aktivitas pertanian terus memberikan kontribusi terhadap ekonomi nasional karena produksi pangan tidak ada masalah. (Baca juga: Dua Buronan Kakap Asal Indonesia Ditangkap di Amerika Serikat)
“Pertanian menjadi sektor yang sebenarnya tidak terdampak oleh pandemi korona. Hal ini tentu juga ditopang keberpihakan pemerintah yang terus menyalurkan bantuan dan pendampingan kepada petani. Upaya peningkatan produksi terus dilakukan Kementan, salah satunya saat ini ada fasilitas KUR. Petani tidak lagi dimanjakan dengan bantuan, tapi sudah mengarah ke sesuatu yang mandiri,” ujar Bustanul di Jakarta, kemarin.
Oleh karena itu, Bustanul mengatakan tingginya kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 ini karena produktivitas pertanian khususnya tanaman pangan yang membaik sehingga walaupun hadirnya pandemi Covid-19 tidak berdampak buruk terhadap sektor pertanian. Apalagi, orientasinya tidak hanya pada produksi namun juga pemerintah terus mendorong peningkatan ekspor pertanian.
“Untuk itu, ke depan pemerintah harus memperhatikan kesejahteraan para petani sehingga persediaan pangan juga tercukupi dalam suasana pandemi Covid-19. Sektor pertanian memiliki peran sangat penting dan menentukan, baik dalam soal pangan maupun ekonomi. Oleh karena itu, jika pemerintah ingin meningkatkan bobot pertumbuhan ekonomi dan mengentaskan kemiskinan, sektor pertanian adalah kuncinya,” tuturnya. (Baca juga: Israel dan Hizbullah Saling Bantah Jadi Biang Ledakan di Beirut)
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Pusat, Winarno Tohir mengatakan pertumbuhan positif sektor pertanian tidak lepas dari upaya Kementan melalui terobosan pangan dimasa pandemi Covid-19. Menurutnya program pengembangan pangan pokok dan lokal yang menjadi strategi penyediaan pangan dinilai sangat sesuai dengan kondisi sekarang dan Kementan kini gencar melaksanakan program tersebut.
“Kalau kita lihat sektor pertanian pada kuartal II/2019 itu adalah 13,57%, tapi pada kuartal II ini kontribusi sektor pertanian pada PDB meningkat menjadi 15,46%,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto di Jakarta, kemarin.
Menurut Suhariyanto, peningkatan sektor pertanian dipicu tanaman pangan mengalami pertumbuhan paling tinggi sebesar 9,23% sebagai akibat dari puncak panen padi yang terjadi pada kuartal II/2020. Diketahui, musim panen raya yang biasa jatuh pada Februari-Maret, tahun ini bergeser ke Maret-April dan panen juga terus terjadi pada Mei dan Juni yang masuk dalam termin kuartal II/2020. (Baca: Ini Biang Kerok Penyebab Bisnis BPR Alami Kebangkrutan)
Di samping itu, lanjut Suhariyanto, tanaman perkebunan juga mengalami pertumbuhan positif. Ini karena subsektor tersebut didorong peningkatan produksi kelapa sawit, kopi, dan tebu di beberapa sentra produksi. Kemudian ada juga ada peningkatan permintaan luar negeri untuk komoditas olahan kelapa sawit (CPO).
“Dari lima besar penyumbang ekonomi terbesar memang hanya sektor pertanian yang masih mencatat pertumbuhan. Sedangkan sektor industri, perdagangan, konstruksi dan pertambangan semuanya mengalami pertumbuhan negatif,” katanya.
Pengamat Pertanian Prof. Bustanul Arifin menilai pertumbuhan positif sektor pertanian khususnya subsektor tanaman pangan selain karena pergeseran musim tanam, patut diapresiasi juga karena di tengah pandemi Covid-19 Kementerian Pertanian (Kementan) terus bekerja bersama petani. Di tengah pandemi, Kementan terus gencar memberikan bantuan dan pendampingan sehingga aktivitas pertanian terus memberikan kontribusi terhadap ekonomi nasional karena produksi pangan tidak ada masalah. (Baca juga: Dua Buronan Kakap Asal Indonesia Ditangkap di Amerika Serikat)
“Pertanian menjadi sektor yang sebenarnya tidak terdampak oleh pandemi korona. Hal ini tentu juga ditopang keberpihakan pemerintah yang terus menyalurkan bantuan dan pendampingan kepada petani. Upaya peningkatan produksi terus dilakukan Kementan, salah satunya saat ini ada fasilitas KUR. Petani tidak lagi dimanjakan dengan bantuan, tapi sudah mengarah ke sesuatu yang mandiri,” ujar Bustanul di Jakarta, kemarin.
Oleh karena itu, Bustanul mengatakan tingginya kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 ini karena produktivitas pertanian khususnya tanaman pangan yang membaik sehingga walaupun hadirnya pandemi Covid-19 tidak berdampak buruk terhadap sektor pertanian. Apalagi, orientasinya tidak hanya pada produksi namun juga pemerintah terus mendorong peningkatan ekspor pertanian.
“Untuk itu, ke depan pemerintah harus memperhatikan kesejahteraan para petani sehingga persediaan pangan juga tercukupi dalam suasana pandemi Covid-19. Sektor pertanian memiliki peran sangat penting dan menentukan, baik dalam soal pangan maupun ekonomi. Oleh karena itu, jika pemerintah ingin meningkatkan bobot pertumbuhan ekonomi dan mengentaskan kemiskinan, sektor pertanian adalah kuncinya,” tuturnya. (Baca juga: Israel dan Hizbullah Saling Bantah Jadi Biang Ledakan di Beirut)
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Pusat, Winarno Tohir mengatakan pertumbuhan positif sektor pertanian tidak lepas dari upaya Kementan melalui terobosan pangan dimasa pandemi Covid-19. Menurutnya program pengembangan pangan pokok dan lokal yang menjadi strategi penyediaan pangan dinilai sangat sesuai dengan kondisi sekarang dan Kementan kini gencar melaksanakan program tersebut.